Chapter 32

1.5K 93 19
                                    

Suasana pagi itu sungguh sunyi. Disaat sebuah keluarga telah selesai melakukan rutinitas sebelum beraktifitas. Mereka semua telah selesai sarapan pagi dan bersiap melanjutkan hari yang indah, benarkah se indah itu ?

Pak Paidi dan juga Ali sudah berangkat. Tersisalah bu Aisah, Marta, dan kedua teman Marta di rumah itu.
Mereka berempat memulai doa di depan kamar yang mereka sebut "keramat". Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka ?

==============

Marta dan April saling berpelukan menangis tak kuasa menahan kesedihan mereka. Mereka baru menyadari jika mereka meninggal setelah teringat kejadian tadi abang tukang bakso yang tak mendengar ucapannya, dan tak melihat dirinya memanggil didepan gerbang. Jika mereka adalah arwah, kenapa tidak bisa keluar dari rumah ini dengan leluasa ?

"Ibu.. ibu jangan menangis terus, kasihan mbak Marta bu..",

Ali mencoba menenangkan ibunya yang masih tak menyangka putri sulungnya ikut menjadi korban sesat di rumah ini.

"Bagaimana ibu tidak sedih ? ini semua karena ibu mengajak kakakmu dan kedua temannya berdoa membersihkan rumah ini, bagaimana mungkin ibu bisa ikhlas ? sementara ibu tidak tau dimana jasad kakakmu",

"Bu.. dengarkan bapak, tolong ibu mengerti",

Pak Paidi ingin bicara, namun bu Aisah terlihat sangat benci.

"Apalagi pak ? belum puas ? atau bapak yang membunuh Marta ? hah...???!!!!",

Bu Aisah geram dengan suaminya, tiada lagi rasa hormat pada suami yang selama ini menjadi prinsipnya.

"Dengarkan bapak dulu bu, Ali yang mohon sama ibu.. jangan begini bu",

"Iya bu, bapak mau ceritakan semua sama ibu, apa ibu akan memaafkan bapak?", pak Paidi mencoba bicara meskipun dia tau istrinya akan marah dan tetap membencinya

"Maaf bapak bilang ?", sangkalnya menahan amarah

"Tolong bu, beri bapak kesempatan", ucap Ali

Bu Aisah mengangguk dan mendengarkan penjelasan suaminya.

"Bu, sebenarnya waktu itu bapak meninggalkan berkas si bos, lalu bapak memutuskan untuk pulang menggunakan ojek karena keadaan di kota sangat macet saat bapak berangkat. Jadi bapak meninggalkan mobil di pabrik saja. Tapi setelah bapak sampai rumah, bapak melihat dari gerbang, ada orang yang mengendap masuk lewat jendela, bapak kira itu maling",

Mereka yang mendengar pun terlihat serius. Hanya menatap pak Paidi berharap itu semua adalah kenyataannya, dan tidak ada kebohongan dari seorang kepala keluarga itu.

"Lalu bapak segera membayar ojek dan masuk ke rumah. Bapak kaget melihat ibu, Marta, dan kedua teman Marta sedang dibekap pake sapu tangan, mungkin ada biusnya. Namun bapak melihat Bella masih berusaha membebaskan diri dari mereka. Ya, mereka ada dua orang",

Suasana semakin tegang, bu Aisah meneteskan air matanya mengetahui hal itu. Pantas saja dia merasa aneh saat sadar ditempat asing, dan tidak ada yang bersamanya.

"Lalu bapak mencoba melawan mereka dan menolong Bella, namun Bella terus memberontak dan akhirnya salah seorang dari mereka melukai Bella. Bapak udah berusaha menarik tangan Bella, salah seorang dari mereka malah membekap mulut bapak. Lalu bapak tidak tau lagi apa yang terjadi",

Bu Aisah menangis mengetahui hal itu.

"Ketika ibu sadar ada di ruang bawah tanah, berarti mereka juga yang memindahkan ibu ?", tanya bu Aisah

"Bapak tidak tau bu, bapak tersadar ada di bawah tangga. Makanya bapak tau lewat mana bapak harus membawa ibu keluar. Bapak sebenarnya tidak tau apa Marta masih hidup, karena saat itu semua tergeletak. Terlebih keadaan Bella yang paling buruk",

"Lalu dimana sekarang kita harus cari Marta pak?", bu Aisah kembali menangis

Kesedihan mereka belum cukup sampai disitu. Tiba-tiba saja angin berhembus sangat kencang, semua orang menutupi mata mereka dengan siku karena banyak sekali daun gugur beterbangan disekitar mereka.

"Apa yang terjadi? Ya Allah.... Ya Allah... selamatkan kami Ya Allah...",

Seketika angin pun berhenti berhembus menyisakan kesunyian. Lalu terdengar suara tawa entah berasal dari mana, suara seorang wanita yang terdengar licik.

"Hihihihihihiii..... Hihihihihiii....."

"Hihihihihihii......"

Kemudian hilang begitu saja dan suasana kembali sunyi.
Mereka bertiga mengucap istighfar sebanyak-banyaknya untuk menenangkan diri. Entah sampai kapan ini akan berakhir. Mereka masih ingin mencari Marta sampai pagi. Dan berniat melapor pada polisi keesokan paginya.

Malam semakin larut. Cahaya rembulan yang tadinya terang, kini tertutupi oleh awan hitam. Sepertinya alam ikut bersedih menyaksikan kepiluan keluarga ini. Pak Paidi masih berusaha menguatkan istrinya, sedangkan Ali duduk menunduk. Dia berfikir, kenapa hanya dirinya yang bisa melihat kakaknya saat ini ? Dengan kondisi rumah yang buruk, sedangkan kedua orang tuanya tidak melihat perubahan rumah ini. Rumah ini tetap seperti sedia kala bagi mereka. Ali tak ingin bertanya hal itu pada bapaknya, ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya hal sepele. Baginya, menemukan jasad kakaknya adalah yang paling utama.

"Pak, ibu lelah.. apa ibu bisa istirahat ya pak ? tapi ibu ingin cari Marta dulu, bagaimanapun juga jika dia meninggal, kita harus mencari jasadnya bukan ? Nggak perlu nunggu polisi",

Bu Aisah terlihat kacau. Wajahnya murung, tak ada cahaya yang tersirat. Bagaimana mungkin seorang ibu bisa tersenyum sementara ketiga anak gadisnya meninggalkannya ?

Saat mereka bertiga larut dalam kesedihan, tiba-tiba mereka mendengar ada suara benda yang jatuh didepan pintu. Benda itu dilemparkan dari arah gerbang. Namun diantara mereka tidak ada yang tau siapa pelakunya. Ali memeriksa benda itu yang ternyata sebuah bongkahan batu yang dibungkus kertas. Ali membuka kertas itu, ada beberapa kalimat di dalamnya. Dia membacanya keras supaya ibu dan bapaknya mengetahui isi surat itu.

Pergilah jika ingin selamat !
Apa kalian mau bernasib sama dengan gadis-gadis itu ?

Ali semakin geram membaca isi tulisan itu. Dia yakin, dibalik semua ini ada campur tangan manusia. Tidak mungkin ulah setan. Setan tidak bisa membunuh dengan melukai. Ali semakin yakin dengan apa yang diceritakan bapaknya jika ada dua orang pelaku. Namun apa tujuan mereka ?






Selamat malam minggu... 😅
tunggu kelanjutannya yah.. semoga saya semangat ngetik cerita ini pake HP 😂
Jangan lupa ingatkan bila ada kesalahan, dan berikan kritik yang membangun 😊🙏

LEMAH WINGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang