No Reason

3.4K 366 83
                                    

Disclaimer : Naruto dan segala tokoh pendukung hanya milik Masashi Kishimoto.

Ini 8000word, mau bilang aja kalo bacanya lagi gak senggang-senggang amat pesan dalam cerita ini gak bakal sampe.

Untuk kak kit kitsuneramen yang juga menjadi penyokong ide, maafkan aku si manusia yang masih suka nunda-nunda nulis dan lebih tertarik jadi pembaca ceritamu waokwoaowaok. Much love.



Happy reading.


_______________________


|No Reason



LAMPION di terbangkan secara serentak ke udara, membiarkan benda kertas dengan api menyala-nyala itu menghiasi langit malam hingga mampu menyaingi bintang-bintang. Hinata menatap lampionnya yang semakin jauh, lampu kertas miliknya memuat nama Namikaze Naruto beserta harapan-harapan yang ia tuliskan dengan pena kecil.

Kini, mata amethyst gadis berusia enam belas tahun itu menatap lelaki bersurai pirang yang juga tengah melesatkan mata birunya ke langit malam, memandang pula lampion yang memuat nama Hyuuga Hinata beserta harapan-harapan lelaki itu.

Hinata tersenyum, kemudian menggenggam telapak tangan Naruto. Sebuah kisah romantis telah mereka rangkum sejak Junior High School tepatnya kelas dua, sesuatu seperti cinta pertama bersemi di usia dini. Kini, mereka tengah merayakan acara kelulusan, sebuah ritual di mana di terbangkannya harapan.

Murid-murid lain menuliskan nama sekolah impian mereka selanjutnya, menyematkan doa-doa semoga mereka bisa masuk pada salah satu Senior High School favorite di Tokyo. Tetapi, Hinata dan Naruto tidak memedulikan sebuah akreditasi sekolah. Terutama Hinata, gadis itu sadar tidak terlalu pandai di bidang akademik, tidak terlalu vokal untuk di kenal sebagai si biang prestasi. Tetapi, kehadiran Naruto membuatnya selalu percaya diri.

Entah sekolah mana yang akan mereka singgahi, Hinata berharap bahwa mereka akan tetap bersama. Menjadi semangat satu sama lain, menjalani Ujian Semester dengan saling mendukung, lalu belajar dan mengoreksi satu sama lain. Itu lebih baik dari pada di tuntut untuk mendapatkan nilai sempurna.

"Hinata, aku mencintaimu." Bisik Naruto, pelan namun mampu mendebarkan. Lelaki yang di besarkan dari keluarga terpandang, begitu pula sikap tenang dan cuek lelaki itu pada sekelilingnya selain Hinata. Membuat gadis bersurai indigo merasa bersyukur memiliki Naruto, Hinata kontan memeluk tubuh kekasihnya, merasa jika keindahan mata biru lelaki itu bisa melumpuhkan siapapun gadis-gadis di luar sana. Apalagi, di sekolah baru mereka nanti.

"A-Aku juga mencintaimu, Naruto-kun ..." Hinata tergagap, salah satu kekurangannya yang kontras sebagai gadis unpopuler dan pasif di sekolahnya. Tetapi, semua orang mengenal, bahwa Hyuuga Hinata adalah kekasih Namikaze Naruto.

***

Naruto menuruni tangga seraya jemari lelaki bersurai pirang itu memelitir kunci mobilnya, lelaki itu sudah mengenakan seragam Senior High School lengkap dengan dasi dan rompi sebagai murid yang cukup teladan di sekolahnya. Naruto menghampiri Kushina yang tengah memasak omelet sebagai sarapan, Ibu satu anak itu terkekeh mendapati ciuman di pipi dari Naruto.

"Duduk dan jangan menggoda Ibu, ini omelet untuk Ayahmu, milikmu sudah di piring," Kushina menunjuk dengan dagu sebuah omelet yang terhidang di meja makan, kupalan asap menyebul pada omelet yang tampak gemuk, Naruto asumsikan itu Omurice. Nasi goreng di balut omelet yang menjadi sarapan favorite-nya.

Naruto terkekeh, lalu menjaili sang Ayah yang tengah tekun membaca sebuah berita pelecehan seksual yang di muat di koran pagi.

"Naruto, jangan ganggu Ayah. Ayah sedang ngambek dan cemburu." Ujar Minato melirik kesal pada Putra satu-satunya itu, Naruto menjulurkan tangan dan menutup sebaris kalimat penghantar berita yang tengah ia baca.

Kumpulan Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang