Chapter 08

19 1 0
                                    

Dengan segera aku menyalakan shower dan naik ke dalam bathtub untuk menyirami tubuhku dengan air hangat setelah aku melepaskan handuk dan menggantungnya di balik pintu. Pori-pori tubuhku menyerap sensasi menyegarkan yang ditimbulkannya. Oh, aku seperti sudah tidak mandi selama seminggu saja. Mungkin karena aku tipe gadis yang menyukai kerapihan dan kebersihan sehingga tidak mandi selama beberapa jam saja membuatku merasa jorok dan berantakan.

Tangan kananku meraih botol sabun dan menyemprotkannya ke telapak tangan. Perlahan namun pasti aku menggosoknya di tangan hingga berbusa sebelum menggosokkannya ke seluruh tubuhku. Astaga! Aku mengerjap kaget ketika sebuah wajah dengan tulang rahang yang tegas, hidung mancung, dan bibirnya yang merah merona berbau alkohol terlintas di benakku secara tiba-tiba. Aku mengatur pernafasanku seakan sedang berlari jauh. Ada apa denganmu, Kensy?!

Merasa takut, aku bergegas mematikan shower dan turun dari bathtub. Aku memandang pantulan diriku sendiri di cermin, bergidik ngeri ketika mengingat bagaimana aku membayangkan Emilio di saat yang bersamaan.

Ini gila! Tidak, tidak! Kensy kau sudah gila!

Aku bergerak cepat meraih handuk yang kugantungkan di balik pintu, segera mungkin keluar dan langsung memakai pakaianku dengan lengkap. Napasku masih memburu dan ini di luar kendali.

Aku berusaha untuk tenang. Aku duduk di tepi kasurku sambil menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ini cara efektif yang paling aku tahu ketika meredam marah dan panik.
Masih menjadi keterkejutan bagiku menyadari bahwa aku mengingat Emilio di saat telanjang dan mandi. Ini memalukan.

Tanpa mengeringkan rambutku terlebih dahulu, aku bangkit dari tepi kasur dan berjalan keluar kamar untuk menemui Webby-seperti yang sudah kujanjikan padanya tadi.

Kudapati ia sedang menonton acara show di televisi. Langkahku yang nyaris tak terdengar kontan membuat Webby terkaget ketika aku sudah berdiri di sampingnya.

"Cepat sekali? Kupikir ini baru 10 menit?"

Aku mengangguk cepat, tidak bisa menutupi perasaanku yang agak kalut.

"Ada apa?"

"Kau tahu kan aku adalah seorang gadis cermat yang mempunyai banyak mata-mata di London?" Ujarnya sambil menegapkan dan mencondongkan tubuhnya ke arahku.

"Ya. Kenapa?"

"Jawab pertanyaanku dengan sangat jujur, Kensy. Emilio sekarang berada dimana. Kau mengetahui tentang dia bukan?"

"-a, aku tidak tahu. Itu tidak penting lagi bagiku." Aku menelan ludah dan membuang muka darinya. "Kau berbohong, temanku berkata dia sudah pindah ke New York beberapa minggu lalu. Berarti dia sudah tahu dimana kita berada Kensy. Kita dalam situasi berbahaya."

"Oh, ya."

"Atau jangan-jangan dia sengaja melakukan semua ini. Hei, dia tidak masuk kampusmu kan?" Webby menyerangku dengan pertanyaaan-pertanyaan mencekam yang membuat diriku serasa diinterogasi olehnya.

"Tentu saja tidak. Omong kosong, kau tidak usah cemas. Aku akan berhati-hati."

"Bagaimana aku tidak bisa cemas, dia akan menyulitkanmu apalagi saat kau bertemu dengannya."

Ya, benar-benar menyulitkan. Dan aku sudah terlanjur mengalaminya. Bantu aku Tuhan, agar aku dapat menyelesaikannya.

"Tenanglah, aku pasti selalu menjaga diri."

"Okay. Ada kabar mengenai Kylie?"

"Belum. Kurasa aku harus pergi ke supermarket waktu itu karena Kylie sering berbelanja disana."

"Biar kutemani."

"Tidak perlu, setelah pulang dari kampus aku langsung pergi ke kantor. Sementara kau, pergi lah untuk bersiap-siap menjadi casting model di majalah terkenal. Jangan sia-siakan sayang, sampai jumpa." Aku mencium keningnya sebelum pergi dari apartemen dan menuju halte.

Setibanya di kampus aku langsung masuk ke dalam kelas yang sepertinya sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Alangkah terkejutnya ketika aku melihat Emilio yang datang lebih awal dan sudah duduk di bangku paling depan. Kuulangi, bangku paling depan. Dan satu-satunya bangku kosong yang berada di bagian depan adalah bangku yang berada di sebelahnya. Sialan.

"Sudah bisa memutuskan bangku mana yang akan kau duduki?" Aku terkesiap ketika Tn.Wredd bertanya padaku dengan tatapan yang menginstruksikan agar segera duduk.

Merasa malu, aku pun terpaksa menempati tempat duduk di samping Emilio. Aku tidak bisa berkonsentrasi jika harus duduk di kursi paling belakang, selain karena mataku sedikit minus dan aku tidak ingin memakai kacamata, aku memang sudah terbiasa duduk di depan semenjak di elementary school. Menurutku, itulah salah satu resep mengapa aku menjadi murid berprestasi sejak dulu.

"Ayo kita menjalin hubungan kembali." Emilio bergumam di sebelahku, sontak membuatku melirik ke arahnya, lagi-lagi kudapati tidak ada buku maupun pena sama sekali di atas mejanya. Otaknya sudah tidak beres!

Identitas Peranan
Kensy Nicole Jenner (Kendall Jenner)
Kylie Nicole Jenner (Kylie Jenner)
Webby Anastya Johnson (Gigi Hadid)
Harry Styles (Himself)
Nataly Jenner (Rosamund Pike)
Joe Nicole Jenner (Robbert Pattinson)
Emilio Martinez (Himself)
Luke Hemmings (Himself)
Gerald Edward (Greyson Chance)
Teressa Flynn (Taylor Swift)
Syeni James (Selena Gomez)
Nathan O'Donnell (Sean O'Donnell)
Liam Payne (Himself)
Niall Horan (Himself)
Zayn Malik (Himself)
Louis Tomlinson (Himself)

To be continued!
+222 VOTES til the next chap and COMMENT:P

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOTTA BE YOU//🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang