Chapter 2 - Kim Mingyu

1.9K 304 302
                                    

Happy Reading 💕
________________________________________________________

Aku kaget mendengar teriakan Sehun. "Apa yang terjadi?" tanyaku bingung.

"Nayeon hampir jatuh dari tangga dan untungnya aku datang pada saat yang tepat. Jika tidak, aku akan membunuhmu!" bentaknya.

Aku terkejut untuk kedua kalinya mendengar bentakan Sehun. Tidak bisakah ia berbicara baik-baik? Sungguh itu sangat melukai hatiku.

"Sehun oppa! tadi Nayeon yang menyuruh Kai oppa. Jangan marahin Kai oppa, itu salah Nayeon!" ucap Nayeon membentak Sehun.

Aku yang mendengar suara Nayeon menoleh pada wanita itu, untuk beberapa saat yang lalu aku melupakannya. Wajah wanita itu kini memerah seolah menahan tangis apakah ia menangis untukku? untuk apa? Aku tidak butuh belas kasihan nya.

"Kau hampir jatuh dari tangga. Jika aku tidak ada apa yang akan terjadi ha! Kau ingin membunuhku dengan kematian mu!" ucap Sehun kepada Nayeon

Ucapan Sehun sontak membuat jantungku berdetak lebih keras. Aku melihat wanita itu kini menangis sesegukan, dan suamiku memeluknya sambil sesekali mencium puncuk kepala wanita itu sambil menggumamkan kata maaf yang mencoba menenangkan Nayeon.

Ya Tuhan, sakit sekali. Tidakkah dia lihat aku juga membutuhkan pelukan menenangkan itu.

"Oppa jangan marahin hiks Kai oppa, dimm___."

Ucapan Nayeon terhenti saat suamiku mencium bibirnya dengan lembut.

Deg~

Adegan itu membuat jantungku terasa semakin sakit. Kemarahan dan rasa sakit seolah berlomba-lomba menguasaiku. Aku mencengkram plastik berisi es krim di tanganku. Ingin sekali rasanya melempar es krim ini pada mereka! Tidak bisakah mereka menungguku pergi dulu lalu melakukan itu? Lucu sekali mereka selalu bercumbu di depanku.

Refleks kakiku berlawanan dengan pikiranku, aku berlari keluar dari rumah itu. Pikiranku kini tertuju pada makam ayah dan ibu. Sungguh aku butuh seseorang yang mau mendengarkan ku. Apapun itu, cukup dengarkan, tidak perlu berkomentar. Sakit sekali setiap saat harus menyaksikan mereka bercumbu.

Tepat saat aku berada di depan makam ayah dan ibu, kakiku tidak kuat menopang berat badanku. Aku berlutut dan menangis di depan kedua makam ini.

"Appa .. hiks kau lihatkan. Anakmu sudah menikah, t-tapi .. tapi ia tidak bahagia. Pernikahannya sakit. Hiks, apa yang harus aku lakukan ... Aku, aku sangat mencintai Sehun, tapi ia tidak pernah menganggap ku. Terlepas dari rasa sakit ini aku ingin menyusul kalian, sungguh sakit sekali hiks ayah, Ibu .."

Aku menangis sesegukan di depan kedua makam itu. Hari ini untuk pertama kalinya aku tidak sanggup menampungnya lagi. Pernikahan yang baru berjalan beberapa hari ini sukses membuatku hancur.

"Kai ..?"

Aku terkejut saat seseorang memanggilku. Saat aku menoleh, tepat di sampingku seorang lelaki tinggi tengah memegang keranjang bunga.

Wajah itu seperti familiar denganku. Aku mengerutkan kening mencoba mengingat wajah ini. Detik berikutnya aku terkejut saat mengingat senyum manis itu.

"Gyu!"

"Gyu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Painful Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang