dua puluh

551 36 20
                                    

Kalau ada yang mau baca dari part 1 bisa baca di akun Ve_eeeeee ya. 🙂🙂🙂

Happy raeding 😍

"Mba Mila. Yaampun mba akhirnya keluar kamar juga, bibik cemas sama mbak Mila. Mbak Mila mau makan? Biar bibik siapkan."art Kevin datang menghampiri Mila dengan raut wajah cemas, karena majikannya belum keluar kamar semenjak berita diluaran sana semakin heboh. Belum lagi tidak adanya sang tuan rumah beberapa hari ini karena tugas perusahaan diluar kota, yang membuat bibik susah membujuk Mila keluar kamar untuk sekedar makan.

"Ngga Bik, Mila ngga lapar."jawab Mila sayu.

Tubuh Mila selama seminggu terlihat semakin kurus hanya beberapa bagian tubuh Mila yang menonjol.

"Lalu mbak Mila butuh sesuatu?"tanya bibik lagi.

"Bisa Mila minta tolong bik?"tanya Mila dulu.

"Bisa mbak."

Sebenarnya Mila enggan menyuruh bibik untuk pergi membeli test pack. Tapi Mila penasaran dengan kondisi tubuh Mila yang sangat berbeda beberapa bulan yang lalu.

Tubuh Mila tidak sefit dahulu. Tubuhnya gampang lelah. Belum lagi nafsu makan Mila yang tiba-tiba hilang. Dan yang membuat Mila sadar harus membeli test pack adalah, pembalut Mila yang masih tersimpan rapi di lemari.

"Mba Mila?"panggil bibik.

"Eh iya. Saya Minta tolong belikan test.. Pack boleh?"ucap Mila pelan dengan rasa malu.

"Baik mba. Akan saya belikan."si bibik yang memang sudah tau pernikahan antara tuannya dengan adik iparnya pun mengiyakan. Namanya juga suami istri, cepat atau lambat pasti akan menimang baby. Pikir si bibik.

"Ini uangnya."Mila menyerahkan dua ratus ribu pada si bibik.

"Eh, kebanyakan mbak!"si bibik bingung menerima uang sebanyak itu.

"Beli lima bik. Apa kurang ya?"Mila hendak merogo lagi kantong jaketnya.

"Malah ini kebanyakan, mba."jawab si bibik.

"Yaudah belikan aja sedapatnya."ucap Mila menggaruk tengkuknya.

Bibik keluar lewat pintu belakang rumah Kevin. Dikarnakan pintu gerbang utama penuh dengan awak media yang ingin mewawancarai Mila.

Mila membuka jendela kamarnya, untuk melihat situasi di luar sana.

Tes..
Setitik air mata jatuh dipipi Mila. Mila menyeka kasar. Dalam batin kenapa situasi seperti ini. Bukan ini yang Mila harapkan. Karier Mila sepertinya akan hancur dalam waktu dekat.

Rizki,
Pria itu tidak sekalipun menghubungi Mila. Semejak berita Mila viral. Tidak satupun Rizki menanyakan keberadaan Mila. Mila sangat menyayangkan sikap Rizki yang seolah enggan menanyakan kabarnya.

Mila menekuk lututnya, menangis dalam diam dengan sesegukan.

Hingga suara panggilan dari bibik membuat tangisan Mila mereda.

"Mbak Mila.."panggil bibik dari luar.

Mila segera bangkit dari sisi ranjang untuk membuka pintu.

"Ini mba pesanannya."sibibik berhasil masuk kembali ke kediaman Kevin tanpa ketahuan wartawan.

"Makasih bik."Mila menerimanya.

"Mbak Mila ini saya juga bawakan makan buat mba Mila."mumpung kamar Mila dibuka bibik memanfaatkan menaruh makanan untuk Mila.
"Dimakan ya, mbak. Nanti takut kenapa-napa."ucap bibik lalu pamit.

Mila menjejerkan 6 buah testpack yang dibelikan bibik. 2 dari 6 testpack bergaris 1. Sedangkan 4nya dengan 2garis merah.

Seketika tubuh Mila limbung jatuh kelantai kamar mandi yang dingin.

Mila memeluk lututnya yang lemas seketika saat menatap keempat benda pipih bergaris 2.

Lama menangis, menyadari selama ini telah hadir janin ditubuh Mila. Membuat Mila merasa ingin mengakhiri hidupnya saja.

Kenapa? Kenapa harus ada bayi diperut Mila? Kenapa harus membuahkan hasil?

Mila menghapus air matanya cepat. Tidak, bisa saja 4 benda pipih itu salah. Dan 2 benda pipih yang negatif lah yang sebenarnya.

Mila akan mengeceknya besok kerumah sakit!

Ya, masih ada harapan kalau ini semua mimpi! Sebelum kebenaran adanya janin yang sedang tumbuh di perut Mila.

Mila melempar ke enam benda pipih itu kedalam tempat sampah.

*****

Dengan memakai jaket, masker, kacamat dan lainnya agar tertutup. Mila menaiki ojek pangkalan, karena transportasi yang aman dari para wartawan hanya ini saja selain mobilnya.

"Rumah sakit pak."setelah menyebutkan alamat rumah sakit. Mila bersama abang ojek langsung bergegas kesana.

Mila merapatkan jaketnya. Ini pertama kalinya Mila naik motor.
Membuat Mila sedikit masuk angin.

Saat nama samaran Mila di panggil. Mila segera masuk.

"Bisa dilepas buk, kacamata sama maskernya?"tanya si dokter.

"Taa.. Pi.."Mila hendak menolak.

"Ini prosedur bu."ucap dokter pria yang masih muda itu.

"Baik dok."ucap Mila mulai melepaskan kaca mata berserta masker dan topi.

Jangan tanya reaksi kaget Dokter tampan itu melihat Mila dihadapnya.

"Mila!"seru Dokter itu.
"Mila yang model kan?"tanya Dokter tampan itu mengedipkan Beberapa kali tak percaya.

"Bisa diperiksa saja, dok?"tanya Mila jengah.

"Bisa Hmm.. Bu. Mari silahkan berbaring."ucap Dokter Ali pada Mila seprofesional mungkin.

Mila sudah di cek. Ternyata hasilnya positif. Usia kandungan Mila juga sudah 2 bulan.

"Saya baru satu kali saja berhubungan. Kenapa bisa jadi dok?"tanya Mila dengan tangan tertaut di bawah meja. Runtuh sudah dunia Mila. Padahal Mila sudah berharap kalau tidak ada yang hidup di dalam rahimnya.

"Mungkin ibu sedang masa subur."jawab si dokter muda tersenyum. Sakit, sumpah sakit sekali liat idola kita ternyata sudah menikah dan akan mempunyai bayi. Andai saja Ali beruntung bisa jadi suami dari model idolanya. Ternyata berita Mila di tv maupun di media sosial benar adanya kalau Mila sudah menikah.

"Eh kok nangis?"kaget Dokter Ali melihat Mila terisak di tempat duduk. "Saya gak gigit kamu loh ya."gurau Dokter Ali membuat tangisan Mila semakin kencang.

"Dok?"tanya suster membuka pintu karena ruangan Ali ramai tangisan Mila.

"Gak papa Ti. Kamu diluar aja."suruh Ali pada Siti, suster yang membanti Ali.

"Dokter boleh saya minta tolong?"tanya Mila masih terisak.

"Eh?"Dokter Ali bingung.
"Maksudnya?"tanya Ali lagi.

"Saya mau kabur dari rumah, dok. Tapi bingung."isak Mila.

"Jangan sama saya, saya memang fans kamu. Tapi nanti orang pikir saya pembinor lagi."tolak Dokter Ali. "Tapi kalau dikasih tanda tangan gakpapa deh."gurau Dokter Ali lagi.

Setelah tugas Dokter Ali hari ini usai. Dokter Ali menemani Mila pergi mencari rumah untuk Mila tempati. Mila sudah memutuskan ia akan pergi menjauhi kehidupannya, menjauhi Kevin, Zheera. Dan termaksud pekerjaanya di dunia permodelan.

Saat dijalan Mila ditemani ocehan dokter Ali sepanjang jalan. Kata Dokter Ali, jangan sampai Mila benci pada janin yang tidak bersalah itu, meski Mila benci pada Kevin.

Mila senang bisa meminta bantuan pada Dokter Ali. Selain ramah, Dokter Ali juga suka bergurau. Tidak kaku dan dingin seperti Kevin.

Huft.. Mengingat Kevin. Apa harus Mila pisahkan bayi ini dengan ayahnya? Tapi bagaiaman kalau Kevin menolak, karena mereka hanya melakukan satu kali saja hubungan suami istri.

TBC

Turun ranjang (Kevin-Mila Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang