Chapter 21

1.2K 89 2
                                    

Pagi ini bu Aisah sudah menyiapkan dua menu masakan yang berbeda. Tentu yang menu satunya untuk pemulihan anak bungsunya yang sejak keluar dari RSUD, Fina belum nafsu makan. Dia hanya mau makan bubur ayam saja.

"Ibu masak apa nih? baunya enak banget", tanya Ali sambil senyum-senyum di depan meja makan.

"Capcay, tapi nggak pedes. Kamu ngapain semalam kok pindah ke kamar? Ibu kira mau nemenin Fina tidur di depan tv lo..", ucap bu Aisah sambil mengaduk bawang bombay dan ayam di penggorengan.

"Ali tidur di depan tv terus kok, tadi Ali aja bangun juga di depan tv", ucap Ali membela diri

Lalu datang Fina dengan kursi roda dan dibelakangnya ada pak Paidi yang mendorong kursi roda Fina ke dapur.

"Iya bu, mas Ali tidur di depan tv kok. Sampai ngorok gitu, semalem kayaknya begadang main game deh", ucap Fina membenarkan ucapan kakak laki-laki nya.

Bu Aisah menelan ludah. Entah apa yang terjadi semalam. Semua benar-benar diluar dugaan. Bu Aisah terus beristighfar dalam hati. Berharap semua keanehan yang terjadi di rumah ini segera berakhir. Dia akan selalu memohon pertolongan Yang Maha Kuasa setelah sholat fardhu.

Setelah bu Aisah menyelesaikan masaknya, tiba-tiba Marta datang.

"Assalamu'alaikum.. bu, Marta pulang", ucapnya dari depan

"Wa'alaikum salam", semua orang menjawab salam Marta.

Namun Marta terdiak tak langsung masuk ke dalam. Ada suara lain yang dia dengar, serak.

"Apa mungkin ibu atau Fina lagi sakit?", gumamnya

Sesampainya di dapur, Marta mendengar keluarganya berbincang. Namun tak ada satupun diantara mereka yanh bersuara serak. Lalu siapa yang menjawab salam dengan suara serak barusan ?

"Ta, sini duduk disamping bapak!",

"Bapak mau bicara sesuatu sama Marta, kamu anak bapak yang paling besar. Setelah sarapan, bapak mau ngobrol ya sama kamu. Tapi di halaman aja", ucap pak Paidi lirih tak ingin percakapannya didengar yang lain. Marta mengangguk dan melihat ibunya, sepertinya ibunya tampak tak baik saat ini.

Suasana sarapan pagi ini sangat hening. Ali dengan cepat menyelesaikan sarapannya dan bergegas berangkat sekolah. Sedangkan Bu Aisah menemani Fina mencari angin segar disekitar kampung sekalian saling sapa dengam tetangga. Tinggallah pak Paidi dan Marta di rumah. Segera pak Paidi mengajak Marta ke depan supaya lebih leluasa berbicara sambil menunggu ibunya pulang berjalan jalan.

"Bapak mau ngomong apa?",

"Jadi gini,Ta.. Sebenarnya kematian adikmu tidak hanya karena penunggu rumah ini, tapi karena ada campur tangan orang lain", jelasnya

"Maksud bapak apa?", tanya Marta heran

"Tolong jaga rahasia ini ya, bapak tidak mau yang lain khawatir. Bapak rasa, kamu yang sudah pernah mengalami hal aneh di rumah, selain ibumu. Tapi bapak nggak tega mau bicara dengan ibumu, bapak nggak mau ibumu sedih", lanjutnya

"Lalu?",

"Ada orang lain yang sengaja mengirim makhluk halus untuk mencelakai bapak, namun karena saat makhluk itu datang, bapak sedang ada di kamar itu. Ya, penunggu rumah ini datang di kamar itu. Dan kamu juga ibumu berada di depan pintu kan? Makhluk itu tak bisa mencelakai siapa yang dekat dengan kamar itu. Penunggu rumah ini yang menjaganya. Namun bisa mencelakai keluarga kita yang tidak berada disana. Kamu mengerti bukan?",

"Siapa orang itu pak? kenapa dia mau jahatin bapak?", tanya Marta

"Bapak belum tau, tapi penunggu rumah ini juga tidak suka kepada kita sejak dia pindah kesini",

"Kenapa pak?", tanya Marta

"Ini tempat tinggalnya sebelum kita, dia ingin diakui disini. Tapi bapak tidak mengijinkan, dia marah",

"Lalu?",

"Bapak tidak tau, kematian Fika terhubung dengan penunggu rumah ini dan juga makhluk kiriman orang. Bapak bingung harus menyelesaikannya darimana",

Terlihat sebuah raut wajah penuh kegelisahan dan penyesalan teramat dalam saat keegoisan bapaknya seakan luluh. Namun, Marta masuk ke dalam berniat mengambil HP nya dan memberitau kedua temannya.

Alangkah terkejut dia melihat bapaknya meregangkan badan keluar dari kamarnya.

"Bapak?", tanya Marta

"Kenapa,Ta?", tanya pak Paidi

"Kamu ini kenapa kok diam saja, pagi-pagi sudah melamun", ucap pak Paidi lagi

"Bapak sejak kapan di kamar?", tanya Marta

"Ya habis makan tadi bapak kan ke kamar, habis sarapan ya bersiap mau kerja. Ini bapak sudah rapi begini loh..", ucapnya

"Hah?" Marta melongo kebingungan

Marta berlari keluar dan memeriksa, bapaknya tidak ada di teras. Sedangkan ibunya dan juga Fina barusaja datang dan mengulurkan tangannya kepada pak Paidi sebelum beliau berangkat kerja. Marta mendadak pusing dan berlari ke kamar untuk menceritakan kejadian yang barusaja dia alami kepada kedua temannya, April dan Bella.

Bu Aisah bingung melihat tingkah Marta yang mendadak lari ke dalam dan tidak menyalami bapaknya. Bu Aisah mengantarkan Fina masuk ke dalam dan menyuruhnya beristirahat supaya lebih cepat pulih. Fina pun menurut. Kemudian bu Aisah menyusul Marta ke kamarnya.

"Ta, kamu kenapa? ada masalah?", tanya bu Aisah. Seketika Marta terperanjak kaget melihat ibunya datang.

"Ibu, ini bener ibu kan?", tanya Marta memastikan.

"Iyalah, siapa lagi? memangnya kenapa?"

"Bu, masa iya sih ada hantu nyamar jadi keluarga kita? Marta gak tau dan gak bisa bedain, Marta bisa gila bu kalo gini terus", ucapnya

Bu Aisah merasa bahwa anak sulungnya juga mengalami hal aneh di rumah. Lalu bu Aisah meminta Marta terus mengingat Allah supaya dijauhkan dari yang bathil. Marta meneteskan air mata, apa yang harus dilakukannya saat ini?

LEMAH WINGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang