"Tuhan Jagakan Dia" 🎶

318 34 13
                                    


"Tuhan jagakan dia"
"Dia kekasihku"
"Kan tetap milikku"
"Aku sungguh mencintai"
"Sungguh menyayangi"
"Setulus hatiku"

Hari ini jam weker yang terletak di atas meja dan di sebelah Tiara sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB sehingga muncullah suara yang merdu dari jam tersebut, namun bagi orang yang masih asik berlarut dengan alam mimpinya akan menyebut suara tersebut adalah suara piring pecah yang berserakan di lantai.

Ketika Tiara mendengar suara tersebut, maka Tiara segera bangun dari tempat tidurnya dengan keadaan tubuh yang malas dan mata yang masih merem berlalu hanya untuk mematikan suara yang berisik dan telah menggangu tidurnya itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.20 namun Tiara belum juga turun ke bawah untuk sarapan bersama kedua orangtuanya. Kalian menanyakan kenapa Tiara lama? Jawabannya ada pada paragraf kedua. Tiara masih tertidur guys dan ingat dia bangun hanya untuk mematikan suara berisik yang mengganggu tidurnya tidak untuk melanjutkannya dengan bersiap-siap untuk sekolah.

Dinda yang merasa ada kekurangan di ruang makan segera pergi ke kamar Tiara. Ya di ruang makan hanya keberadaan Tiara yang belum ada.

"Tiara bangun kamu" teriak Dinda cukup keras.

"Tiara bangun, kamu nggak sekolah ini udah jam enam lewat" lanjut teriakkannya.

Tiara yang mendengar tiga kata terakhir dari sang mama langsung membulatkan matanya sebesar mungkin. Sontak ia bangun dari tempat tidurnya dan mengomeli mamanya karena telat membangunkannya.

"Mama kok baru dibangunkan sih? Kan aku jadi telat nih" omelnya sambil bergegas untuk mandi.

"Salah kamu sendiri kenapa susah bangun" jawab sang mama.

"Udah cepat beres-beresnya, mama sama papa tunggu di bawah" lanjutnya.

Karena tidak ada sahutan lagi dari dalam kamar, Dinda kembali ke ruang makan untuk membuat bekal kepada Tiara. Dinda tahu kalo Tiara tidak akan mau sarapan jika Tiara telat bangun.

Setelah 15 menit, Tiara sudah selesai beres-beres dan sudah berada di bawah bersiap-siap untuk berangkat.

"Nih bekal kamu untuk sarapan di sekolah" perintah Dinda.

"Wih makasih ya ma, mama is the best" jawabnya sambil mencium pipi Dinda.

"Pa berangkat yuk, titi dah telat nih" lanjutnya untuk sang papa.

"Yaudah yuk, papa juga udah siap" ucap Budi.

"Ma kita berangkat ya" lanjutnya sambil diikuti Tiara untuk menyalam mamanya.

"Yaudah kalian hati-hati ya" jawab Dinda.

Akhirnya Tiara telah sampai di depan gerbang sekolahnya. 25 menit yang lalu ia habiskan berada di dalam mobil bersama sang papa yang mengantarnya ke sekolah.

"Tiara masuk dulu ya pa, papa hati-hati di jalan ya" ucap Tiara sambil menyalam papanya.

"Iya papa berangkat ya, kamu belajar yang rajin dan benar, nanti papa jemput" jawab Budi setelah menyalam anaknya.

"Oke dadah papa" ucap tiara sambil melambaikan tangannya kepada Budi yang diikuti Budi juga sambil menjalankan mobilnya untuk berangkat kerja.

Setelah pamit dari papanya, Tiara bergerak secepat mungkin untuk masuk ke kelas, pasalnya 1 menit lagi bel akan bunyi.

Sesampainya di kelas Tiara langsung duduk di tempat duduknya sambil menetralkan pernafasannya yang tidak teratur.

"Eh ti, lo kok lama sih datang? Biasanya cepat" tanya Ziva.

Timeless MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang