-keesokan harinya
08.00 a.mAku mengambil tas, memakai sweater dan menuju pintu. Di luar udara benar-benar sangat dingin hingga webby tidur sangat nyenyak. Ku akui antusias yang dirasakan webby tidak sama denganku, webby lebih asyik menikmati hidupnya dengan bersantai-santai di new york. Bagi webby sendiri model adalah pekerjaan yang mudah ia dapatkan. Sementara aku harus membagi waktu untuk berkuliah juga mengurus perusahaan dad di sini dan tak lupa tujuan utamaku membuat kylie sadar bahwa dia harus pulang ke rumah.
Aku mengunci pintu apartemen setelah menyiapkan beberapa pancake dan susu untuk webby. Aku berjalan menuju halte. Mobilku mengalami beberapa kendala sehingga dalam beberapa hari ini aku tak akan menaikinya. Musim dingin di new york adalah yang terburuk,kurasa. Akan lebih menyenangkan jika diam di rumah sambil menikmati secangkir coklat panas dan menonton film, sekaligus sebagai suatu bentuk pengalih perhatian yang lain.
Webby berkata padaku bahwa untuk menjadi kuat aku harus bisa menahan diri untuk tidak berlarut dalam emosi yang sedang kurasakan, dan salah satu caranya adalah dengan mencari pengalih perhatian. Sejak saat itu aku sudah tidak pernah menangis lagi. Namun bukan berarti aku tidak pernah bersedih, tentu kerap kali aku masih, hanya saja aku berusaha untuk tidak terlalu berlarut di dalamnya.
Aku sadar bahwa Webby mungkin mengajarkanku untuk bersembunyi dari kepedihan, dan terkadang aku melakukannya dengan baik, bahkan terlalu baik.
Emilio mengira bahwa aku tidak marah padanya. Dia justru berpikir bahwa aku telah menerima semua masalah yang terjadi dan berhasil melupakan itu.
Aku cukup tahu hal itu karena hampir setiap hari dia mencari tau keberadaanku lewat temanku di london. Tentunya itu berkat detektif webby juga.Sekitar 15 menit di dalam bus, aku turun tepat di depan New york University. Aku mencari jadwal kelas pertamaku disini dengan penuh kebingungan. Tanpa sadar aku lupa bahwa teressa juga berkuliah disini. Teressa adalah teman dekatku sewaktu junior high school setelah lulus dia pindah dan semenjak itu aku tidak pernah melihat wajahnya.
Ku temukan dia dalam sebuah keramaian yang sedang melihat sebuah mading besar jadwal kuliah mahasiswa baru. Dia tak begitu asing karena wajahnya masih sama seperti dulu. Hanya saja dia memiliki rambut pirang pendek dan tinggi badan yang drastis.
"Teressa?"
"Oooh kensy, kenapa kau lambat sekali datang. Lihatlah bagaimana orang-orang ini menyerobotku hingga bahuku sakit" ujarnya sambil memegang bahu dan mengernyitkan dahi
"Maafkan aku, aku menunggu bus. Ah aku lupa apa kau sudah tahu dimana kelasmu. Aku benar-benar tidak tahu seluk beluk kampus ini. Mohon bantuannya mrs.Flyn"
"Baiklah. Akan kucarikan kelas pertamamu. Omong-omong kau tak banyak berubah kensy, hanya sedikit terlihat kurus dibandingkan dulu. Dan terlebih lagi kau sangat cantik saat melihat wujud aslimu ini karena aku selalu melihat foto di sosial mediamu" ucapnya menggebu-gebu
Selain tinggi dan memiliki rambut pendek, dia juga cerewet. Tiba-tiba suasana perasaanku begitu baik saat bertemu dengannya.
"Thanks"
"Ikuti aku jika kau ingin memasuki kelas pertamamu"
Dia menarik pergelangan tanganku begitu erat. Berjalan begitu cepat sampai tiba di suatu kelas yang sudah terisi oleh banyak orang. Kurasa aku sudah terlambat
"Kalau begitu kensy, akan ku jemput kau setelah kelas pertama selesai. Aku akan ke kelasku, sampai jumpa." Ucapnya sambil berlarian dengan tergesa-gesa
"Jangan lupa berkenalan dengan teman baru kensy, aku tau kau sangat pendiam" ujarnya menoleh ke belakang dan tersenyum padaku
Kakiku langsung melangkah memasuki kelas yang sudah penuh. Seperti biasa, setiap kenaikan kelas para mahasiswa justru bersemangat untuk masuk ke kelas. Terpaksa karena aku terlambat, aku pun menempati bangku yang tempatnya agak di belakang.
Aku menarik napas panjang dan menaruh buku catatanku di atas meja. Tiba-tiba dosen datang lebih awal dan masuk ke kelas.
"Selamat pagi semua. Ini adalah musim dingin pertama untuk awal baru bagi kalian menuntut ilmu. Kulihat kebanyakan dari wajah kalian adalah wajah yang begitu asing. Apa aku perlu mengenalkan diri pada kalian"
Aku menegapkan tubuh begitu dosen berbicara. Well, dia berpenampilan menarik dan terlihat muda. Mungkin sekitat 25 tahun?
"Baiklah, perkenalkan namaku Prof.Hendrix William Scotts. Seperti yang telah kalian ketahui aku akan mengajar Critical Reading. Umurku 28 tahun. Aku menyelesaikan pendidikan doktor di Harvard jurusan pendidikan sastra dan bahasa. Jadi sangat kuharapkan kerjasama yang baik karena disini kita adalah mitra."
"Saat ini kita akan membahas tentang William Shakespeare, disini siapa yang sudah mem-" ucapan professor terpotong ketika seseorang datang
Kontan mataku menangkap seorang pemuda berkaus putih. Tidak satupun buku atau tas yang ia bawa. Ia mengambil tempat duduk tepat di belakangku.
Sejurus kemudian ia mendongakan wajah dan matanya langsung bertemu mataku ketika aku menoleh dan melihatnya. Sial.
Identitas Peranan
Kensy Nicole Jenner (Kendall Jenner)
Kylie Nicole Jenner (Kylie Jenner)
Webby Anastya Johnson (Gigi Hadid)
Harry Styles (Himself)
Nataly Jenner (Rosamund Pike)
Joe Nicole Jenner (Robbert Pattinson)
Emilio Martinez (Himself)
Luke Hemmings (Himself)
Gerald Edward (Greyson Chance)
Teressa Flynn (Taylor Swift)
Syeni James (Selena Gomez)
Nathan O'Donnell (Sean O'Donnell)
Liam Payne (Himself)
Niall Horan (Himself)
Zayn Malik (Himself)
Louis Tomlinson (Himself)To be continued!
++500 VOTES til the next chap and COMMENT:P
KAMU SEDANG MEMBACA
GOTTA BE YOU//🥀
Fiksi PenggemarKensy Nicole Jenner Mempunyai banyak impian yang belum tercapai sebab ada masalah dikeluarganya yang belum henti juga termasuk dengan Adiknya yaitu Kylie Nicole Jenner yang telah berselingkuh dengan pacar kensy sendiri. Dia berusaha menjalin hubunga...