Pagiku cerahku

5 2 1
                                    

*Ara POV

Sreekkkk

Angin pagi berhembus menerpa kulit. Menyelimuti kedinginan yang semakin dingin. Cahaya pagi nampak belum siap menampakkan diri. Hanya ada ..

Kriinggg

"Raa bangun yu, sholat dulu" kata Dia
"Nggh? Hm .. iya mah" balas Ara, ya dia mama Ara

Ara beranjak dari zona nyaman, berjalan gontai, mulut yang mengeluarkan karbon dioksida terus menerus, mata tertutupi oleh kelopak mata, nyawa yang masih diambang batas.

Udara seperti ini cocok untuk kembali tidur. Tetapi tidak untuk Ara, kewajiban itulah kewajiban.

Amiin

Ara telah menyelesaikan kewajiban dia sebagai umat-Nya.

Ia menuruni anak tangga yang tidak begitu banyak. Terdegar bunyi, tercium aroma sedap, cacing-cacing yang meronta-ronta seperti meminta jatah.

"Hmm wanginyaaa"
"Bisa aja, panggil tuh abang sama ayahmu. Sarapan udah siap" Perintah mamanya

Ara mengganggukkan kepalanya patuh. Dia sedikit berlari menuju kamar abang dan ayahnya.

"Mamah ko yang masak?Bibi kemana mah?" Tanya Gavriel sembari turun dari anak tangga

"Ada ko. Mamah cuma iseng aja. Udah lama engga masak juga"

"Ayo honey, duduk dulu. Mau kopi atau teh atau susu honey?" Tanya mamanya kepada papanya

"Sok sok an honey"

"Eitss biar dong. Biar udah umur begini tapi jiwa pacaran milenialnya ada. Papa mau teh aja mah" Ucap Papanya

Mamahnya pun mengganggukkan kepalanya. Lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan teh.

"Ini honeyyy" ucap mamanya
"Terima kasih baby" balas papanya

Kedua anak tersebut hanya memutar matanya malas.

"Udah dong dramanya" gerutu Ara

"Yaudah yu makan. Baca doa dulu ya"

Aamiin

"Selamat makan" Ucap mereka serentak

15menit dilalui. Sekarang mereka telah selesai sarapan.

"Pahh.. Ara berangkat sendiri boleh kan?"

"Kamu masih terlalu kecil sayangg, tahun depan aja ya?Untuk sekarang dianter abang atau pak supir dulu. Oke kan?"

"Hm okee" ucap Ara sambil cemberut

"Tenang ae dekk, bonceng abang dulu aja. Repot si iya tapi buat adek abang tercintah gapapa sihh" Ucap Gavriel

"Kenapa?" Tanya Ara

"Ya gapapa karna kamu kan adek abang. Abang harus lindungin kamu dulu sampe kamu siap"

"Kenapa ngomong sendiri. HAHAHAHAHAH" Gelak tawa Ara menggelegar diruang makan.
Yang ditertawakan hanya menahan amarahnya agar tidak adu jotos dengan adiknya.

Szzttt

"Ara ketawanya jangan begitu yaa" Ucap Papanya kepada Ara

Upsss
"Iya Pahh maaf"
"Sipp Pah" Ucap Gavriel sambil menunjukkan ibu jarinya.

Gavriel mendapat lirikan tajam dari adiknya, Ara.

"Aku berangkat dulu pah. Assalamualaikum" setelah mencium orang tuanya Ara berlalu menuju depan rumah untuk berangkat sekolah.

"WOI GUE BELUM PAKE SEPATU. TUNGGUIN!!!!"

"Gavriel"

"Ehiya mah maaf" rasa bersalah untuk muncul karena tidak enak ada orang tuanya
"Gavriel berangkat dulu mah pah. Assalamualaikum." Lanjutnya, kemudian Gavriel sedikit berlari untuk menuju depan rumahnya.

"Apasi bang treak treakk kek diutan!" Ucap Ara yang daritadi menunggu abangnya didepan mobil

"Gue kira lo udah berangkat. Mau gue susul eh ternyata masih di sini. Oksip tanpa berlama lagi cuss langsung" Gavriel berlalu memasuki mobil

Cihh

Brukk

"Weitss santai brooo"

"Hm yayaya. Jangan banyak bacot buruan!"

Mobil yang dikendarai mereka melintas menyusuri jalanan kota yang sudah cukup ramai.

~~~
"Bang duluan. Bye!"

"Etss" sapa Gavriel sambil mencekal tangan Ara

"Paan banggggg" gerutu Ara yang sudah kembali ditempat duduknya

"Kiss dulu kek apa salim kek. Kaga sopan banget"

"Yayayay"

"Eh tunggu" Ucap Gavriel dengan telapak tangan lebarnya sudah menutupi seluruh wajah Ara

"Izzz abanggg!!!Singkirin tangan lo!!!" Sarkas Ara

"Woi sakit njir. Keluar dulu buru." Ucap Gavriel meninggalkan Ara yang masih menahan emosinya

Brukk

"Paan njer,buru!"

"Kiss" sambil menyodorkan pipinya

Chupp

Ihhh bebeb gue diciumm

Aa bebeb gue udah ga suciii lagi

Cewe ganjen

"Nih" Ucap Gavriel sambil menyodorkan tangannya

Ara tersenyum miring yang melihat tangan yang terulur padanya.

Ara mengapai tangan tersebut lalu ..

"Aghh, Araaa!!!!"

Dengan cepat Ara meninggalkan abangnya yang menjerit kesakitan setelah tangannya digigit oleh Ara. Di sela larinya Aea berteriak "PUASSSSS!!!"

Aaa pacar gue

Woii tangan bebeb gue sakit ituuu!

Cewe gatau diri

Murid baru kaga ada sopannya!!!

Aaa bebeb sini aku obatinn

Semua cewe yang melihat tadi langsung mengerubungi Gavriel.

"No Problem" dengan langkah tegapnya Gavriel meninggalkan kerumunan itu.





Weitssss..
Seru ga?
Mau seru dan menegangkan?
Follow dulu. Masukkin diperpustakaan
Masih awal
Semangat ya

Typo bertebarann

ANTARA💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang