칠 (tujuh,)

5 1 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"Yujin, gwe mau tanya sama lo"

"Apa?"

"Em, ini penting, harus pribadi"

Kata seobin lalu melirik laki-laki yang duduk sebangku dengan yujin.


Yujin lalu melirik Junho yang sedang menulis absensi kelas, lalu yujin mengangguk setuju dan berdiri lalu mengikuti seobin keluar kelas.










"Hhmm.."

Yujin membuang nafas berat.

"Gwe dah nunggu lo nanyain gwe sesuatu"

Kata yujin tiba-tiba membuat seobin heran.


"Em, pertama gwe mau tanya tentang Jeno dulu"

"Ya memang seharusnya lo tanya tentang siapa itu Jeno sebenarnya, agar lo nggak curiga dan nggak salah faham lagi dengannya"



Seobin terdiam bak tak percaya, padahal dia belum buka mulut untuk mengucapkan isi pikirannya.




"Lo.., bisa baca pikiran gwe?"

"Em, ya gitu deh"

"Wah.."

Kata seobin dengan menunjukan ekspresi tak percaya.


"Gwe tau lo dulu temenya minkyu kan?"

"Gwe emang bisa baca pikiran orang, lagian buat apa detektif kalo nggak punya kelebihan, ya nggak sih?"

Pernyataan yujin desertai senyum lebar.

"Berarti Jeno?_"

"Ya!, jeno juga detektif sama seperti gwe, tapi berkat kelebihannya, kita lebih mudah menjalankan tugas daripada tahun kemaren"

"selain Jeno dan lo ada detektif yang lain gitu?"


"Ya iyalah, secara dia tu ketua member tim kami"

"Kita yakin tahun ini kita bisa buka kedok sipelaku Pembunuhan"

Lanjut yujin panjang lebar.


"Emang kelebihan jeno apa?"

"Kelebihannya itu sangat menguntungkan, dia dapat melihat masa depan dalam mimpinya, karna itu dia bisa bantu minhee yang nyaris meninggal"

Cerita tragis yujin, yang awalnya ragu untuk bercerita.

"Minhee hampir ninggal? emang dia kenapa?"

"Gwe nggak tau persis apa yang terjadi, tapi kata Jeno, di mimpi nya dia melihat minhee yang terlindas truk, karna remnya blong, tapi jeno akhirnya dapat nyelametin minhee walaupun keduanya juga terluka"

Jelas yujin, lagi.

"Jeno terluka?, apa jangan jangan kakinya yang berdarah kemaren?"

"Ya mungkin aja, kemaren pulang sekolah gwe nganterin Jeno ke rumah sakit, ganti perban katanya"

"Ganti perban? Kenapa?"

Yujin membuang nafas frustasi.

"Lo kok nggak ngerti-ngerti sih, dia ganti perban ya gara-gara lo kemarin pukul dia sampai terjatuh ketanah, dan kakinya yang sakit terhantam batu, jadi dia ganti perban karna darahnya nggak berhenti keluar"

Jelas yujin dengan sedikit sindiran.

Seobin terdiam, merasa bersalah.



"Gwe kok nggak sadar sih, kalo selama ini Jeno tu bantuin gwe"

Seobin merenung.

"Udalah, Jeno pasti maafin lo, itu sudah biasa dia alami, sebagai detektif emang harus banyak akibat dari semua sebab"

Pencerahan dari yujin membuat seobin sedikit tenang.




"Oh ya, emang ketua member tim lo siapa?"

Yujin tersenyum yang tak dapat diartikan.


"Ketua kami sedang menjalankan tugas pentingnya, dan kelebihannya sangat istimewa, tidak ada yang tau selain detektif lainnya"

"Siapa?"

"Yang pasti bukan jaemin"

Kata yujin lagi menjelaskan isi pikiran seobin.




































































































"Bukan jaemin? lalu siapa?"

"Dia kan teman dekatnya Jeno"

Batin seobin.









































































"Jangan liat orang dari covernya aja"

Jawab yujin dari pertanyaan pikiran seobin.



























































































































To be countinued....

MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang