Chapter 4 - Go Away!

1.8K 265 144
                                    

Happy Reading 💕
________________________________________________________

2 Bulan berlalu semenjak pertengkaran hebat berujung rencana perceraian, aku tidak pernah sekalipun melihat Sehun lagi, dan itu membuatku tersiksa. Masa kehamilan yang aku jalani tidaklah mudah, terlepas dari itu semua Mingyu selalu membantuku.

Tetapi ada kalanya ia tidak bisa memenuhi rasa ngidam ku yang ingin selalu di dekat Sehun. Sangat tersiksa rasanya jika perasaan itu muncul. Aku harus menekan mati-matian agar rasa itu hilang. Tapi aku juga selalu takut dengan mitos yang mengatakan orang hamil yang sedang ngidam harus di turuti, jika tidak anaknya akan ngiler. ya tuhan, jelas aku tidak ingin anakku ngeces, apa lagi hanya karena ingin berada di dekat ayahnya. Hal itulah yang memaksaku berada di tempat ini sekarang. Tempat yang dulu aku anggap rumah tetapi sekarang tidak lebih dari neraka.

"Kai oppa!" Teriakan nyaring wanita bertubuh mungil itu mengalihkan pikiranku.

Bruk!

Tiba-tiba ia menghampiri ku dan langsung memelukku. Mengapa wanita ini hobi sekali memelukku! Tubuhku tidak siap menerima pelukan itu hingga hampir aku akan jatuh jika saja seseorang tidak menahan ku.

"Aku merindukanmu kak, sangat. Terlebih Sehun oppa memberitahuku kau sedang hamil. Sungguh berita yang luar biasa!" jerit Nayeon tertahan.

Aku mengkerutkan kening mendengar ucapannya. Ingin rasanya aku tertawa, sungguh madu yang sangat baik bukan? Senang dengan berita kehamilan istri pertama suaminya.

Wanita di pelukanku ini mungkin memang benar baik, tapi sayangnya aku tidak percaya lagi meskipun ia benar-benar baik. Wanita ini yang menghancurkan pernikahanku! Apa salah jika aku membencinya.

"Lepaskan, kau membuatku tercekik." ucapku ketus kepadanya

"Eh ..." Nayeon melepas pelukannya dan tersenyum canggung, wajahnya benar-benar polos. Jika bukan maduku mungkin aku akan menyukainya, ia terlihat sangat baik dan masih kekanakan.

"Ck .. ck .. ck, istriku dan selingkuhannya. Ekhem! Atau ku sebut saja calon mantan istri?" Sehun tersenyum sinis. "Sedang apa kalian ke sini?" tanya Sehun berjalan menghampiri kami, tepat saat ia berdiri di samping Nayeon. Suamiku itu melingkarkan tangannya di pinggang Nayeon.

Deg~

Lagi-lagi jantungku memompa lebih keras kala mendengar kata Mantan. Rumah tangga yang aku impikan benar-benar akan kandas bahkan sebelum di mulai. Mataku tertuju pada tangan suamiku yang melingkar di pinggang Nayeon. Aku menertawakan kebodohan ku sendiri, ini lelaki yang kau cintai itu Kai? Lelaki brengsek yang selalu kau cintai? Bahkan sampai sekarang!

"Aku ... a-aku ..." Aku bingung harus menjawab apa, jelas aku bingung mengatakannya. Tidak mungkin kan aku akan mengatakan yang sebenarnya.

"Kai hanya ingin mengambil barang-barangnya," ucap Mingyu di sebelahku.

Sehun melirik Mingyu dengan sinis, jelas sekali ia tidak menyukai lelaki di sampingku ini.

Aku menarik nafas lega, Mingyu memang teman yang bisa di andalkan. Ada untungnya juga tadi ia bersikeras ingin ikut. "Ya, aku ingin mengambil barangku."

Hari itu saat aku pergi dari rumah ini aku terlalu kalut, berjalan tanpa apapun di tangan. Berjalan? Ya tuhan aku sangat kuat. Jarak antara rumahku dengan panti asuhan tidak dekat, cukup untuk membuatku pingsan jika aku sadar.

"Oh, silahkan. Aku tidak ingin mempersulit istri tak tahu diri sepertimu." ucap Sehun sinis

"Bisakah kau bicara yang baik? Jika tidak, aku dengan senang hati memotong lidahmu," ucap Mingyu menekan suaranya.

Painful Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang