05. Bukan Manusia

231 127 1
                                    

-Enjoy reading-

"Namanya orang, kalau tidak ingin diganggu tidak akan menganggu orang lain. Jadi kalo kamu masih mengganggu, tandanya kamu bukan manusia."

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Senyum Sonya mengembang malu-malu. Jiwa bar-barnya hilang ditelan bumi entah kemana.

"Kamu mau makan apa?"

Meleleh sudah hatinya. Mana orangnya ganteng yang bilang. Adek kan jadi malu. Sonya menelan ludahnya sejenak menghilangkan grogi yang tiba-tiba melanda, "Samain aja Kak."

Malik yang akan berdiri mengurungkan niatnya. Mendapat senyuman dari Bumi, Malik membalasnya serupa.

Bumi berjalan mendekat bersama Yasmin. Melihat Malik yang jarang dekat dengan seorang gadis membuatnya bertanya-tanya siapa gadis di depannya itu. Mas Malik ini menurutnya tipikal cowok cuek pada perempuan jadi agak aneh saja.

Rasa penasarannya berubah menjadi bingung. Kenapa harus gadis gila ini yang dekat dengan Mas Malik. Seperti tidak ada gadis lain saja. Selain tingkah pecicilannya yang kontras dengan sikap anteng Malik, dia juga gadis ceroboh. Berbeda dengan Malik yang selalu berhati-hati.

"Loh, loh Mas kamu dekat dengannya?" tanya Bumi memandang rendah Sonya.

Sonya yang ditatap seperti itu sebenarnya ingin menerjang Bumi. Tangannya sudah gatal ingin mencakar wajah Bumi yang sok tampan itu.

"Ah, iya kita berteman belum terlalu dekat sih. Mau gabung," ajak Malik menatap wajah malas Yasmin yang masih berdiri di samping Bumi. Dia merasa Yasmin tidak nyaman berada di sini. Tapi dia juga tidak enak jika mengusir.

Mood Sonya memburuk mendengar ajakan Malik. Tidak bisa dibiarkan, masa ia harus makan bareng si tengil ini. No,no,no. Tapi jika ia protes, sungkan dong. Jaga image dululah di depan Malik.

"Boleh deh Mas. Kita makan bareng mereka ya Yas?" tanya Bumi membuat telinga Sonya panas.

"Emang dasar Bumi alay," runtuk batin Sonya kesal. Kandas sudah rencananya ingin bermesra-mesraan dengan Malik.

Yasmin hanya mengangguk sebagai balasan. Tangan Bumi menarik pelan tangan Yasmin ke kursi yang ada di samping Sonya. Sementara Bumi duduk di samping Malik.

"Kalian berdua mau pesen apa? Biar ku pesankan juga," ucap Malik sebelum beranjak untuk membeli makanannya dan Sonya.

Kim bum menunjukkan senyumnya "Tidak perlu Mas. Kita pesan berdua saja," ajaknya seraya beranjak dari duduknya.

Sepergiannya Bumi dan Malik, antara Sonya dan Yasmin dilanda rasa canggung.

Sonya yang sudah gemas ingin berucap mengawali, "Besok ekstra masuk Yas?"

Alur Cahyaning BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang