-Enjoy reading-
"Selain kurang pinter kamu juga kurang waras, gampang sial lagi,
hahaha...."
.
.
.....
"Chiken noodle shoup..Chiken noodle shoup...." terdengat suara nyanyian dan suara rusuh lainnya dari para manusia-manusia penghuni kelas. Pelajaran setelah istirahat kedua bagai surga dunia untuk hari ini.
Guru yang berhalangan adalah momok utama bergelarnya hura-hura dadakan. Sebagi ketua kelas, dia sudah memperingati. Tapi suaranya kalah dengan mereka dan alhasil karena merasa bosan, dia beranjak dari kursi keluar dari kelas. Saat melewati kantin dia berhenti di depan.
Otaknya bekerja, ide-ide ajaib untuk orang ajaib pula adalah hal yang menyenangkan.
Kim bum memasuki kantin melakukan idenya sebentar, lalu keluar kantin kembali lagi ke kelas.
Sampai di depan bangku gadis yang tengah tertidur pulas. Senyum Bumi tersungging tipis.
"Sutt," ucap Bumi pada orang orang yang ada di dekatnya. Berharap mereka diam.
Dengan jahil dia membuat celah sedikit pada plastik yang dibawanya dari kantin. Mengolesnya pada tangan lalu ditempelkan di wajah Sonya yang tertidur. Melihat Sonya terusik tangannya mengelus kepala Sonya selembut mungkin. Mulai melihat Sonya tidak ada pergerakan Bumi melanjutkan membuat karya seninya. Saus kantin sekarang semakin memberi kesan unik pada wajah Sonya.
Teman-teman sekelas yang melihatnya cekikikan.
Melihat hasil karyanya yang menawan Bumi tersenyum bangga. Dia langsung melangkah keluar kelas. Begitu di daun pintu dia berteriak "Ey ada pak Zul!" teriaknya heboh.
Sonya yang mendengar langsung terbangun. Wajah lugunya celingukan menatap sekitar.
"Pfftt!" suara tawa Rose yang tertahan.
Sonya mengernyit menatap Rose bingung. Merasa dahinya lengket Sonya menyeka dengan punggung tangan. Begitu punggung tangannya terlihat mata Sonya langsung membulat. "Kok merah" tanyanya bingung dan setengah panik. Lalu di mendekatkan tangannya pada hidung. Otak mencoba mencerna.
"Brakk!" Sonya menggebrak bangkunya kesal. Matanya sudah menatap nyalang teman-temannya.
"Tisu!" serunya sarkas pada Shintya yang berada di depannya.
Setelah mendapat tisu dia mengelap wajahnya dengan kasar.
Suasana kelas mendadak sunyi melihat Sonya malah bungkam tidak marah-marah seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Cahyaning Bumi
FanfictionNyaman? Suka? Terbiasa? atau Cinta? Itu semua tergantung orangnya. Karena setiap orang punya tolak ukurnya masing-masing. "Aku hanyalah matahari terbenam yang kamu lupakan setelah ada bulan yang menemani malammu," ucap (?) sendu kepada lawan bicaran...