🌻THIRD STORY🌹

446 52 18
                                    

Selamat membaca :)

🌸🌸🌸

"Nggak usah ngomentarin hidup gue, kayak lo gak ada kerjaan lain aja. Lagipula ini hidup gue, buat apa lo urus?"

🌸🌸🌸

"Icha! Woy!"

Setelah selesai mengangkat telpon dari Arkan, Arken kembali menyusul Nadine yang kini telah jauh darinya.

"Icha!" teriak Arken.

"Jangan panggil gue Icha! Nama gue Nadine," ketus Nadine tak suka.

"Ye selu elah, kan itu sama-sama nama lo, ya gak masalah kan?" Nadine berdecak dan memutar bola matanya jengah.

"Lo gak seakrab itu sama gue sampe-sampe manggil Icha!"

"Terserah," balas Arken cuek. "Btw, gue kelas berapa?" tiba-tiba Arken bertanya dan hal itu mampu menghentikan langkah Nadine. Gadis itu menatap Arken horor.

"Lo amnesia?" Arken menggeleng polos. "Masa iya lo lupa kelas berapa?" Arken mengendikkan bahunya acuh.

"Kelas berapa?"

"XII IPS 3, kalo gak salah." balas Nadine.

"Kok kalo gak salah sih? Serius elah!"

Nadine semakin melotot marah, "Lo kenapa nyolot, huh?! Kelas, kelas Lo! Gak ada urusannya sama gue! Kenapa nanya gue? Bego sih boleh, berlebihan jangan." Nadine bergegas meninggalkan Arken sendiri. Pagi-pagi, mood nya telah hancur karena Arken.

"Aneh tapi nyata. Gue yang cakep malah dibentak. Positif thingking Ken, mungkin seleranya kek Jamet pinggir kali." gumam Arken.

Lah iya, bukannya Arkan orangnya ditakutin ya? Kok ada yang berani sama dia? Hmm, keknya Arkan ada sesuatu sama tuh cewek. Tapi apa? Arken berdecak malas dan kembali melangkah.

Saat Arken ingin mencari kelasnya, tiba-tiba seseorang menepuk punggungnya kuat.

"Pagi, bos." Kenzie merangkul Arken.

"Pagi?" Arken mengernyitkan dahinya.

Kenzie menatap Arken lama, dan kembali menatap lurus. "Lo sakit ya, Ka?"

"Gak tuh, kenapa?" Kenzie mengernyitkan dahinya dan melepas rangkulannya pada cowok itu.

"Kok gaya ngomong lo gitu?"

"Gitu gimana? B aja tuh,"

Kenzie menggeleng- gelengkan kepalanya tak percaya dan bertepuk tangan heboh, "Bagus nih gue suka! Gak ada lagi Arkan yang datar, dingin, dan badboy. Penampilan lo berubah, seragam di masukin walau gak pake dasi, rambut rapi. Beuh anjir lah makin cakep lo! Btw lo lagi jatuh cinta ya sampe berubah gini?" ucap Kenzie panjang lebar sembari menilai penampilan Arken.

"Masa iya gue datar, dingin dan badboy?" Kenzie mengangguk cepat. "O--oh gue tetep gitu, cuma lagi good mood aja, makanya jadi gini." Arken berusaha bersikap sama seperti Arkan agar tak mengundang rasa curiga pada teman-teman kembaran nya.

The story of the twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang