I've loved you for so long
Sometimes It's hard to bear
but after all this time,
I hope you wait and see——
"Min, nitip ini dong," ucap seorang gadis yang tiba-tiba menghadangnya. Kemudian memberikan bungkusan kecil yang lucu. Ck, pasti untuk Chan."Buat Chan, yaa. Jangan dimakan, makasih Minho."
Dan gadis itu berlalu seenaknya. Tidakkah ia melihat, sekarang ini Minho sedang membawa setumpuk jajanan titipan manusia-manusia itu juga buku setebal dosa.
Aish, Minho capek. Mau cosplay jadi batu aja. Tapi kalau nanti dia jadi batu, yang akan menghabiskan camilan dari penggemar Chan siapa?
——
Bruk ....Minho melemparkan semua bawaannya ke meja Chan dengan anarkis. Lagipula, semuanya milik Chan. Walaupun ujungnya akan berakhir di perut Minho sih.
"Nah, jajanan rutin lo!"
Mata kucing itu memicing. Menanti respon dari lawan bicaranya. Hey, mana jatahnya? Ayo dong berikan, Minho sudah lapar.
"Chan!"
Chan masih saja asik dengan ponselnya, mengabaikan kucingnya yang siap mengamuk dalam hitungan detik jika didiamkan. Minho langsung saja mendudukan dirinya di samping pemuda berwajah datar itu dan berdecak kesal.
"Chan!" sentak Minho lagi. Bibirmya mengerucut lucu dengan mata memelototi Chan yang tak juga memperhatikannya. "Jatah gue mana?!"
"Bentar. Bentar lagi menang nih," jawab Chan dengan masih memperhatikan ponselnya yang masih berbunyi.
Tak lama, Chan mematikan layar ponselnya. Kemudian memperhatikan sesosok manusia yang tengah cemberut dan menatapnya marah.
Dasar, kucing kurang belaian ....
"Jatah apa sih?" tanya Chan perlahan.
Minhonya ini harus dilembutkan dulu saat sedang seperti ini. Kalau tidak, bisa-bisa ia yang diserang dan dicakar habis-habisan.
Minho kemudian menunjuk-nunjuk camilan di depannya menggunakan bibirnya (re: monyong-monyong). Masih dengan wajah kesal andalannya. Tangannya diarahkannya ke depan. Membuat gestur meminta.
Seringaian kecil terbentuk di wajah Chan, "Aah, itu," ucap Chan pelan.
Didekatkannya wajahnya, dan-
Cup
-kecupan pun singgah di kening Minho.
"Udah kan? Apa lagi?" ucap Chan ringan. Kemudian mengambil kembali ponselnya dan memainkannya. Meninggalkan Minho yang masih mematung. Matanya berkedip cepat dengan bibir menganga, berusaha memproses apa yang terjadi. Maafkan Minho teman-teman, Minho sedang malfungsi. Sebentar lagi, tolong beri Minho waktu untuk sadar sebentar lagi.
"Emm, permisi. Kalau kalian lupa, gue lagi nungguin tempat duduk nih."
Suara seseorang itu memecah keheningan di ruang kelas itu. Benar-benar, ternyata semuanya tertular malfungsi Minho akibat Chan. Dan hanya satu orang ini yang lebih cepat tersadar. Maaf ya, tapi menonton drama picisan di hadapannya membuatnya lelah juga. Apalagi ia seperti tak terlihat.
Suara milik Juyeon–teman sebangku Chan itu, sontak mengagetkan Minho dan menyadarkannya.
Dengan mata yang berapi-api dan wajah memerah, kakinya telah bersiap.
"BANG CHAN BANGKE!"
Minho berteriak kesal dan kemudian menendang tulang kering Chan. Tak lupa juga membawa hampir semua jajanan dari gadis-gadis penggemar Chan. Melupakan bahwasanya ia sedang berada di kelas orang dan bertingkah barbar.
Tak apa, mereka sudah terbiasa. Kelakuan Minho memang ... maaf, barbar. Dan itu seperti makanan rutin mereka yang notabene satu kelas dengan Chan.
"Ck, untung sayang. Dasar Bang Chattt!!!"
Bibir mungil itu masih menggerutu sembari mengunyah permen karamel dan coklat batangan dalam pelukannya. Tangannya bergrak-gerak lucu, mengabaikan pandangan orang-orang yang memperhatikan aneh sosoknya.
——
Langkah berisik terdengar memasuki kelas Chan. Terlihat sosok Minho dengan mata yang masih terlihat memicing, juga aura gelap mengitarinya.
"Loh, kok balik lagi?" tanya Chan kebingungan.
"Tas gue ketinggalan!" jawab Minho ketus, kemudian meninggalkan lagi ruang kelas itu dengan langkah kaki yang dihentakkan.
Hai!
Part ini pendek karena abis ini ada up lagi.- Lif
KAMU SEDANG MEMBACA
Now You Know | Banginho
FanfictionNever knew a love like this, now I can't let go. I'm in love with you and now you know. - Lee Minho semi-baku bxb | fluffy romance | short story Bang Chan x Lee Know