06. Kurang kerjaan

233 126 1
                                    

-Enjoy reading-

"Jadi orang jangan ngurusin orang lain. Kurang kerjaan banget"
.
.
.

 Kurang kerjaan banget"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Sonya kembali ke kelas dengan wajah yang jutek.

Sintya yang melihatnya mengernyit. Bukannya teman gilanya yang satu ini sedang asik asik sama senior tampan tadi.

"Sut," kode Sintya melihat Sonya akan melewati bangkunya.

Sonya berhenti melangkah menatap Sintya sengit.

Sintya yang ditatap seperti itu semakin bingung. Seharusnya dia yang kesal eh malah si kuyuk tidak tahu diri ini datang-datang cari gara. Sintya berdiri "Apa lihat-lihat seperti itu. Yang seharusnya marah itu aku!" serunya kesal.

Sonya yang baru mengingat kesalahannya nyengir, kedua tangannya menyatu "maaf," ucapnya tulus.

Sintya menghempaskan rambut panjang ke belakang. "Baiklah karena aku baik, duduklah dan cerita. Kenapa datang-datang kusut bener."

"Yuk keluar aja yuk tidak ada guru juga," ajak Sonya melihat Bumi yang memasuki kelas.

Sintya yang melihat aura permusuhan antara Bumi dan Sonya yang sangat kental mengangguk.

Bumi yang melihat mereka berjalan keluar kelas menginterupsi "Mau ke mana kalian. Ini jam pelajaran!" serunya bossy.

Sonya menggeram kesal. "Dasar baru jadi ketua kelas saja ngatur-ngatur apalagi jadi presiden sudah dipenjara itu orang," runtuk batin so eun. Mulutnya tetap rapat malas berdebat.

Sintya mencari alibi, "itu Sonya kebelet boker katanya Bum. Nanti aja ya wawancaranya." Sintya lalu menarik lengan Sonya agar cepat keluar kelas.

"Heh, kutil onta enak aja bilang aku mau boker. Yang elegan dikit dong cari alasan," ucap Sonya tidak terima.

Sintya terkekeh "iya, iya. Udah tadi kenapa?"

Sintya dan Sonya mendekati bangku terdekat. Duduk di sana berdampingan.

Sonya yang diingatkan masalah tadi mengepalkan tangannya "ini semua gara-gara Bumi kutu kupret," cerita Sonya menggebu gebu sambil menjotos tangannya ke telapak tangannya yang lain "Dia membuat kesan buruk pendekatan pertamaku dengan Kak Malik Sin," lanjut Sonya mulai melow.

Sintya yang mendengarnya ingin terbahak, tapi ditahannya sebisa mungkin. Tangannya mengelus rambut Sonya bersikap seolah peduli. Padahal aslinya, bwahahaha sudah tidak perlu dijelaskan bukan.

Alur Cahyaning BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang