Flashback
At yuna house
Prang
Suara vas terjatuh memenuhi ruang tengah keluarga yuna.
Saat itu ibu yuna terbangun akibat terganggu dengan vas itu.
Ibu yuna terkejut kala presensi nya mendapatkan orang asing berbadan kekar tengah mengendap endap masuk ke kediamannya, tidak hanya itu yang membuat nya terkejut, ia juga melihat sebuah pistol dan benda tajam berada di kantung celananya.
Ibu yuna pun pergi kekamar nya yang mendapatkan sang suami yg masih terlelap.
"Pa, bangun, ada penjahat masuk rumah kita pa" Ucap Ibu yuna menggoncang goncang tubuh suaminya.
"APA!" Pekik sang suami tanpa sadar, hingga sang istri membekap mulut suaminya.
"Ssssttt, kita harus membangunkan yuna papa." Bisik sang istri.
Brak
Prang
Ruangan depan tengah dihancurkan oleh pria berbadan kekar itu.
Ibu yuna dan suaminya dibuat kalang kabut kala itu.
"Sayang kau bersembunyi lah di kamar mandi, a-aku akan mengendap endap kekamar yuna, arra, te-tenanglah" Ujar sang suami mencoba menenangkan istrinya.
Ibu yuna mengangguk lalu bersembunyi dibilik toilet lalu menguncinya.
Ayah yuna mengendap endap masuk kekamar yuna,
Krieett
Pintu kamar yuna dibuka secara perlahan oleh sang ayah.
"Nak, bangun" Bisik sang ayah sambil menggoncang goncang tubuh putrinya.
Yuna yang merasa terusik pun membuka perlahan kedua matanya.
"Eoh? Appa? Sedang apa?" Tanya yuna.
"Ssttt jangan berisik, nak kau bersembunyi lah didalam lemari arraseo" Ucap ayah yuna setengah berbisik.
Prang
"Ayah suara apa itu?" Tanya yuna.
Ayah yuna tak menjawab dan langsung memaksa yuna masuk kedalam lemari hingga yuna menurut.
"Kau jangan keluar, jika ada pria berbadan kekar masuk kamarmu, jangan keluar, Arra, kau sudah besar, kau pasti mengerti" Kata ayah yuna tapi terlihat jelas dia sedang panik.
"N-ne" Ragu yuna saat menyebutkan dua huruf itu. Ia merasa sedang dalam bahaya.
Ayah yuna pun keluar dengan mengendap endap lagi setelah menutup lemari dan pintu kamar yuna.
Ayah yuna kembali kekamar dan menemukan sang istri yang tengah disodorkan pistol dikepalanya.
"Selamat malam tuan" Ucap salah satu pria itu.
Ayah yuna diam membantu, dengan keringat dingin bercucuran.
Dor
"TIDAKKKKK!" Teriak ayah yuna histeris, mendekati istrinya yang tergeletak dengan kepala yang mengeluarkan darah.
"Hiks~" Tangis ayah yuna memeluk istrinya.
Sedangkan dikamar yuna menutup mulutnya, dengan air mata yang membanjiri pipinya.
Yuna dapat mendengar jelas suara tembakan itu, dan teriakan sang ayah.
Yuna ingat akan perkataan ayahnya untuk tidak keluar dari lemari apapun yang terjadi, yuna menurutinya, walau rasa penasaran memenuhi pikiran nya.
Dan kini sang ayah tengah dibawah oleh pria² berbadan kekar itu meninggalkan mayat ibu yuna yang tergeletak dilantai dingin itu.
Brak
Pintu kamar yuna ditendang kasar oleh pria berbadan kekar lainnya, sebegitu banyak nya kah mereka?
"Sepertinya anak dari bapak tua itu sedang tidak dirumah" Ucap salah satu pria itu kepada pria yang satunya.
"Priksa kamar mandi nya" Balas pria itu, yang dituruti oleh pria satunya.
Brak
Lagi² pintu ditendang kasar tapi tidak dapat menemukan makhluk hidup disana.
Yuna sedari tadi menahan isak kan nya dengan menutup mulutnya rapat², walau air mata masih mengalir begitu deras.
Yuna begitu ketakutan didalam lemari itu, dia dapat melihat jelas atensi kedua pria berbadan kekar itu dari celah kecil pintu lemari yang jadi tempat persembunyiannya.
"Tidak ada" Teriak pria yang berada didalam kamar mandi.
"Kita cabut" Balas yang satunya dan pergi dari kamar yuna, lalu menutup pintu kamar yuna.
Saat sudah merasa aman yuna memeluk dirinya sendiri, dan menangis dalam diam.
Dia pun mengambil ponsel nya, yang berada disamping nya,
"Oh shit" Umpat yuna saat melihat baterai HP nya yang menunjukkan 3%
Dan pada saat itulah ia chatting yerin melalui aplikasi whatsapp.
Saat pada pesan terakhir yang yerin kirim, yuna hanya dapat membacanya saja, karena baterai HP nya sudah habis kala itu dan tak sempat untuk membalas nya.
Flasback end.
Yuna menceritakan semuanya kepada Sowon, yerin, dan sehun.
Yup! Sekarang yuna sedang berada dikontrakan yerin.
Yerin yang melihat yuna menangis lagi, langsung sigap memeluknya, entah sudah berapa kali yerin memeluk yuna.
Jam menunjukkan pukul 00.05 AM.
Yerin sudah tertidur bersama yuna disebelah nya, masih dengan posisi yerin memeluk yuna.
Yerin dan yuna tertidur tapi tidak untuk sehun dan Sowon.
Sehun tengah menelfon polisi untuk menyelidiki rumah yuna, lalu memanggil ambulans kerumah yuna untuk mengkeramasi mayat ibu yuna.
Karena lelah Sowon pun tertidur dibahu lebar milik sehun, sehun mah gak merasa risih, malah merasa senang dia.