Mereka bertiga, Dahyun, Taeyong dan Jaehyun sampai pada basement rumah milik Dahyun. Mengapa ada Jaehyun? Karena ia tahu pasti akan ada sesuatu yang menimpa Taeyong dan Dahyun. Jadi dia mengikuti mereka berdua.
Terlihat seorang gadis berambut pirang dengan gaun hitam panjangnya sedang menekan setiap tuts piano dengan khidmat.
Bahkan pergerakkan badannya mengikuti sang jari-jari yang sedang menari diatas balok-balok piano dengan begitu lihainya.
Nada yang keluar pun tak main-main, sangat indah dan memikat, namun terdengar sangat sedih.
"Rose" lirih Jaehyun
DDENGGG
Gadis itu menekan semua balok yang tergapai oleh tangannya dengan kencang. Mendadak punggungnya terlihat naik turun menahan suatu gejolak yang akan keluar.
"Pergi" ucapnya dengan suara bergetar menahan amarah
"Tap—"
"PERGI! " Teriakan nyaring itu memotong ucapan Dahyun tiba-tiba.
Sang gadis memutar tubuhnya lalu menatap Dahyun, Taeyong dan Jaehyun dengan pandangan gelap. Ya, mata si gadis itu semuanya hitam.
Kulitnya sangat pucat hingga siapapun yang melihatnya akan lari terbirit-birit.
Rambut gadis itu mulai melayang, rambut pirang panjang yang tergerainya sangat indah, Dahyun terdiam menatap sang gadis yang memancarkan aura amarah.
Tapi...
Jaehyun menghampiri si gadis lalu merengkuhnya, sontak aura amarah dan mata hitamnya berubah menjadi normal.
"J-jeffrey" lirih gadis itu
"Rose" balas Jaehyun tak kalah lirih.
Mereka saling mendekap lalu menangis lirih.
"Kenapa... " tanya Jaehyun lirih
"Maafkan aku Jef, maafkan aku" isak Rose
Jaehyun memilih diam dan akan mendengarkan seluruh penjelasan Rose nanti.
***
"Nah, sekarang urusanmu dengan nenekku sudah selesai kan? Sekarang bagaimana caraku bisa hidup kembali?" tanya Dahyun pada Jaehyun
Kini mereka berdua berada diruang musik, tempat dimana pertama kali mereka bertemu.
Do re mi
Jaehyun menekan tuts-tuts piano dan memilih tak menjawab pertanyaan Dahyun.
PUK
"Yak! Jung Jaehyun! " pekik Dahyun sambil menggoyangkan bahu Jaehyun berkali-kali.
Ting—
Jaehyun menghentikan permainan pianonya yang sangat indah lalu menatap kosong kedepan.
"Apa kau, ingin hidup kembali? " tanyanya
"Ya" jawab Dahyun pasti.
Jaehyun menunduk
"Aku... Kesepian" lirihnya
Dahyun tersentak
"Apa... Kau... Mau menemaniku Dahyun? " tanya Jaehyun lagi
Dahyun diam sedangkan Jaehyun menoleh kebelakang lalu menatap Dahyun pekat.
"Apa kau mau menemaniku? Kim Dahyun? " ulang Jaehyun
Dahyun menatap Jaehyun tak percaya, ia melangkah mundur dengan perlahan.
"A-apa maksudmu? " tanya Dahyun takut
"Ikut bersamaku... Ya? " ucapnya
Seringai tercetak jelas diwajah tampan milik Jung Jaehyun, Dahyun semakin terpojok hingga tersudut ditembok.
Kedua tangan Jaehyun digunakan untuk mengurung Dahyun didalam kungkungannya.
"Ja-jaehyun" lirih Dahyun dengan suara bergetar
"Ikut denganku? Ya? Aku tidak menerima penolakan sayang" bisik Jaehyun ditelinga Dahyun
Dahyun menggeleng dengan kuat, tangannya dipakai untuk mendorong dada Jaehyun, tapi itu semua sia-sia.
"Ti-tidak! Jung! Aku tidak mau! " pekik Dahyun
Ting
Ah, suara piano itu terdengar kembali, membuat Dahyun membulatkan matanya didalam kungkungan Jaehyun.
Suara itu memperdaya segala kewarasan Dahyun, Jaehyun sendiri sudah tertawa keras lalu mengelus pipi Dahyun.
"Tidak sayang, kau tidak akan bisa kabur" ucapnya sambil menyeringai
Dahyun menatap Jaehyun takut.
Tidak tidak tidak
Tidak tidak tidak
Tidak tidak tidakDahyun menggumamkan kata-kata itu didalam kepalanya, ia menutup matanya dengan erat dan berharap jika semua ini hanya mimpi.
Dentingan piano itu semakin suram dan semakin menarik Jiwa Dahyun masuk kedalamnya. Jaehyun semakin menyeringai.
"Ah, aku sangat suka saat-saat seperti ini" ucapnya puas
"Kali ini... Aku tidak berjanji bahwa kau hanya bermimpi" bisik Jaehyun dengan lembut.
Dahyun mulai melemah, dentingan piano ini adalah dentingan yang sama dalam pertemuan mereka.
Seperti sebuah lagu pengantar tidur yang sangat nyenyak.
BRUK
Dahyun ambruk didalam pelukkan Jung Jaehyun.
"Kerja bagus Lee Taeyong, sekarang kau bisa kembali ke Neraka"
TTIIITTTT TTTIIITTT TTTTIIITTT
"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan anak anda"
"Kita akan selalu bertemu dimanapun dan kapanpun itu, Kim Dahyun. Karena sejatinya, hanya kau lah seseorang yang membuatku selalu menunggu tanpa lelah. Hanya kau lah satu-satunya belahan jiwaku"
TBC
Annyeong Hyung
End nih?
Kurang puas kan?Dah dibilang! Aku teh ya gabisa bikin ending😭😭😭😭🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
[ O2. ] Piano
Kinh dị❝Sebuah denting melodi yang menghanyutkan, namun mampu membawa petaka. ❞ [Jaeda] Jaehyun X Dahyun