[4] Sahabat Selamanya

17 7 0
                                    

Di sebuah kota, tinggallah dua remaja perempuan yang begitu cantik dan imut. Mereka bersahabat dari kecil. Bermain, tidur, makan, mereka selalu bersama. Kedua anak itu bernama Sinta dan Dewi. Saat ini sinta dan Dewi sudah menduduki bangku SMA kelas XII dan Dewi pun sama, hanya mereka berbeda kelas, Sinta berada di  Ipa 1 dan Dewi di berada di Ipa 2. Satu sekolah pun tahu kalau Sinta dan Dewi bersahabat sejak kecil. Kata mereka dimana ada Sinta di situ ada Dewi.

"DEWIII AKUU DATENGG ...." teriak Sinta di depan kelas Dewi. Anak di kelas itupun tak heran lagi karna mereka sudah terbiasa dengan teriakan itu.

Dewi mendengar suara yang tak asing lagi di telinganya langsung membereskan buku dan pulpen yang berserakan di mejanya, setelah selesai Dewi berjalan keluar menemui sahabatnya itu.

"Ihh sinta jangan teriak, malu tahu!" ucap Dewi

"Apasih malu-maluan, yok ke kantin, aku udah laper!" ucap sinta dan langsung menarik tangan dewi menuju kantin.

"Nariknya jangan kayak gitu ih, berasa kambing akutuh di tarik tarik gini " celetuk dewi kesal.

Sinta langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap dewi dengan muka yang serius. Dewi yang ditatap seperti itu jadi bingung plus gugup, jujur sinta kalo udah diem kek gitu serem banget.

"A-apa?" ucap dewi gugup.

Sinta yang melihat dewi seperti itu tidak bisa lagi menahan ketawanya.

"Hahaha, muka kamu kalo kek gitu kayak nahan berak, haha ...!" kekeh sinta sambil memegang perutnya yang sakit akibat kebanyakan tertawa.

Siswa-siswi di tempat tersebut langsung menatap Sinta bingung. Dewi yang merasa sedang di perhatikan langsung menutup mulut sinta dengan tangannya dan menarik Sinta ke kantin.

"Ekhem, emph!!!" racau sinta tak jelas karena mulutnya di tutup oleh dewi.

"Am em am em, bikin malu aja tahu gak!" ucap Dewi kesal.

Sesampainya di kantin, Dewi langsung melepas tangannya di mulut sinta. 

"Hih tangan kamu bau, habis lebih pegang apasi? Emm, asin pula!" gerutu Sinta.

"Jorok, yok cari meja." ucap Dewi dan berjalan masuk ke kantin mencari meja kosong. Dan ada meja kosong di belakang, Dewi dan Sinta berjalan menuju meja tersebut.

"Sin, pesan gih!" suruh Dewi santai.

"Apa? Aku?" kaget Sinta dan menunjuk dirinya.

"Iya, cepetan laper nih!" ucap Dewi.

"Enggak," tolak Sinta dan langsung duduk di hadapan dewi.

"Pesan sana cepat!"

"Enggak!"

"Pesen gak!"

"Enggak!"

"Pesen atau aku bakal kasi tau kak Rio kalo kamu suka sama dia!" ucap dewi dan menunjukkan senyum termanisnya. Tapi menurut sinta senyuman itu tidaklah manis namun sangat menyebalkan.

"Iyadeh iya, puas sekarang?!" ucap sinta kesal dan berjalan menuju ibu kantin.

"Tentu saja iya." ucap dewi dan mengeluarkan android dari saku seragamnya .

Tidak lama kemudian datanglah sinta beserta nampan yang ia bawa. "Silahkan kanjeng ratu~!" ucap Sinta dengan ala-ala pelayan istana.

"Iya babu," ucap Dewi santai.

Sinta yang mendengar itu lansung menjitak kepala Dewi, ia memang sudah dari tadi mememdam kesalnya itu.

"Aduh, kok dijitak sih babu?" ucap dewi sambil memegang kepalanya yang sakit.

Nouvelle [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang