Uwoeee, yang nunggu kenza up saha? Saha?SAHA? SAHA?. Maap ngegas awokwk, okee gausah banyak bicit, maap kalo typo, klik bintang jan forget. Happy reading.
****
"Lo serius?" tanya lea datar. Jujur Lea tidak ingin teman barunya ini terkena masalah dengan berurusan dengan seorang Rio Derlangga.
"Serius" kata Kenza mantap. "Orang kayak Rio itu harus ditindak tegas, jadi dia ga semena mena" lanjut Kenza ke teman temannya.
"Tapi dia anak donatur terbesar ke tiga disini Ken" kata Zea mulai khawatir juga.
"Justru karena dia anak donatur, seharusnya jangan bersikap kek gitu. Yang donatur orang tuanya kenapa dia yang menyalah gunakan nya? Maka dari itu dia harus di tegasin" kata Kenza mantap dan membuat ke tiga temannya diam.
"Oke, gue setuju nanti gue ikut lo ke BK" kata Kania mantap dan ditatap Lea serta Zea.
"Apa? Emang ucapan Kenza bener, si Rio kudu dilawan." kata Kania sambil menatap ketiga temannya.
"Lu ada salah makan tadi? Coba kasih tau, kok bisa lu mikir bener?" tanya Lea sadis.
"Anjir, lu kira gua se goblok itu? Jahat lu" Kata Kania melas.
"Anjayyyy hahahahahhaha, nggak gitu njirr, tapi emang lu hbs makan atau minum apa gitu?" tanya Lea lagi dengan sisa tawanya.
"Gak aneh, cuman tadi pagi sebelum sekolah gua cuman minum kopi yang gua satuin ama teh, jadinya mabok coftea" kata kania dan disambit gelak tawa ketiganya.
"Anjir anjir anjir, tolonggg ini anak siapa bawa masuk lagi keperut, gausah di keluarinn allahu akbar yaallah" kata Lea ngakak.
"Matamu, kalo gua ga dikeluarin bisa pengap" lagi-lagi kata-kata Kania buat ngakak. "Eh serius ini kek nya otaknya lebih kecil dari seperempat deh" kata Kenza sambil terus tertawa.
"Lah anjyr, otak gua mini the series kek ftv ftv" kata Kania miris.
"Goblok ampun goblok batttt, jadi pen bunuh" kata Lea datar. Semua menatap Lea tak kalah datar.
"Psikopat lu monyet" kata Kenza datar. "2in" ikut-ikut Kania dengan wajah yang dicoba sedatar mungkin, tapi bukannya ada kesan datar tapi aneh.
"Heh! Kania gausah pake raut kek gitu" kata Zea.
"Kenapa bunda Zea?" tanya Kania. "Ga cocok, jadi pen nampol, merinding, jyjyk jadi satu aww" kata Zea ngejleb.
"2in" kata kenza, "3in" ikut Lea."Kok lu lu lu pada gitu dah ama gua? Ada masalah hidup apa kalian dengan saya? Punya dendam terpendam? APA? PUNYA MASALAH APAAAAA?" tanya Kania berteriak, semua ngakakkkkk.
Gila serius si Kania, ga bisa bayangin dah allahu akbar. Pen cubit jantungnya, biar reflek meninggal:)."Neng geulis, ndak boleh marah marah ya" nasihat Kenza dengan kekehan, somplak battt serius. Akhirnya impiannya mempunyai teman somplak terwujud.
"Nama gua Kania, bukan geulis, jan panggil geulis, kalau lu ga percaya mau gua bawain akte gua?" kata Kania sengit. "Jangan lihat akte, liat kartu undangan pernikahan kita aja, eakkkkk" kata Kenza somplak.
"Ups! Minggat ada yang bikin ngeri" kata Kania dan pergi dari kantin. "2in" kata lea dan mengejar Kania. "3in" kata Zea dan pergi juga.
"Lah anjir bangke, jahad amat, dikira gue setan apa? Gua kan bercanda, GADA AKHLAK KALIANNNN!" teriak Kenza dan berlari mengejar mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenza
Teen Fiction"Apa lo ga malu jalan bareng gue? Gue kan naik Vespa butut, lo ga malu?" " Malu? Buat apa?" "Denger, Gue ga butuh cowo berninja jika yang bervespa bisa bikin bahagia" |•Cinta tidak diukur karena harta, karena harta belum tentu bisa membuat kita b...