Flashback On (masih flashback)
Dua bulan setelahnya
“Oughh...lebih dalam Fandi...ahh...” Tiara mendesah keras saat penis Fandi memompa vaginanya.
Gerakan bokongnya semakin cepat tanda bahwa dirinya menikmati apa yang Fandi lakukan, mendorong penisnya semakin dalam yang membuat Tiara mengerang di setiap gesekan alat kelamin mereka berdua. Melumat bibir Fandi saat menarik tubuhnya untuk turun ke bawah tanpa mengurangi gerakan di bagian bawah mereka, tangan Fandi tidak tinggal diam dengan meremas payudaranya.
“Ouggh....Fandi...ahhh...”
“Shit! Memekmu luar biasa.” Fandi mengerang keras dan melumat bibir Tiara kasar. “Ahh...nggak kuat.”
Fandi mendorong semakin dalam, Tiara bisa merasakan cairan Fandi memasukinya sampai mengenai rahim. Tiara memejamkan matanya dengan menjatuhkan diri di ranjang setelah pelepasan mereka, Fandi melepaskan penyatuan mereka dan menarik tubuhnya dari keras dan menjatuhkan diri disampingnya.
“Semua akan baik-baik saja, setelah ini kita akan berangkat lagi.” Tiara menatap mahasiswanya dengan perasaan kesal.
“Aku lelah, sepertinya akan disini terlebih dahulu.” Tiara mengatakan dengan nafas panjang.
Tiara menatap Fandi yang berada disampingnya, meletakkan siku tangan di kepala dan terdengar nafas teraturnya tanda bahwa sudah tidur. Tiara menggelengkan kepalanya mengingat bagaimana dirinya bisa bersama mahasiswa yang belum lulus ini, setelah Fandi berkata begitu Tiara bisa merasakan sesuatu yang tidak pernah didapatkan dari Bagas selama ini. Tiara menyewa kamar untuk memudahkan perbuatan mereka, semua Tiara yang membiayai termasuk kebutuhan sehari-hari Fandi, kecuali untuk biaya kencan dengan kekasihnya.
Tiara membayar Fandi dengan nilai yang pantas untuk memuaskannya diatas ranjang, Fandi tahu cara memuaskan dirinya. Mengikuti kegiatan senam di tempat yang Fandi beritahu memberikan hasil bermanfaat, Fandi mengatakan jika vaginanya saat ini berbeda dengan sebelumnya. Pujian tidak pernah diberikan Bagas saat mereka berhubungan intim, langsung keluar setelah mencapai klimaks dan berkahir dengan tidur. Tiara sendiri tidak berharap Fandi akan melakukan hal romantis, cukup sebagai pria yang memuaskannya sangat lebih dari cukup.
“Kenapa melihat seperti itu? Kurang?” tanya Fandi dengan mata tertutupnya.
“Nggak, aku mau pulang.” Tiara mendekatkan dirinya dengan mencium bibir Fandi sekilas.
“Jangan lupa pintunya ditutup.” Fandi mengatakan masih dengan mata tertutup.
“Kamu nggak pulang?” tanya Tiara penuh selidik yang hanya dijawab dengan gelengan kepala “Kenapa?”
“Aku lelah.”
Tiara memilih tidak peduli dengan apa yang Fandi lakukan, tujuan utamanya adalah pulang ke rumah. Anak-anak lebih penting dan juga Bagas akan datang setelah beberapa hari diluar kota. Membersihkan dirinya dari aroma percintaanya dengan Fandi, sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan tempat yang mereka sewa untuk kepuasan bersama.
“Bunda!” teriakan anak-anaknya membuat Tiara tersenyum.
“Kalian udah mandi?” tanya Tiara menatap keduanya bergantian.
“Ayah datang pastinya udah harus wangi,” jawab David membuat Tiara mencubit hidungnya.
“Kalau gitu bunda juga harus kelihatan rapi depan ayah nggak mau kalah sama kalian berdua.”
Tiara memilih masuk kedalam kamar mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian mini dan tidak lupa memberikan parfum serta dandan dikit agar Bagas menyukainya. Hal yang biasa dilakukan setiap kali Bagas pulang dari luar kota, menatap penampilannya dengan senyum kecil tanda bahwa semuanya sesuai dengan apa yang diharapkan. Berjalan keluar dari kamar mendapati kedua anaknya sedang sibuk dengan buku yang ada dihadapannya, Tiara tersenyum melihat bagaimana mereka berdua sangat menyukai bacaan. Suara mobil membuat kegiatan mereka terhenti dan langsung meletakkan buku dengan sembarang, lari keluar membuat Tiara hanya menggelengkan kepalanya.
Bagas mencium Tiara singkat setelah itu sibuk dengan anak-anak, Tiara tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena Bagas memang mencintai anak-anak dan membuat mereka sebagai prioritas utamanya. Mereka makan dengan anak-anak yang saling berebut perhatian ke Bagas, Tiara hanya memperhatikan dan memberikan sedikit teguran saat makanannya jatuh atau lupa memasukkan kedalam mulut karena terlalu asyik bercerita.
“Mereka senang banget ketemu kamu.” Tiara membuka pembicaraan.
“Idola mereka kan aku.” Bagas mengatakan dengan bangga “Kamu cantik malam ini, khusus juga buat aku?”
Tiara memutar bola matanya malas “Masa aku melakukan ini buat Pak RT.”
Bagas menarik Tiara kearahnya, memegang dagunya dan mencium bibirnya lembut “Kamu selalu menggairahkan, tapi aku mandi terlebih dahulu.” Bagas kembali mencium bibir Tiara sebelum masuk kedalam kamar mandi.
Tiara memilih menyiapkan pakaian untuk Bagas, selama menunggu memilih memainkan ponsel melihat percakapan group teman-temannya yang membuat Tiara tertawa dan tidak menyadari keberadaan Bagas dihadapannya.
“Bahagia banget.” Bagas mengagetkan dengan duduk disampingnya dan mengambil ponsel Tiara untuk diletakkan di nakas “Kita bisa mulai sekarang?”
Bagas adalah type pria yang langsung main pada intinya, setelah mencium Tiara dengan pakaiannya yang telah terbuka. Memasukkan penisnya kedalam vagina Tiara, beberapa kali gerakan dan berakhir dengan spermanya sudah masuk kedalam, tidak lama kemudian Bagas akan langsung tidur. Tiara yang melihat itu hanya menghembuskan nafas panjang, perbuatan Bagas membuatnya lelah, lelah harus mandi dan membersihkan diri lagi, seakan sabun dan shampo terbuang sia-sia.
“Kebiasaan cuman bisa ngotori memek aja.” Tiara menatap kesal pada Bagas dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tiara teringat perjanjian yang dibuatnya bersama Fandi adalah perjanjian gila, Tiara mengakui jika dirinya gila. Kepuasan batin tidak didapatkan dari suami tercinta, tidak salah jika Tiara melakukannya dengan pria dan membayarnya sesuai dengan kemampuan. Tiara tahu jika Fandi hanya bersamanya, walaupun sebelumnya mungkin pernah bersama dengan wanita lain, meskipun Fandi mengatakan jika baru dirinya saja yang membayar dan bersamanya. Tiara tahu kebersamaan dengan Fandi tidak akan bertahan lama, Fandi pastinya memiliki masa depan dengan menikahi wanita yang dicintainya.
Selama mereka masih bersama Tiara akan menikmati semuanya, cukup menyenangkan memiliki dua pria yang berada disampingnya. Pria yang dicintai dan ayah dari anak-anaknya dan juga pria yang memuaskannya secara batin, setidaknya permasalahan Tiara terselesaikan dengan baik dan tanpa masalah, bisa membuat dirinya bahagia.
Flashback off

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Lust
RomancePernikahan yang sudah berjalan hampir belasan tahun tidak membuat Tiara bahagia, kehidupan ranjangnya terasa dingin. Bagas, suaminya tidak bisa memuaskannya di ranjang dan tidak hanya itu, kesibukan keduanya membuat hubungan mereka terasa semakin me...