KRRRIIIIEEETTTT—
Pintu perpustakaan terbuka dengan sendirinya, seolah menyambut Dahyun yang akan masuk.
Dahyun yang awalnya tersentak mulai memasuki perpustakaan itu dengan perlahan.
"Aku tak tahu bahwa Perpustakaan sekolah akan se-seram ini jika malam" gumam Dahyun pelan
Dahyun kemudian berkeliling beberapa menit di Perpustakaan yang megah itu. Setelah akhirnya dirasa tak mendapat apa-apa, Dahyun pun mulai duduk dibangku pojok karena lelah.
Ia menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya sendiri.
"Percuma" lirihnya
WUSHHH
Angin itu membuat Dahyun segera terbangun lalu berbalik ke belakang. Dibelakangnya, tembok itu mulai terputar dan berhenti ditengah-tengah.
Dahyun terkejut karena melihat sebuah perpustakaan usang didalam sana. Walau takut, Dahyun tetap berjalan memasuki ruangan tersebut.
"Huh, ini terlihat seperti Perpustakaan pribadi? " ucap Dahyun ragu.
Bagaimana tak ragu, karena ruangan ini memiliki perapian, sofa yang sudah usang dan berdebu, meja dan beberapa cangkir terletak diatasnya.
Dahyun menyusuri setiap rak, sampai akhirnya ia melihat sebuah buku agak tebal berwarna merah dengan ukiran kuno disampulnya.
Bertuliskan
'Jeffrey Jung'
"Jeffrey? " ucap Dahyun aneh
SREEKK—
Uhuk—
Dahyun terbatuk ketika membuka buku itu, dikarenakan debu yang sangat banyak.
Puk puk puk—
Dahyun sedikit menepuk debu yang berada di Sofa lalu duduk. Ia membaca halaman per halaman dengan teliti.
Beberapa kali ia menggumamkan nama yang terdengar tak asing diingatannya.
Jung Jaehyun? Batinnya.
"Jung Jaehyun lahir pada tahun 1916, ah! Seratus tahun yang lalu?! " pekik Dahyun
"Dia memiliki seorang adik bernama Jung Yerin" Dahyun membacanya agak keras, kemudian ia bingung sendiri.
"Bagaimana rupa Jung Yerin itu? " tanyanya penasaran
Ia mulai membaca lagi buku itu hingga mencapai halaman tengah.
Roseana Park
Dahyun diam, lebih tepatnya ia terdiam.
"Bagaimana bisa? " ucapnya tak percaya
"Roseana Park, tunangan Jung Jaehyun pada umurnya yang mencapai 25 tahun saat ini" gumamnya
"Pasti... Bukan dia kan? " ucap Dahyun hati-hati.
"Bagaimana jika itu memang dia? " Dahyun tersentak lalu menoleh kebelakang.
"K-kau—"
"Jika itu memang dia... Bagaimana? " potongnya cepat
Dahyun terdiam.
"Tidak mungkin! Kau berbohong bukan!" pekik Dahyun
"Ah, apa aku terlihat seperti sedang berbohong, Kim? " tanyanya
"K-kau Jung Jaehyun! M-mana mungin nenekku seperti itu! " sanggah Dahyun
Jaehyun mendekati Dahyun dengan perlahan, Dahyun yang merasa terancam pun mulai melangkah mundur menghindari Jaehyun.
"J-Jaehyun, ka-kau harus sadar! Adikmu tidak akan senang! " bujuk Dahyun
Jaehyun mengerutkan dahinya lalu tertawa dengan keras.
"Tahu apa kau tentang adikku huh? " ucapnya sambil menyeringai
Jaehyun semakin memojokkan Dahyun.
"KU TANYA! KAU TAHU APA TENTANG ADIKKU HAH! " Teriak Jaehyun
Dahyun menunduk dalam-dalam, kini posisinya sangat terpojok. Dengan Jaehyun yang berada didepannya dan tembok yang berada dibelakangnya.
"Aku-ak—"
"Apa kau tak pernah diajari sopan santun nona? Bagaimana nenek moyangmu itu seorang bangsawan, tetapi ia memiliki cucu yang tak tahu diri sepertimu ini" ujar Jaehyun tajam
Ucapan Jaehyun membuat hati Dahyun mencelos merasakan sakit hati.
"Nenek moyangmu itu, seorang yang penuh dengan kesopanan, badannya selalu tegap dan selalu menghargai orang yang berbicara kepadanya dengan menatap orang itu langsung" ucapnya lagi
"Itu dia, bukan aku" jawab Dahyun berani
Jaehyun semakin menyeringai lalu menarik dagu Dahyun agar menatapnya.
"Ya, itu bukan kau. Bahkan kalian sangat berbeda, hanya saja kulitmu ini seputih Rose" balasnya
Dahyun yang mulai muak lalu mendorong Jaehyun menjauh.
"Sebenarnya apa mau mu sialan! " kesal Dahyun
"Mau ku?—" Jaehyun menduduki Sofanya.
"—Ikut bersamaku, dan semuanya akan seperti biasa lagi" sambung Jaehyun
Dahyun membulatkan matanya.
"Ma-maksudmu?! " tanya Dahyun gemetar
Jaehyun tertawa pelan
"Kau tau maksudku bukan? Oh! Atau bagaimana jika kita membuat sebuah perjanjian" tawar Jaehyun
"Apa itu? "
"Sebenarnya, jika kau tidak ingin ikut denganku, maka anakmu lah yang harus ikut denganku. Bagaimana dengan itu? " tanya Jaehyun sembari menyisir poninya kebelakang.
Dahyun diam tak berkutik.
"Apa salahku... " lirih Dahyun
BRAK
Meja itu dipukul oleh Jaehyun dengan kencang.
BUGH-
Jaehyun mendorong Dahyun lalu mencekiknya keatas.
"Kau masih bertanya apa salahmu? SALAHMU KARENA KAU ADALAH CUCU DARI ROSE! " bentak Jaehyun
Dahyun meronta-ronta meminta agar Jaehyun melepaskan cekikannya.
BRUK—
Jaehyun mendorong Dahyun kebawah dan melepaskan cekikannya. Ia kemudian berjongkok lalu menarik rahang Dahyun agar menatapnya.
Ah, Jaehyun merasa senang. Saat dimana ia menemukan tatapan kebencian dalam mata itu, mata Dahyun.
"Mari kita bahas yang pertama. Apa yang kau tahu tentang adikku hm? " tanyanya pelan
Dahyun agak tersentak lalu menelan ludahnya dengan kasar. Matanya melirik kesana kemari agar tidak menatap mata Jaehyun dengan langsung.
"Ah... Aku akan memberimu sedikit rahasia. " ucapnya lagi
"Adikku mati... Karena dibunuh oleh nenekmu, Sayang" bisiknya.
TBC
CHAPT 4 NYA BALIK LAGI WOI
AKU SENANG SEKALI HYUNGG 😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[ O2. ] Piano
Horror❝Sebuah denting melodi yang menghanyutkan, namun mampu membawa petaka. ❞ [Jaeda] Jaehyun X Dahyun