Kenalin nama aku Kama. Aku Wakil Ketua OSIS di SMA Garuda. Hari ini Minggu tanggal 16 Agustus ... aku, terus teman-teman OSIS lainnya, Pak Satya (Pembina Osis) dan Pak Bagas (Guru Pendamping) lagi di sekolah untuk persiapan upacara tanggal 17 Agustus besok.
Kami di sekolah sudah sejak jam 8 pagi untuk latihan. Sekarang waktu menunjukkan pukul 12, kita baru saja istirahat setelah latihan yang cukup melelahkan.
“Enak banget ya, jadi peserta upacara yang bukan OSIS. Besok udah terima beres, tinggal ngikut upacara. Lah, kita hari Minggu yang harusnya istirahat eh malah panas-panasan buat latihan,” keluhku seraya menghela nafas kasar.
“Ck, kamu itu baru juga panas-panasan dikit udah ngeluh mulu kerjaanya.” ucap Pak Satya menyindirku.
“Pak, ini panas-panasannya bukan cuma sedikit loh. Udah 4 jam kita dijemur kayak ikan teri tau nggak,” jawabku dengan nada kesal.
“Kamu ikhlas nggak ngejalanin latihan hari ini?” tanya Pak Satya.
“Ikhlas pak,” jawabku.
“Kalau ikhlas kenapa ngeluh?” tanya Pak Satya lagi.
“Panasnya itu lho pak, bikin nggak tahan.” jawabku kembali.
“Itu artinya kamu nggak ikhlas ngejalaninnya” ucap Pak Satya.
“Idih bapak sok tau deh,” ucapku sambil meminum air mineral.
“Kalau kamu ikhlas, kamu nggak akan ngeluh Kama.”
“Hmm,” aku hanya berdeham.
“Kamu, baru latihan upacara buat Hari Kemerdekaan aja udah ngeluh gini, kamu bayangin nggak dulu para pahlawan sampai bertaruh nyawa untuk menjadikan Indonesia merdeka. Eh, zaman sekarang anak muda cuma disuruh upacara aja udah ngeluh apa lagi suruh perang. Langsung mati sebelum ke medan perang mungkin,” Pak Bagas menimpali.
“Ih, nggak ya Pak. Saya udah biasa perang ya, perang online tapi lewat game mobil lejen.” ucapku tersenyum seperti kuda.
”Dasar anak muda,” ucap Pak Bagas sambil geleng-geleng.
“Menurut kamu arti kemerdekaan itu apa sih, Ma?” tanya Pak Satya.
“Menurut saya, kemerdekaan itu waktu Soekaerno menyatakan merdeka untuk Indonesia,” jawabku.
“Udah? Itu doang yang kamu tahu?” tanya Pak Satya. Gue menganggukan kepala.
“Perjuangan Indonesia untuk merdeka kamu tahu nggak?” tanya Pak Satya.
“Tahulah, para pahlawan perang melawan penjajah pakai bambu runcing tapi penjajah pakai senjata yang modern.” sahutku pede.
“Kamu nilai sejarah sama PPKn nya berapa, sih? Masa cuma itu yang kamu tahu?” tanya Pak Satya.
“Nilai PPKn saya bagus ya pak kalau nggak percaya tanya aja sama Pak Bagas. Kalau sejarah, saya tidur mulu di kelas soalnya ngantuk kalau pas sejarah hehehe.” ucapku sambil menyengir.
“Ck, kamu itu masih muda udah loyo.” ucap Pak Satya.
“Untuk Indonesia meraih kemerdekaan itu nggak mudah. Saat itu Indonesia sedang dijajah oleh Jepang, hingga tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menurunkan bom atom ke kota Nagasaki. Lalu pada tanggal 9 Agustus 1945 giliran kota Hiroshima yang terkena bom atom oleh Amerika Serikat. Sejak saat itu Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika dan sekutu,
“Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir,
KAMU SEDANG MEMBACA
Nouvelle [Kumpulan Cerpen]
Short Story"Hidup ini hanya sebuah catatan kecil. Cerita pendek tentang sebuah realita yang didalamnya hanya ada cerita kepahitan dan manisnya kehidupan."-WM 2020 *** Kumpulan cerpen buatan Writing Memories, terdapat tag akun penulis di setiap part. Diharap ha...