selamat membaca :)
***
“Cha! Icha! Dengerin gue dulu!” Arken terus mengejar Nadine yang terus berjalan cepat menjauhinya. Dan ketika Arken berhasil menggenggam erat jemari Nadine, ia segera menarik Nadine agar segera berbalik menatapnya.
“Mau lo tuh apa sih, Ka?!” sentak Nadine tak suka.
Tanpa melepas genggamannya, Arken berkata, “Udah hampir seminggu lo gantungin perasaan gue, Cha.”
Nadine terdiam, gurat sendu sangat nampak pada wajah Arken dan hal itu tak mampu membuat Nadine berpindah hati. Nadine menarik tangannya yang digenggam Arken. Ia berkata, “Maaf gue gak bisa. Gue udah bilang ke lo waktu itu kan? Udah ada penghuni di hati gue, Ka.”
“Dan gue juga udah bilang, kalo gue lebih baik dari dia.” balas Arken sengit.
“Lo gak tau, Ka! Lo terlalu memaksa, gue gak suka!” Nadine berbalik dan kembali berjalan menjauhi Arken.
“Gue gak punya banyak waktu, Cha!” ucap Arken dengan suara lantangnya.
Nadine berhenti dan berbalik, “Maksud lo?”
“Waktu gue tersisa dua puluh hari lagi di sini, Cha.” sahut Arken dengan mimik muka yang membuat orang terkesima dan prihatin secara bersamaan.
“Apa Arkan punya penyakit berbahaya? Apa dia bakal mati dua puluh hari ke depan? Demi apa kok bisa sih?! huhu—” berbagai bisikan terdengar dimana-mana kala mendengar penuturan Arken barusan.
‘Kurang ajar! Kenapa pada mikir gue bakal mati?! Maksud gue, perjanjian gue sama si Arkan bakal berakhir dalam dua puluh hari lagi! Mati? Yakali amit-amit!’
Karena terlalu serius dengan lamunannya, Arken sampai tidak sadar bahwa Nadine telah berada di depannya.
“Maksud lo?” Arken tersentak dari lamunannya dan menatap mata coklat terang milik Nadine.
‘Hm, kayaknya ini kesempatan gue. Cha, gue izin boong ke lo, ya?’
“Iya,” balas Arken.
“Iya?” Nadine semakin tak mengerti dan tangannya sudah gatal ingin mencakar wajah sok tampan Arken yang dari tadi terus menatapnya centil.
Arken mengubah rautnya menjadi sendu. Wow! Hanya dalam hitungan detik, raut muka Arken telah berubah. Sungguh buaya berkulit manusia!
“Gue divonis dokter,” bohong Arken.
“Gak mungkin,” ucap Nadine tak percaya.
“Terserah mau percaya apa enggak, tapi itu emang kenyataannya.” Arken kembali berakting. Dengan tampang putus asa seperti itu, siapa yang tidak kasihan pada Arken? Bahkan Nadine pun merasa kasihan dan bersalah. Sungguh hebat kamu, Ken!
“Penyakit apa?” tanya Nadine pelan, takut menyinggung perasaan Arken.
“Penyakit maag,”
Seketika raut muka Nadine yang awalnya kasihan dan sedih, berubah menjadi datar dan kesal. Ia berteriak tepat di telinga Arken, “MANA ADA GITU WOY!”
KAMU SEDANG MEMBACA
The story of the twins
Teen Fiction#SQUEL I'M FINE! [ARKAN&ARKEN] ➖➖➖ Arkan dan Arken adalah saudara kembar, dengan nama awal 'Aldebaran' dan akhiran 'Pradipta'. Mereka terkenal akan ketampanannya di sekolah masing-masing. Arkan di SMA Harapan Bangsa dan Arken di SMA Pelita Jaya. Sem...