7. terungkap

3.5K 329 25
                                    


JAEHYUN melangkah dengan malas ke arah pintu apartemennya, siapa yang mengganggunya di siang hari seperti ini. damn ia merasa sangat lelah tidak bisakah membiarkannya sehari saja istirahat dengan tenang?.

dengan kesal jaehyun membuka pintu apartemennya, kini ia ternyum hangat ketika mendapati adiknya berdiri di depan pintu, pria yang di sebut adiknya itu tersenyum simpul lalu masuk setelah jaehyun sedikit menyingkir dari pintu.

jaehyun menutup pintu lalu beralih menatap peria yang lebih muda darinya.

"hay lama tidak bertemu" jaehyun memeluk tebuh adiknya, ia senang adik kandungnya itu pulang ke korea setelah cukup lama tidak kembali karena menempuh pendidikan di negri paman sam.

"aku merindukan hyung" mark peria itu balas memeluk tubuh sang hyung.

pelukan terlepas, jaehyun terkekeh mendapati tubuh mark yang jauh sekali dari sebelumnya, lihat lah adiknya ini tidak kalah tampan dengannya, tubuhnya juga tidak kalah tegap, sungguh seorang jung.

"kapan kau tiba di korea?" jaehyun melangkah menuju dapur, ia berniat membuat kopi untuknya dan adik kesayangannya itu.

"tadi malam hyung, tadi malam aku tidur di mansion dan siang ini ingin ke apartemen mu— jalan jalan" mark mengederkan pandangan ke seluruh ruangan itu, ia sedikit mengerinyit bingung saat tidak mendapati kakak iparnya.

"di mana taeyong hyung?" jaehyun terdiam, kepalanya sedikit menunduk menghela napas berat.

"dia kerumah eomma dan appa lee" mark mengangguk mengerti, sebenarnya ia sedikit merasa ada yang berbeda, jaehyun tidak seperti biasanya, ah jangan lupakan mata jaehyun yang masih terlihat sembab.

"ada masalah hyung?" tanya–nya setelah jaehyun menaruh dua gelas kopi, jaehyun menghela napas berat, ia mengambil duduk di depan mark.

"iya, tapi hyung akan menyelesaikannya" mark kembali mengangguk, ia meraih gelas kopi itu lalu meminumnya dengan perlahan.

tidak apa itu masalah peribadi jadi ia tidak perlu memaksa sang hyung untuk bercerita bukan? mark tidak keberatan jika jaehyun tidak ingin bercerita.

siang jaehyun menjadi sedikit lebih baik dari pagi tadi, ia sedikit bersyukur mark kembali dari amerika, karena mark lebih baik dari dua sahabatnya yang sama sekali tidak bisa membantu.

ah ngomong-ngomong tentang sahabat, jaehyun punya dua sahabat mereka juga seorang pengusaha sepertinya, tapi sikap mereka tidak mencerminkan seorang pengusaha. cukup bar-bar menurutnya.

"hyung ingin keluar? kita bisa mencari udara segar, ku rasa hyung memerlukan itu." jaehyun terkekeh mark tidak pernah berubah, ia masih lah adik yang perhatain menurut rupanya.

jaehyun mengangguk, sesekali bibirnya menyeruput kopi yang masih mengepul itu, siang ini cukup dingin udaranya, jadi kopi panas tidak terlalu buruk.

"bagai mana jika kita ke sungai han?" mark melirik jaehyun, hyungnya itu terlihat hanya mengangguk saja.

***


siang ini taeyong ada janji dengan ten, sabatnya itu mengajaknya untuk bertemu ia tidak kebaratan karena ia juga bosan jika berada di rumah.

taeyong memarkirkan mobilnya di salah satu cafe yang cukup terkenal di seoul, ia keluar dari mobil lalu kaki jenjangnya melangkah memasuki cafe.

dari pintu taeyong bisa melihat tubuh pendek ten yang duduk di ujung cafe, peria yang lebih pendek darinya itu terlihat sedang berpikir, jarinya mengetuk meja.

"hai ten" sapa taeyong lalu duduk di depan ten, ia tersenyum ketika melihat ten yang sedikit terkejut.

"kau baik-baik saja?" ten mengangguk, tangannya menyodorkan milk setroberry pada taeyong, ia sengaja memesannya lebih dulu karena taeyong nanti pasti akan memesan itu.

"ah tenie terimakasih" ten mengangguk, ia melihat taeyong yang terlihat sangat buruk, peria cantik itu tidak seperti dulu, taeyong sekarang nampak sangat berbeda.

"yongie kau baik-baik saja?" taeyong terkekeh, ia menoleh kesamping memperhatikan ramainya jalanan kota seoul siang ini.

"menurutmu?" ten meringis, ia merasa bersalah sebenarnya bahkan sangat, karena ia tahu segalanya tentang apa yang jaehyun lakukan tapi ia hanya diam dan membiarkan taeyong terluka.

"ten... sejak pan jaehyun selingkuh?" pertanyaan itu, ah itu yang ten tunggu, ia tahu taeyong pasti menanyakannya karena ia adalah sekretaris jaehyun.

ten ikut menoleh keluar sana, ia bingung harus memulai dari mana.

" maaf kan aku" ten menghela nafas berat.

" ini sudah cukup lama yongie, mia sering datang ke ruangan jaehyun dengan alasan yang tidak jelas, menurut ku itu hal yang wajar karena perusahaan sedang bekerja sama dengan perusahaan lain terlebih posisi mia sebagai sekretaris peribadi lebih penting di banding aku yang hanya sekretaris kedua, namun menurutku mia jadi sedikit lebih menempel pada jaehyun hyung" ten menoleh pada taeyong yang sedang menatapnya.

"aku sudah menanyakan kenapa dia sedekat itu pada mia bahkan aku sudah pernah menegur jaehyun hyung dan memperingatinya jika ada kau." ten tersenyum, ia meraih tangan taeyong, menggenggam tangan mungil itu. ia tahu ini berat sekali untuk taeyong.

terlihat dengan jelas jika peria itu kini sudah menangis, tanpa bisa di halangi air matanya jatuh begitu saja.

"setelah itu jaehyun hyung meminta ku menutup mulut dengan baik dan jangan sampai kau tahu tentang ini, karena ia melakukan ini untuk perusahaan... dan untuk mu yongie, jaehyun hyung mencoba melindungi sesuatu yang dia miliki, mia mencuri data-data penting perusahaan lalu menggunakan mu untuk mendapatkan jaehyun hyung dengan cara yang licik."

kepala taeyong tertunduk, ia terisak pelan, benarkan kah apa yang ten katakan?.

"aku membiarkannya karena aku juga ingin semuanya baik baik saja, namun tidak ada yang tahu jika semakin lama malah semakin buruk, mia bertindak terlalu jauh, bahkan aku tidak sengaja melihat mia memakasa jaehyun hyung menyetubuhinya waktu itu, aku tidak sengaja melihatnya yongie, aku tidak tahu harus melakukan apa sehingga aku memutuskan untuk diam dan tidak ikut campur namun perselingkuhan tidak bisa di benarkan apapun alasannya." ten berkata lirih, ia sangat terluka melihat taeyong yang terisak di depannya.

ten beralih duduk kesamping taeyong, memeluk peria itu dengan erat sesekali mengucapkan kata penenang untuk sahabatnya itu.

ten dan taeyong sudah cukup lama bersahabat, mereka sudah mengenal satu sama lain, dan ten tahu betapa rapuhnya jung taeyong— lee taeyong

taeyong meremas ujung bajunya, ia menatap sendu mata sahabatnya, ini terlalu rumit, ia tidak tahu harus berbuat apa, jaehyun juga tersakiti menurutnya karena peria itu sedang berusaha melindunginya tapi haruskah meniduri mia? Itu tidak bisa di benarkan.

kepalanya terasa semakin pening memikirkan semua masalahnya, perutnya juga terasa nyeri jika ia terlaku keras berpikir.

"pikirkan baik baik yongie, beri lah satu kesempatan untuk jaehyun hyung dia tidak sepenuhnya salah, yang harus kau hancurkan adalah mia, gunakan kekuasaan keluarga lee atau gunakan ke kekuasaan jung."

ten menyeringai, ia harap taeyong mau bertindak untuk menyingkirkan wanita itu.

"Tapi kau harus sedikit memberi hukuman padanya."





Next gk?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next gk?

jangan lupa commen like sama follow aku, kalin juga bisa beri aku saran buat kelanjutannya.

i love you ❤


_rabu, 18 agustus

come back yongie《jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang