Chapter 20

1.2K 80 2
                                    

Suasana masih sangat sunyi. Seakan alam tau ada yang sedang tidak beres di rumah pak Paidi. Alam juga ikut terdiam.

Bu Aisah masih heran dengan seseorang yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Ibu kenapa? kok mukanya kaget gitu?", tanyanya

"B-bapak? Bapak gak jadi jemput bos yang meeting? kok sudah pulang?", tanya bu Aisah heran

Pak Paidi lebih heran dengan pertanyaan aneh istrinya.

"Ibu ini ngomong apa to ya? bapak nggak jemput bos meeting kok, bapak baru pulang dari pabrik tadi ada kendala di ruang operator, makanya bapak disana dan baru pulang jam segini", ucap pak Paidi

Bu Aisah semakin syock dan berusaha bertanya lagi dengam bibir yang terlihat kering", bukannya bapak tadi sudah pulang? bahkan pamit pergi lagi",

"Ibu mimpi ya? sudah sudah, bapak mau makan dulu. Ibu masak apa?",
Ucap pak Paidi sambil berjalan ke arah dapur.

Bu Aisah melihat suaminya aneh, atau dia sendiri yang mengalami hal aneh di rumah ini ?
Seperti yang dia lihat saat ini, suaminya dengan lahap makan masakannya dan bu Aisah mulai lega. Ini benar-benar suaminya. Jika pak Paidi memang benar baru pulang, lalu tadi siapa ?

*****

Matahari mulai bersinar. Cahayanya menembus gorden kamar April. Mereka bertiga pun bangun dan meregangkan tubuh mereka.

"Loh, kalian berdua ngapain tidur dibawah? Ah April, si tuan rumah malah tidur disitu, gak ngajak ngajak lagi!", ucap Bella sambil pindah dari posisinya tidur diranjang turun ke kasur lantai dimana kedua temannya masih terbaring malas.

"Kamu tadi malem sakit, makanya kita tidur dibawah",

"Iya, kalo makan sambel jangan banyak gitu dong,Bell.. cabe mahal, nah kan jadi kamu sakit.. semangkok sambel dihabisin sendiri sih..",

"Masa sih?", tanya Bella

"Amnesia ya nona?", tanya Marta kemudian

"Hah?", jawabnya kaget

"Jangan amnesia dong, semalem kamu makan dua mangkok bakso. Katanya kamu yang traktir, eh malah habis makan nyelonong pergi. Dasar Bella..!", gerutu April sewot

Bella yang tadinya berbaring, kini beranjak duduk bersila memandang kedua temannya dengan heran.

"Kalian ngomong apa sih? gak mungkin lah aku makan dua mangkok, apalagi pake sambel semangkok. Ngada-ngada aja deh..", ucap Bella

Marta dan April saling berpandangan satu sama lain. Mereka tak ingin melanjutkan perdebatan pagi dan menganggap itu semua hanya mimpi mereka yang kebetulan sama. Bella mengernyit dahi melihat sandiwara kedua temannya yang terlihat mengada-ngada. Kemudian mereka keluar rumah untuk menghirup udara segar.

Saat Marta sedang di teras, dia melihat ada pesan masuk dari nomor tak dikenal. Lalu membuka pesan itu,

Maaf, ini nomor mbak Marta ya?
Ki Rogo meninggal dunia tadi malam, dia muntah darah sampai seluruh ruangan tempatnya ritual berantakan dan bercecer darah dimana mana. Kondisi Ki Rogo mengenaskan. Maka dari itu, saya rasa mbak Marta mencari orang lain untuk membantu urusan mbak. Jenazah ki Rogo sudah ditangani polisi.

Ttd. Sumarni

Pesan sms yang dibacanya membuat Marta syock. Apa mungkin ki Rogo telah kalah dengan penunggu rumahnya ? Atau dia kalah dengan orang lain ? Bagaimana Marta akan menggali informasi ? Sedangkan tak ada satupun yang bisa ditanyai saat ini.

April melihat Marta gelisah dan merebut Hp nya. April juga syock membaca sms itu, dia menenangkan Marta dan mencoba menghiburnya. "Masih ada jalan lain,Ta.. Kita cari info lagi ya, kamu gak boleh putus asa.. Ki Rogo sudah takdirnya meninggal, jangan nyalahin diri sendiri ya", ucap April

"Kalian bahas apa sih? Rogo itu siapa?", tanya Bella

Kemudian April menceritakan itu dan berharap Bella bisa menjaga rahasia keluarga Marta, terlebih mau membantunya.

"Resikonya gede,Ta.. Aku mau aja bantu keluarga kamu, aku udah anggap kalian keluarga aku. Tapi.. Ini masalah ghaib, kita butuh orang yang ngerti, kita nggak mungkin selesaikan sendiri. Orang yang kalian ceritakan aja mati, lalu kita bisa apa?", ucap Bella cemas

"Aku nggak tau,Bell", jawab Marta lesu

"Udah dong, jangan frustasi gini. Kita usaha terus ya, kami akan bantu sampai semua selesai kok,Ta.. Jangan sedih", ucap April

Mereka bertiga saling menguatkan satu sama lain. Dari sini Bella mengerti, kejadian aneh yang menimpa semalam, mungkin saja ada hubungannya dengan penunggu rumah Marta yang mengikuti kemanapun Marta pergi.

"Fika udah meninggal, trus orang yang bantu aku juga harus meninggal. Aku nggak mau ada korban lagi", ucap Marta sambil menguatkan hatinya

April dan Bella meneteskan air mata dengan apa yang terjadi. Tak mungkin juga mereka harus pindah rumah, itu beresiko besar.

"Kita mulai dari buang semua benda keramat bapak kamu, setuju?", tanya Bella

Mereka mengangguk dan memikirkan cara supaya tak ketahuan bapaknya. Kemarahan bapaknya tidak sebanding dengan kehilangan keluarganya. Apapun akan Marta lakukan demi menyelamatkan nyawa keluarganya yang mungkin saja sudah terlanjur menjadi incaran Jin penunggu rumah Marta.

"Aaaaaaaa......."

April berteriak kencang.

LEMAH WINGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang