육 (enam,)

7 1 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.





"Eh bin, sini deh"

Kata Sunwoo saat seobin baru pulang dari sekolah.



"Hm"

Kata seobin saat sampai di sofa, lalu ikut rebahan disamping Sunwoo.



"Lo inget nggak sama orang yang nabrak gwe di rumah sakit kemaren"

"Ya nggak lah gwe liat aja enggak"

"Ya juga sih, tapi gwe liat dia pake seragam sekolah persis sama punya lo..."

Kata Sunwoo terhenti.



"Apa jangan-jangan...."

"Jangan-jangan apa?"

Seobin yang penakut mulai gemetar, mendengar cerita Sunwoo yang serius.

"Dia temenya kak sanha, mau njenguk kak sanha tapi takut karna ada elu"

Pernyataan Sunwoo berhasil mendapatkan hadiah jitakan keras di kepala nya.



Karna sebal, seobin langsung berdiri hendak pergi ke kamar nya.





"Eh tunggu dulu napa, gwe belom kelar bicaranya"

"Emang lo kalo bicara pernah kelar??"

"Haaa, yaelah becanda mulu lo"

Kata Sunwoo disertai senyum terpaksa.

"Kemaren pas lo ninggalin gwe di rumah sakit, gwe liat laki-laki yang nabrak gwe masih di rumah sakit itu, dia kayak ngumpet-ngumpet gitu, karna penasaran, ya gwe ikutin deh"

"Bentar-bentar...."

Sunwoo bengong nunggu seobin meneruskan kalimatnya.

"Oh ya, kemaren kan lo gwe tinggal, terus lo pulangnya gimana?"

Tanya seobi serius.

Sunwoo memutar bola mata lalu merebahkan badannya di sofa.

"Ealah baru sadar dianya"

"Gwe pulangnya ngutang lah sama abang gojek nya, untung abangnya baek hati..."

Katanya nyindir, sambil nglirik seobin.

"Ya maap kan gwe kawatir sama minhee"

"Ya udah nggak papa, gwe mah orangnya baek hati dan tidak sombong, jadi gwe maapin kok, tenang aja"

Katanya denga bangga.

"nyesel gwe bilang maap"






"Tarus gimana tu?"

Tanya seobin.

"Apanya?"

MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang