Part 6

67 6 0
                                    

Suara gemerincing lonceng yang terpasang di depan pintu Cafe Hujan berbunyi menandakan ada pengunjung datang.

Satu bulan telah berlalu semenjak Ana mengalami kecelakaan itu.

Ana tak punya rencana hari ini. Jadi Ana memutuskan untuk menikmati secangkir kopi hitam di Cafe Hujan. Sebenarnya dirinya bukan seorang penyuka kopi hitam. Tapi akhir-akhir ini sepertinya kopi hitam menjadi favoritnya.

Secangkir kopi hitam penuh dengan kepulan asap tadi, kini sudah habis setengah.

Perhatian Ana teralih pada bunyi gemerincing lonceng yang entah sudah ke berapa kalinya berbunyi.
Tepatnya pada dua orang pengunjung yang menuju dua meja di depannya.

Orang itu.

Ana mengerjapkan matanya, berharap seseorang yang dihadapannya ini bukan dia.

Nihil.

Orang itu benar-benar orang yang tidak ingin dilihatnya kali ini.

Alvan Mahesa Pratama.

Serta satu gadis yang selalu bersamanya, Alexa Rifani.
Lebih tepatnya, Alvan yang selalu berada disisi gadis itu.

Ah, dadanya sesak bila mengingat satu fakta itu.

Ana membuang pandangannya menatap jendela disampingnya, pikirannya terlempar jauh pada tiga tahun yang lalu.

***

SMA Negeri 1 Jakarta

Ana tersenyum riang. Tak bisa di percaya. Akhirnya dirinya menjadi siswa kelas 10. Tatapan matanya sungguh berbinar, sangat terlihat Ana antusias karna menjadi siswa baru. Dari dulu dirinya sangat penasaran bagaimana menjadi siswa SMA. Ah, dia sangat menunggu hari itu tiba.

Penantiannya pun terbayar. Hari ini, Ana resmi menjadi siswa SMA meski harus melalui Masa Orientasi Siswa.

" KEPADA SISWA SISWI YANG MASIH BERDIRI DIDEPAN GERBANG HARAP SEGERA BERBARIS DITENGAH LAPANGAN KARNA UPACARA AKAN SEGERA DILAKSANAKAN "

Teriakan itu menggema membuat siswa siswi yang mendengar itu berlari secepat kilat karna tak ingin terlambat dihari pertama.

Ana mengatur nafasnya. Dirinya sangat lelah. Meski jarak antar gerbang dengan lapangan terlihat pendek, tetap saja membuat dirinya berkeringat. Syukurlah dirinya tak terlambat.

Semua orang mulai menyusun barisan. Karna tak ada satupun yang dikenalnya saat ini, Ana tetap berbaris mengikuti upacara hingga selesai.

Ana sudah menduga apa yang akan terjadi selanjutnya. Setelah upacara penyambutan siswa siswi baru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah mereka, maka acara selanjutnya akan dilanjutkan oleh OSIS.

Semua orang mulai berlari menuju tempat dimana mereka semua meninggalkan tas mereka tadi. Demi mengambil perlengkapan yang sudah disiapkan sebelumnya.

Bagi siswa laki-laki, untuk hari ini mereka diperintahkan mengenakan celana kain hitam dan kemeja putih untuk atasannya. Rambut yang dipangkas pendek ala potongan tentara. Tanpa gaya modern jaman sekarang.
Sementara bagi siswa perempuan, hari ini mereka wajib mengenakan rok kain hitam satu jengkal dibawah lutut dan kemeja putih sebagai atasannya. Rambut yang dikuncir sesuai tanggal lahir.

Persamaannya, mereka wajib membuat topi berbagai macam kreasi serta nametag yang dibuat dari karton sesuai ukuran yang diminta. Wajib dipakai selama MOS berlangsung.

Kali ini semua siswa siswi baru sudah dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memiliki ketua kelompok yang berbeda.

Hari pertama MOS, diisi dengan materi yang diberikan oleh guru bersangkutan. Seputar masalah sekolah serta tetek bengek yang lain.

InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang