Happy Reading 💕
_______________________________________________________"Berhentilah menangis, kekasihmu itu sudah pergi."
Aku segera mengalihkan pandanganku ke samping dan melihat saat ini Sehun tengah memandangku dengan tatapan remeh dengan tangannya ia lipat di depan dada dengan senyum sinis terpampang di wajahnya.
Entah mengapa saat melihat senyum itu hatiku bertambah sakit, apa ia meragukan ku? Haha .. Lucu sekali nasibku, di madu lalu di curigai suami sendiri.
"Tidak perlu kau menangis, janjinya akan terpenuhi setelah aku mati!" Sehun tersenyum sinis. "Tapi sayang, aku akan membunuhmu lebih dulu!"
Aku mengepalkan tangan sekuat mungkin agar tidak meledak di depannya. Walau bagaimana pun ia masih tetap suamiku.
"Aku mau kita cerai," ucapku tenang. Aku bersyukur suaraku tidak bergetar saat mengucapkannya.
"Kai oppa ..." Nayeon terkejut atas ucapan ku. Aku melirik Nayeon tepat di sebelah Sehun, sepertinya wanita ini terlalu banyak menangis hingga matanya membengkak dan merah.
"DALAM MIMPIMU!!" bentak Sehun keras.
Aku terkejut dan mengalihkan pandangan padanya lagi. Wajah putihnya kini berubah menjadi merah padam. Jelas sekali ia sangat marah, tetapi apa yang ia marah kan?
"Bukan ini yang kau mau? Aku akan pergi darimu dan kau bisa hidup damai bersama Nayeon." ucapku berusaha tenang.
"Tidak! Kau milikku, tidak seorang pun yang dapat mengambil mu dariku!" ucapnya penekanan
Cukup! aku sudah tidak tahan. "Haha .. kau egois! Apa yang telah aku lakukan? Bagaimana bisa aku menikah dengan lelaki egois sepertimu!"
Plak!
Tamparan keras itu membuatku tertegun. Untuk beberapa saat aku tidak bisa mendengar apapun.
"Sehun oppa!" Nayeon terkejut. "Apa yang oppa lakukan!"
"JAGA UCAPAN MU! AKU INI SUAMIMU!!" bentak Sehun menghiraukan bentakan Nayeon.
Aku menatapnya tidak percaya. Pipiku sakit, tetapi hatiku jauh lebih sakit. Perlahan air mataku jatuh membasahi pipiku. "Ceraikan aku sekarang!"
"Tidak akan!"
"Baiklah terserah, cerai ataupun tidak aku akan pergi." ucapku berbalik pergi.
Saat baru berjalan 2 langkah, tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang. Hangat, Sehun memelukku dari belakang.
"Kai, m-maafkan aku. Maafkan aku hiks, aku tidak ingin berpisah darimu."
Aku merasakan bahuku basah. Sehun menangis? Ya Tuhan, maafkan aku menyakiti suamiku sendiri. "S-sehun ... lepaskan," ucapku serak.
"Tidak. Aku mohon maafkan aku Kai."
"Baiklah. Aku memberimu kesempatan. Tapi aku ingin pisah rumah dengan Nayeon."
Bruk!
Aku dan Sehun berbalik dan terbelalak saat melihat Nayeon pingsan. Wajah Sehun yang semula merah kini seputih kapas dan menghampiri Nayeon. Dengan panik Sehun membopong Nayeon membawanya masuk ke dalam rumah. Aku hanya terpaku melihat Sehun membawa Nayeon pergi. Netraku terus mengikuti sampai Sehun menghilang dari pandanganku.
Ingin rasanya aku tertawa sekeras mungkin. Beberapa saat lalu dia berbicara Tidak ingin berpisah dariku. satu detik berikutnya ia pergi meninggalkanku terlebih dulu. Aku bukan orang penyabar Sehun, aku tidak bisa terus seperti ini. jika itu Nayeon, aku akan mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Marriage [END]
FanfictionPernikahan yang seharusnya membuatmu bahagia dengan orang yang kamu cintai berubah menjadi pernikahan yang menyakitkan dalam sekejap. Malam pertamamu yang seharusnya bahagia dan saling menyalurkan rasa cinta tiba-tiba berubah menjadi malam pertama k...