Part 5

56 4 1
                                    

"Alvaaaannnnnnnnn.........."

"......"

"Alvan Mahesa Pratama"

"......"

"Alvan! Jika kau masih mengabaikanku, aku akan benar-benar pergi dan tak kembali. Jangan harap kau masih melihatku seperti sekarang ini!"

Sontak hal itu membuat Alvan berbalik menatap gadis yang membuatnya kesal karna berteriak mengikutinya daritadi.

"Apa? Coba sebutkan kata-katamu sekali lagi!" Alvan terlihat menahan emosinya dihadapan gadis ini

Tapi nyatanya raut dingin dari wajah Alvan tak membuat Alexa terintimidasi sama sekali. Terlihat dari dagu yang sengaja di dongakkan tinggi dengan sorot mata menantang, bahkan terkesan mengejek karna terlihat dirinyalah menang pada situasi seperti ini.

"Jangan pura-pura tuli, Alvan. Kau sangat mendengarku dengan jelas"

Alvan berdecak kesal. Alexa selalu tau cara membuat Alvan diam tak berkutik seperti sekarang.

"Apa yang kau inginkan sekarang?"

Alexa tersenyum penuh kemenangan membuat Alvan memutar bola matanya jengah.

"Ayo kita pergi" Alexa menggamit lengan Alvan dengan riang seolah-olah pertengkaran kecil mereka tak pernah ada.

Dan Alvan hanya pasrah mengikuti kemauan Alexa tanpa bisa membantahnya.

Selalu. Selalu seperti ini.

***

Benar-benar tak habis pikir. Setelah Alexa menyeret Alvan dengan paksa, dirinya juga dipaksa oleh Alexa tak boleh memakai mobilnya dan mereka hanya menggunakan taksi yang sudah dipesan Alexa. Alhasil mobil Alvan di tinggal begitu saja di kampusnya.

Sekarang dirinya semakin terkejut lagi. Mereka berdua berdiri tepat didepan gerbang pintu masuk Kebun Binatang Nirwana.

Jadi hanya kebun binatang ini yang membuat mereka berdua hampir bertengkar? Kepala Alvan serasa ingin pecah hari ini. Hari ini benar-benar sangat melelahkan.

"Kenapa ekspresimu seperti itu?" Alexa menatap wajah Alvan yang berdiri disampingnya

"Memangnya kenapa? Kau mengharapkan ekspresiku seperti anak kecil yang senang karna di ajak kedua orangtuanya bermain disini? seperti itu, Alexa Rifani?" kata-kata Alvan sedikit menyindir Alexa membuatnya terkejut, tapi Alexa mernormalkan ekspresinya lagi.

"Kenapa kau sarkastis begitu? kalau kau tidak mau menemaniku, pulang saja sana!" Alexa melepas gandengannya pada lengan Alvan berjalan mendahului Alvan.
Alvan tersenyum lalu menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Meski seperti itu, Alvan tak berencana meninggalkan Alexa sendirian untuk berkeliling dikebun binatang ini.
Terbukti ketika Alvan berlari kecil menyusul Alexa yang mendahuluinya masuk ke dalam kebun binatang ini.

Alexa tau orang yang berlari kecil sedang menuju ke arahnya ini adalah Alvan. Dirinya semakin percaya kala Alvan mengacak-acak rambutnya. Alexa mendapati Alvan dengan senyumannya berdiri disampingnya lagi. Alexa kembali menggandeng lengan Alvan dengan erat ditambah senyuman lebar terukir diwajahnya.

***

"Bagiku... Senyumnya adalah segalanya...

Bagiku... Bahagianya bahagiaku juga..."

InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang