Happy Reading 💕
________________________________________________________Dua hari semenjak meninggalnya Nayeon, aku masih merasa itu semua salahku. Aku tidak tau harus melakukan apa terlebih sekarang aku mengetahui jika Sehun masih tidak terima atas kepergiannya.
"Nak, bagaimanapun Nayeon meninggal, itu semua karena sudah takdirnya. Jika kamu selalu berpikir itu semua salahmu, sama saja kamu menyalahkan takdir nak. Kita manusia hanya bisa menjalankannya saja, hanya Tuhan yang memiliki kendali penuh. Jangan kamu hukum dirimu sendiri nak, ingat masih ada satu kehidupan yang bergantung padamu." ucap Ibu panti
Aku menatap pada wanita di sampingku ini, Ibu panti yang sudah ku anggap sebagai Ibu kandung ku sendiri. Karakternya yang lembut keibuan selalu membuatku merasa jika Ibuku masih selalu bersamaku. Aku tidak bisa menahan air mataku jika semua berkaitan dengan ibuku, rasanya sudah lama sekali aku tidak pernah mendengar nasehat-nasehat seperti ini dari Ibuku. Hal itu sukses membuatku tidak bisa membendung kesedihanku.
"Eomma ... Kai hiks, entah kenapa merasa jika ini semua memang salah Kai. Jika saja hiks ... Jika saja waktu itu aku tidak menolong Sehun, mungkin ... Mungkin aku tidak pernah jatuh padanya, hiks ..."
"Hustt ... Kai, kamu tau setiap kejadian pasti ada sebab dan akibatnya. Kau di pertemukan dengan Sehun sebab waktu itu ia dalam kesulitan. Kamu tidak akan pernah tau kalau akibatnya kamu akan jatuh padanya. Dan untuk Nayeon, kamu sendiri yang bilang pada eomma jika ia meninggal karena kanker kan?" ucapnya sambil merangkul ku dan mengelus lenganku. "Kai, kanker ataupun tidak, kalau takdirnya ia tiada maka Nayeon tidak akan bisa menghindari kematiannya. Terlepas setelah kamu bertemu dengan Sehun atau tidak, karena itu takdirnya. Sayang, sudah cukup, kamu tidak boleh menangis untuk sesuatu yang telah pergi. Eomma tidak ingin cucu eomma kenapa-kenapa. Sekarang kembali pada dirimu, apa kamu masih ingin berpisah dari Sehun?" tanyanya
"Eomma, pertanyaan macam apa itu? jelas dia akan berpisah! Aku telah menunggunya cukup lama, sangat lama. Sampai-sampai aku berfikir menjadi pemeran antagonis dan menghancurkan pernikahan mereka." ucap Mingyu menggebu yang sedari tadi hanya diam mendengarkan obrolan ku dengan Ibu
Tuk!
Aku terkejut saat Ibu melempar pena yang berada di atas meja pada Mingyu tepat mengenai dahinya. Tetapi keterkejutan itu tidak bertahan lama saat aku melihat wajah merajuk Mingyu sambil mengusap bekas pena tadi.
"Bicara lagi maka eomma akan jamin kalau kau tidak akan pernah bisa menikah dengannya. Terlepas dari kau tidak akan pernah menikah selamanya sekalipun!"
"Tidak! Baiklah-baiklah maafkan aku eomma sayang, aku hanya bercanda." ucap Mingyu memohon. "Bagaimana jika aku memberikan kompensasi? Eomma bisa mengikuti kami saat berbelanja perlengkapan bayi?!" tanyanya antusias
Aku sedikit tertawa melihat antusiasme Mingyu, ia belum menyerah untuk membeli perlengkapan bayiku. Hal itu membuat sesuatu yang hangat seolah membungkus hatiku. Aku mengalihkan pandanganku pada Ibu.
"Eomma, Kai akan tetap bercerai dari Sehun." ucapku yakin
"Kai, tapi anakmu bagaimana?"
"Aku siap menjadi ayahnya eomma!" celetuk Mingyu
"Diamlah Mingyu! Kau sangat menggangu!" ucap Ibu marah.
"Eomma, aku mengajukan cerai pada Sehun sudah sangat lama. Terlepas setelah bayi ini lahir aku akan memutus hubunganku dengannya. Aku sudah tidak ingin melihatnya lagi, aku sudah terlanjur kecewa padanyanya eomma."
"Apa kamu masih mencintainya?" tanya.
Aku tertegun mendengar pertanyaan Ibu tiba-tiba. "T-tidak!"
![](https://img.wattpad.com/cover/236943789-288-k455781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Marriage [END]
FanficPernikahan yang seharusnya membuatmu bahagia dengan orang yang kamu cintai berubah menjadi pernikahan yang menyakitkan dalam sekejap. Malam pertamamu yang seharusnya bahagia dan saling menyalurkan rasa cinta tiba-tiba berubah menjadi malam pertama k...