-PROLOG-

2.4K 152 11
                                    

"Aqila, gue pulang dulu, yakin nggak mau bareng?" pamit Indri.

"Ia Ndri, pulang aja dulu ini gue mau ngehubungin sopir keluarga gue," yakin Aqila setelah melihat raut cemas di wajah cantik Indri.

"Ya udah sampai jumpa besok." Indri melambaikan tangan ke arah Aqila.

"Pak, bisa ambil saya di tempat les?" tanya Aqila kepada seseorang di teleponya.

"..."

"Ya udah deh, Pak."

Aqila tertunduk lesu bagaimana ia akan pulang? mamanya pasti sangat marah jika ia pulang terlambat ditambah lagi hp-nya mati.

"Lengkap sudah penderitaan gue, hiks ... mana ngak ada taksi lagi gue harus apa," gumam Aqila di sepanjang trotoar, orang-orang menatap aneh ke arah Aqila. Bodo amat dengan orang lain yang penting Aqila bisa segera pulang.

"Capek banget anjir."Aqila duduk sebentar di kursi yang telah disediakan di sini, gini nih nasib nggak bisa mengendarai mobil dan motor seharusnya ia mendengar papanya dulu untuk belajar mobil atau motor.

Tiba-tiba ada seseorang yang meletakkan minuman di sebelah Aqila. "Wahh pas banget gue lagi haus maka-" Aqila membalikkan badan dan betapa terkejutnya Ia.

Tidak mungkin ... tidak mungkin batin Aqila menyangkal apa yang ia lihat.

Aqila tidak memusingkan itu lagi tidak mungkin 'dia ada di sini. Begitu pikir Aqila.

Mari kuperkenalkan namanya Aqila Naviza Wibowo gadis manis yang sering diejek manja oleh teman-temannya, berpostur tubuh tinggi bak model membuat Aqila menjadi most wanted di masa SMA dulu banyak yang menyatakan perasaan kepada Aqila tapi di tolak mentah-mentah olehnya.

Ia adalah putri tunggal pasangan Erwandy Wibowo dan Lisa Wibowo. Ayahnya memiliki perusahaan yang ia rintis dari awal pernikahannya.
Aqila merasakan serba berkecukupan sekarang berkat ayahnya yang gigih membangun usaha sehingga bisa seberhasil ini. Walaupun serba kecukupan jangan harap Aqila bisa meminta sesuatu dengan mudah, ada imbalan yang harus ia bayar bahkan tidak segan-segan bundanya membuat Aqila kerja rodi seharian mulai dari memasak, mencuci dan lain-lain.

Dari kecil Aqila diajarkan oleh Bundanya untuk mengurus rumah, katanya 'udah nilai kamu jelek di sekolah ngurus rumah juga ngak bisa, mau jadi apa kamu, Aqila!'

Aqila hanya mencibir dengan perkataan bundanya, ia lelah mendengar omelan bundanya itu, bahkan Aqila sampai hapal apa saja yang diucapkan bundanya.

~~~~

Hari pun berlalu tiba saatnya pengumuman kelulusan. Aqila berlari ke taman setelah melihat hasilnya.

Ia berteriak ... bukan ia tidak suka dengan hasilnya tapi ada sesuatu yang menyesakkan di sana yang tak dapat ia tahan, kenapa bisa sesakit ini?

"Lihat aku udah lulus jurusan ini, sesuai janji kita dulu, pasti kamu senang liat aku berhasil," beo Aqila yang menatap nanar ke depan. Di depan sana terpapar danau buatan yang indah di temani langit jingga mengguning, lampu-lampu dihidupkan menambah kesan indah.

Orang-orang bahagia melihat keindahan senja tapi tidak dengan Aqila, bagi Aqila."Kehadiran 'dia seperti senja yang indah hanya sebentar yang singgah menebar luka bahkan kerinduan yang tiada tara."

~~~~

"Aqila! " teriak Lisa dari dapur, Aqila yang mendengar itu pun segera menghampiri bundanya takut jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

"Apa, Bunda?" tanya Aqila yang sudah berada di dapur.

"Bunda kehabisan bahan untuk buat kue, kamu belanja sebentar ya." Aqila cengo mendengar itu hanya ingin menyuruhnya belanja bundanya harus berteriak seperti itu sungguh terlalu.

"Itu daftarnya," tunjuk Lisa di atas nakas.

Aqila hanya menghela nafas, acara nontonnya terganggu gara-gara bundanya itu.

Di supermarket Aqila sibuk memilih bahan-bahan yang dibutuhkan, ia tertawa melihat anak kecil yang begitu antusias memilih cemilan, Aqila jadi teringat waktu ia kecil dulu.

"Ok udah semua, selanjutnya cemilan, gue harus menguras habis uang Bunda siapa suruh ganggu me time gue," gumam Aqila tertawa kecil membayangkan raut marah bundanya.

"Tunggu ... gue mau ngambil apa di sini ..." Aqila berpikir keras sipat lupa akutnya kambuh di saat yang tidak tepat.

"Susu kotak,"ujar orang itu.

"Nah iya susu kotak," sambung Aqila. Aqila termanggu ... dan saat ia membalikkan tubuhnya orang itu sudah tidak ada.

Lagi dan lagi Aqila merasa akan kehadiran 'dia

"Halu lagi lo Qil, nggak mungkin dia." Aqila tertawa miris atas fakta itu, sampai kapan ia akan menunggu.

"Lagi dan lagi aku mendengar suaramu ada setitik kerinduan yang membuncah di dadaku. Rasanya sesak dan sakit, apakah kau merasakan hal yang sama? Aku berharap kamu datang dan menemukanku di sini rasa ini masih sama. Aku masih di sini di tempat yang sama datanglah padaku jika kau rindu"
Aqila

"Aku tidak pergi hanya saja menunggu waktu yang tepat untuk kembali, mendekapmu dan tidak akan melepaskanmu lagi"
Unknown

Aku bawa cerita baru nih, kali ini tentang mahasiswa dan tugasnya, bagaimana sih kesibukan mahasiswa tugas yang menumpuk di tambah lagi organisasi.
So cerita ini pengalaman pribadi aku

Yang suka kesehatan mampir dulu yuk

Happy reading guys
😂😂😂

Find You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang