3. Gantung diri

40 10 1
                                    

Setiba aku di rumah, aku merebahkan tubuhku di kasur. Rasanya lelah sekali habis dari sekolah. Aku membuka tas ku hendak mengambil buku tabungan. Tak sengaja aku melihat sebuah buku lain, bukan buku ku.

Aku mengambil buku itu, aku melihat buku itu terlibat tebal tetapi kecil sekecil ponsel sekarang. Aku mulai membuka buku kecil itu, namun hal hasil tak bisa terbuka.

"Ini buku siapa sih. Kenapa bisa ada di tas ku." Ujarku. Aku menyimpan kembali. Siapa tahu ada orang yang lupa memasukkan buku dan ia memasukkan ya ke dalam tasku.

Aku beranjak, menuju pantry. Aku mengambil beberapa air dingin dan menuangkannya ke dalam gelas kaca. Aku meneguk sampai habis. Ku letakkan kembali gelas itu ke tempatnya.

Aku berjalan menuju ruang tamu, kali ini aku tinggal sendiri. Orang tuaku sibuk kerja dengan proyek barunya di luar kota. Aku memaklumi saja. Aku sudah biasa tinggal sendiri.

Ku nyalakan telivisi menonton berita artis yang senang hangat di perbincangkan, Dimana artis itu gagal menikah. Aku menonton dengan cermat.

Sampai berita yang membuatku terdiam membeku, sebuah berita menampakkan sekolahku, dimana berita tertulis siswi gantung diri. Aku terkaget dan merasa takut juga.

Aku mencoba melihat isi group chat di aplikasi. Banyak sekali mereka memperbincangkan tentang kejadian yang baru saja terjadi. Dan sudah masuk di televisi. 

Group kelas bahasa XI.2

+62..
Gak nyangka puput bunuh diri

+62 .
Aku juga gak nyangka

+62..
Kenapa yah? Aneh sih

+62..
Setelah di teror kek gitu, Puput depresi

+62...
Ikut prihatin sama Puput

+62...
Seharusnya kasus ini di usut, Apa yang aku bilang bakal terjadi

Dan banyak lagi isi chat dari mereka. 

Aku terdiam, ingatanku mengarah pada seseorang lelaki yang ku kenal di sekolah. Aku bangkit, aku harus mencari tahu tentang pria itu. Mungkin ini semua ulah dia.

Aku memakai sweater dan celana Trening. Aku mengendarai motor di malam hari menuju sekolah, mungkin di sana sangat ramai karena kejadian tadi.

Aku melaju pelan, rasa penasaranku dan tidak sukaku semakin di ubun-ubun. Aku tidak tahu apa yang di inginkan pria itu jika dia pelakunya.

Perlahan ku hentikan motor ku di sekitar sekolah, banyak sekali polisi dan warga setempat melihat kejadian tersebut. Aku mencoba mencari tahu siapa yang ada di tempat kejadian.

Aku melirik beberapa orang, namun tidak sama sekali wajah yang nampak ku kenali. Mungkin besok sekolah akan di liburkan atas apa yang terjadi. Aku memasuki sekolah lewat samping sekolah

Sebenarnya aku takut, namun semua tekad ku selalu membuat berani. Aku berjalan di tengah lorong gelap menuju kelas Puput, mungkin saja ada sesuatu yang mencurigakan. Awalnya aku ingin ke ruang kepala sekolah untuk menyelidiki Troye namun urung. Ruang kepala sekolah di kunci dan otomatis ada CCTVnya.

"Sedang apa kamu di sini?" Aku tersentak ketika suara nyaring itu menyapaku. Aku membalikkan badan menatap orang itu.

"Pak polisi!" Ujar ku menghela nafas jengah, aku skot jantung karena pak polisi ini.

"Saya tanya kamu? Kamu kenapa ada di sekolah?" Aku berpikir keras. Aku lalu mencari alasan tepat.

"Aku kesini mau ambil buku paket, cuma aku ke toilet tadi pak. Eh aku lupa kalau buku novel ku juga ada di perpustakaan. Makanya aku ke sana." Ujar ku lagi. Semoga saja alasanku masuk akal.

Misteri Lorong Sekolah!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang