3. Akhirnya aku bisa memandangimu

259 120 36
                                    

~Happy Reading~

Memandangimu dari kejauhan sudah menjadi rutinitas ku saat ini dan seterusnya

▼▼▼

Pak Andre terus saja menjelaskan, dan hanya beberapa siswa yang masih fokus mendengarkan. Sebagian mengeluh lapar, ingin cepat ke kantin untuk mengisi amunisi. Mereka berdoa semoga bel istirahat segera berbunyi.

Kringggg

Akhirnya yang di tunggu bunyi juga, sungguh surga dunia.

"Setelah selesai kalian sudah boleh pulang karena sekolah sudah mengizinkan. Yang penting jangan main-main tidak jelas." Terangnya. "Terimakasih atas perhatiannya, sampai bertemu kembali." Pak Andre pergi meninggalkan kelas, di ikuti beberapa siswa lain yang pergi ke kantin atau langsung pulang.

"Kantin yuk." Nabil mengajak Adiba dan Haura.

"Ayo." Jawab Adiba dan Haura.

Nabil menggandeng lengan sahabatnya, dan memberikan gosip-gosip hot.

"Kalian tau nggak ada buaya disekolah kita." Tanya Nabil serius.

"Yang bener lo bil, nakutin aja." Haura bergidik ngeri membayangkan jika beneran ada buaya.

Adiba ikut menimpali "Buaya hidupnya di air bukan disini."

"Bener kok ada buaya disini, kalian tau Gibran kan anak kelas sebelah? Dia kan buayanya hahaha." Tawa Nabil merekah.

"Dia orang bukan buaya." Bela Haura.

"Lo aja yang nggak tau gosip, dia tuh sering gonta-ganti cewek makannya dijulukin buaya. Kalau jaman sekarang mah fakboi namanya." Wow Nabil memang nggak pernah ketinggalan gosip.

"Tau dari mana lo kalau Gibran fakboi?" Adiba bersuara "Gibran kan temennya Aulian jangan sampai deh orang yang gue suka jadi fakboi juga." Harap Adiba dalam hati.

"Gue denger dari sumber terpercaya, katanya dia baru diputusin Sisil dan sekarang udah pacaran sama Rani, emang dasar cowok nggak punya hati." Geram Nabil karena gedek melihat cowok seperti itu.

"Ya udah biarin aja si bukan urusan kita." Haura netral tidak mau ikutan.

"Iya bil, jangan ghibahin Gibran terus nanti lo suka." Ledek Adiba karena Nabil memang sering ghibah tentang Gibran.

"Amit-amit deh jangan sampai gue suka sama orang kaya dia, hoekk." Ekspresi Nabil seperti orang muntah.

"Takdir nggak ada yang tau. Bener kan ra?" Adiba meminta persetujuan Haura.

"Iya tuh hahaha." Haura tertawa diikuti Adiba.

"Kalian tuh ya hrrrr." Nabil ingin sekali memakan dua sahabatnya karena bicara asal-asalan. Mana mungkin dirinya suka sama Gibran.

Adiba terus saja berharap semoga cepat bertemu dengan orang itu. Dan sesampainya di kantin, do'a Adiba dikabulkan ternyata Aulian sudah ada di kantin bersama dua temannya. Iya orang itu adalah Aulian, seseorang yang selama ini dicintai oleh Adiba.

Mereka duduk tidak jauh dari tempat Aulian berada. Sehingga memudahkan Adiba untuk terus memandangi wajah Aulian.

"Yeeyyy, akhirnya ketemu Aulian, nggak apa-apa deh dari sini yang penting bisa mandangin terus." Ucap Adiba dalam hati.

"Mau pesen apa dib?" Tanya Haura membuyarkan lamunan Adiba.

"Ha... Bakso gaulnya mang Kirno aja." Adiba memesan makanan kesukaanya.

HANYA ANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang