Sekali lagi aku ingetin cerita ini perpaduan dari drama Master's Sun dan Missing You jadi kalau memang merasa ada kesamaan memang disengaja 😅😅😅
..
..
..
Taehyung kembali ke ruangannya. Pikirannya tertuju pada mata Joohyun tadi. Wanita itu terasa tidak asing baginya. Taehyung mengusap kepalanya yang sedikit pening."apa ada masalah tuan?" Tanya sekertarisnya
"Namjoon hyung, aku tak boleh goyah kan? Aku tak boleh goyah. Dia hanya wanita biasa wajahnya pun tidak mirip dengannya" gumam Taehyung
"apa anda sudah membuka hati anda lagi?" Tanya sangsekertaris yang bernama Namjoon itu
Taehyung menatap Namjoon yang sedang berdiri di depannya. "aku tak akan jatuh cinta lagi hyung. Cukup bagiku merasa tersakiti, tertipu, dan dikhianati" ujar Taehyung dengan tatapan tajam sembari mengepalkan tangannya yang berada di atas meja.
Namjoon hanya bisa menghela nafas. Dia tak bisa berkata apapun lagi. Dia sudah menjadi sekertaris Taehyung selama 10 tahun dan dia cukup tau bagaimana sifat Taehyung dan juga masalalunya yang selama ini membuatnya merasa sakit.
***
Joohyun sedang berada di ruangan yang terdapat di dalam tokonya. Tangannya sedang sibuk menuangkan isi kepalanya diatas kertas putih. Dia sedang menggambar, itulah tugasnya dan juga keahliannya. Mendesain sebuah pakaian maupun barang-barang lain. Biasanya dia akan mendapatkan konsentrasi jika tak ada seorangpun yang mengganggunya. Untuk itu Seokjin menyiapkan sebuah ruangan khusus untuk Joohyun.
Namun entah kenapa dia tidak mendapatkan konsentrasi itu kali ini. Hatinya sedikit gelisah ketika mengingat saat dia dan Taehyung saling bertatapan.
"untuk seorang CEO muda yang sukses, matanya terlihat sedih" gumam Joohyun
***
'kau pulanglah lebih dahulu. Aku harus mengurus sisa berkas kontrak yang harus di tandatangani. Kau tak akan tersesat kan. Hubungi aku jika sudah sampai'"yaaa. Dasar tidak punya perasaan. Bagaimana bisa dia membiarkan seorang wanita berjalan pulang sendirian? Meskipun ini baru jam sembilan"gerutu Joohyun. Dengan kesal dia berjalan menuju halte bus.
"kenapa bisnya begitu lama?" kesal Joohyun. Dia mendudukkan dirinya di sebuah bangku yang ada di halte tersebut.
Namjoon menatap kaca depan mobilnya. Dilihatnya Taehyung yang sedang duduk di belakang sambil menghadap keluar jendela. Namjoon beberapa kali mendengar Taehyung bergumam biarpun begitu Namjoon tetap fokus pada jalan dan mengemudi dengan hati-hati.
"oh, bukankah itu karyawan toko yang tadi kita datangi?" seru Namjon. Taehyung segera menengok kearah halte bus yang ada di kanan jalan.
"kenapa malam-malam pulang sendiri? Dan hanya ada dia di halte itu" gumam Namjoon
Taehyung melihat Joohyun yang sedang duduk di bangku halte. Dia Kelihatan mengusap kedua tangannya, menunjukkan kalau dia merasa dingin. Taehyung melihat Joohyun sedang mengetuk-ngetuk ujung kakinya di tanah. Seketika Ingatan Taehyung kembali pada masa lalunya. Saat seorang wanita melakukan hal yang sama seperti saat dia menunggu kehadiran Taehyung.
"berhenti" seru Taehyung
Segera Namjoon mengarahkan mobilnya ke pinggir. Taehyung Membuka pintu mobil lalu keluar dan berjalan mendekati Joohyun yang sedang memeluk tubuhnya karena kedinginan. Wajahnya menatap langit malam yang gelap tanpa bintang.
"apa akan hujan? Atau tidak? Akan hujan? Tidak hujan? Hujan? Tidak hujan?" gumam Joohyun yang masih dapat terdengar oleh Taehyubg
Taehyung terdiam dan merasa heran dengan ucapan Joohyun
'datang? tidak datang? datang? tidak datang'
Taehyung terkekeh melihat wanita yang sedang duduk di sebuah ayunan sambil bergumam sendiri. Taehyung tau kalau wanita itu menunggu kedatangannya
'ya, Kang Seulgi. Sedang apa kau melamun seperti itu?' seru Taehyung. Wanita itu menoleh kearahnya.
'o...ternyata datang' wanita itu tersenyum sambil menatap Taehyung lembut.
Masalalu Taehyung mulai terlihat lagi. Taehyung memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Air matanya mulai membasahi pipinya. Tiba-tiba terasa rintik hujan turun dari langit.
"o...ternyata hujan" seru Joohyun membuat Taehyung kembali menatap Joohyun.
"oh bus" Joohyun segera bangkit lalu berjalan memasuki bus sambil berusaha menutupi kepalanya dengan tas agar tidak kehujanan.
Tanpa diketahui Joohyun, Taehyung masih berdiri disana sambil menatap bus yang dinaiki Joohyun berjalan menghampiri bus. Taehyung tak bisa menahan air matanya. Dadanya terasa sangat sakit. Tiba-tiba seseorang memayunginya.
"sajangnim, kau bisa sakit. Sebaiknya kita segera masuk ke mobil lalu pulang" ujar Namjoon lalu membantu Taehyung memasuki mobil
***
Joohyun memasuki apartemennya. Hujan di luar tidak terlalu deras sehingga tidak membuat dirinya basah kuyup. Segera dia mandi dan bersiap untuk tidur. Joohyun merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Pikirannya menerawang saat dia memasuki bus tadi."apa mungkin aku salah lihat? Aku merasa melihat Kim Taehyung sajangnim. Tapi mana mungkin dia berada di halte bus. Konyol sekali aku ini"gumam Joohyun.
Tiba-tiba dia mendengar suara pintu yang terbuka. Segera Joohyun bangkit menuju pintu depan. Dia tau siapa yang datang. karena hanya dua orang yang mengetahui password apartemennya.
"Jin" panggil Joohyun. Dan benar. Seokjin muncul dari balik pintu. Mereka tinggal bersama. Tapi tidur di kamar yang terpisah.
"gak tidur?" Tanya Seokjin. Joohyun menggeleng
"bagaimana aku bisa tidur? Aku baru saja sampai. Tidak ada taxi yang lewat dan Kau tau, bus sekarang sangat lama dan aku tadi hampir kehujanan. Untung saja bus terakhir masih ada, kalau tidak aku harus pulang dengan jalan kaki" keluh Joohyun panjang lebar membuat Seokjin terkekeh.
"ahaha...mianhae" Seokjin mengacak-acak rambut Joohyun
"sudahlah, aku ingin tidur" kesal Joohyun lalu melangkahkan kakinya ke kamar.
Joohyun duduk termenung di kursi yang terletak di dekat jendela. Pikirannya menerawang. Sekali lagi Joohyun berusaha mengingat masa lalunya yang hilang 15 tahun lalu.
"ya, kenapa malah ada wajah Kim sajangnim di kepalaku?" gumam Joohyun heran. Dia mengetuk-ngetuk kepalanya saat pikirannya malah memberikan gambaran wajah Taehyung yang tadi siang dia temui.
Namun sesaat tiba-tiba ingatannya terlihat. Dirinya berada di tengah-tengah api Tiba-tiba kepalanya sakit. Joohyun memegangi kepalanya dan meringis kesakitan.
"aaakkkhh...apeo...." ringis Joohyun. Tiba-tiba suara pintu terbuka kasar. Ada Seokjin disana
"Joohyun" seru Seokjin lalu segera menghampiri Joohyun dan memeluknya.
Joohyun menangis di dalam pelukan Seokjin
"gwaenchana?" Tanya Seokjin. Joohyun terus menangis dalam pelukan Seokjin. Entah kenapa hatinya juga merasa sakit kali ini.
"kenapa? Kenapa setiap aku berusaha mengingat masalalu, hanya api itu yang dapat kulihat?" isak Joohyun
"sudah ku bilang, cukup untuk tidak mengingatnya jika kau tak sanggup" Seokjin mengusap kepala Joohyun.
Dia menenangkan Joohyun. Hampir setiap malam ketika Joohyun mencoba mengingat kembali ingatannya yang hilang selalu berakhir seperti ini.
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross Destiny [VRene] (END)
Romance'aku menyukainya? Aku tidak menyukainya? Aku menyukainya?' 'jika gelombang air ada lima, maka aku menyukaimu' -Irene-