1.25 PM

230 49 2
                                    

I like your shirt I like your fingers
Love the way that you smell
To be your favorite jacket just so
I could always be near


——


Kelas baru saja dibubarkan, padahal bel pulang baru akan berbunyi 15 menit lagi. Sungguh menyenangkan memang. Siapa sih yang tak suka pulang lebih cepat. Apalagi Chan masih harus membereskan barang-barang milik Minho di kelasnya. Beruntungnya ia.

Berjalan seorang diri, dengan langkah tergesa ke ruang kelas di samping kelasnya sendiri. Kelas mereka memang bersebelahan. Karenanya, mereka masih bisa sering bersama walau telah terpisah kelas.

"Eh, Chan," seseorang tiba-tiba mencegatnya. Ia Jungwoo, temang sebangku Minho yang kemudian menyerahkan seonggok tas yang sepertinya biasa dipakai Minho. "Mumpung lo udah ke sini, sekalian nitip tasnya Minho ya. Gue duluan," ucap pemuda itu kemudian meninggalkannya.

——

"Eh, ayam, ayam."

Minho tiba-tiba terduduk. Suara alarmnya benar-benar mengganggunya. Aarggh ... Minho cuma mau tidur sehat yang tenang.

Tangannya menggapai-gapai mencari letak ponselnya yang masih betah berdering. Matanya masih setia terpejam.

"Dah, mati sana!"

Ditariknya kembali selimutnya untuk melanjutkan tidur nyenyaknya. Sebelum akhirnya–

"Anjir, gue telat ke sekolah!"

–dilemparkannya dengan asal selimut yang dipakainya. Terburu-buru Minho mencari kamar mandinya yang entah kenapa terasa menghilang.

Kepalanya masih betah menengok ke kanan dan kiri. Memindai ruangan yang ditempatinya.

"Gue ... dimana anjir?!"

"Gue gak diculik kan?"

Ketakutan mulai menguasai pikirannya. Kembali dicarinya ponsel yang entah diletakkannya entah di mana.

Kriet ....

Mata kucing itu mulai ketakutan. Melirik kesana kemari, dan pada akhirnya memilih untuk bersembunyi di bawah ranjang.

"Min?"

"Mau pulang gak?"

"Ngapain lo, Meng? Ngendep di bawah ranjang lagi," tanya Chan sambil berdecak.

Manusia satu ini dari dulu memang tak pernah berubah. Selalu saja aneh. Dan yang anehnya lagi, kenapa ia masih betah berteman dengannya. Heran ....

Kepalanya sedikit mengintip menunjukkan rambut dan matanya saja. Seperti kucing garong, kalau kata Chan.

"Loh, Chan?"

Wajah itu terheran-heran. Minho sontak langsung mengeluarkan diri dari persembunyiannya. Dengan banyaknya sarang laba-laba yang tersangkut di rambutnya.

"Jan bilang lo nyulik gue?!"

Minho langsung menuduh dan menunjuk-nunjuk Chan yang masih berdiri bingung di samping ranjang. Manusia ini kenapa sih? Apa penunggu kebun belakang nyangkut di kepalanya? Monolongnya dalam hati.

"Pulangin gue njir! Gue tau gue ganteng, unyu, raj–”

"Lo kesambet?"

"Dahlah, ayo balik," ujar Chan kemudian menggeret kucing garong yang masih kebingungan di belakangnya.

Ah ... Chan baru sadar. Minho kalau baru bangun tidur kan lebih sering kehilangan jiwa manusia dan, errr, aneh. Jadi harap–

"Channie, peluk~"

–dimaklumi. Ah tidak, jangan dimaklumi. Manusia ini nyatanya aneh sekali dan tidak sesuai standar manusia lain.

Baru saja teriak-teriak ingin dipulangkan, lalu menuduhnya  penculik. Dan sekarang ... ah sudahlah.

"Channie wangi banget, eung. Ino sukaa~" gumam Minho pelan sambil mendusalkan kepalanya di punggung Chan.

"Heh, lepas! Masih di sekolah."

"Gak mau!" kukuh Minho.

Chan hanya mengitarkan kepalanya mengawasi sekelilingnya. Benar kan, banyak yang memperhatikannya. Aish, benar-benar menyebalkan.

Dilepaskannya pelukan monyet Minho lalu dilemparkannya jaketnya untuk Minho. "Nah pake jaket gue aja, wanginya sama kan."

Kemudian hanya terdengar gerutuan absurd dari kucing jadi-jadian di belakangnya yang masih sibuk mencari kenyamanan di sepotong jaket. Biarkan saja.

——


"Chan, gue pengen deh jadi jaket lo," ucap Minho tiba-tiba.

Sedangkan Chan, hanya mengernyit heran menatapnya.

"Biar bisa deket sama lo terus aaaaaa ...."

Ctak ....

Jitakan keras langsung menghampiri kening Minho.

"Bangun cuy, udah sampe rumah lo," sahut Chan kemudian mendorong Minho turun dari motornya.

"Bangun cuy, udah sampe rumah lo," sahut Chan kemudian mendorong Minho turun dari motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai!
Adakah yang sampai sini?

- Lif





Now You Know | BanginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang