"Ya Allah, berikan hamba kesabaran untuk melewati ujian ini, agar hamba dapat menjalani semua ujian-Mu dengan ikhlas. Berikan selalu keharmonisan untuk rumah tangga kami. Jadikan suami hamba lebih lebih bertanggung jawab lagi, dapat memberikan keadilan, serta dapat menununtun istri-istrinya menuju jannah-Mu. Amin."
Aini mengusap wajahnya dengan telapak tangannya setelah selesai berdoa. Tiada tempat meminta selain kepada Allah SWT. Aini membuka mukenanya setelah selesai berdoa, merapikan alat-alat shalat dan menyimpannya di lemari. Matanya terpaku saat menatap ranjang yang manpak kosong kehilangan satu penghuninya yang sedang mengahabisakan malam pertama bersama madunya. Aini memejamkan mata, tidak seharusnya ia memikirkan itu yang membuat hatinya sesak.
"Bismillah... Aini," ucapnya kemudian melangkah mendekati ranjang lalu mendudukinya. Aini mengusap sisi ranjang yang biasa ditempati Faisal, namun pria itu malam ini tidak bisa menempati ranjang ini. Biaralah, malam ini Aini tidur dengan memeluk guling, tanpa dekapan sang suami karena mungkin pria itu tengah memeluk wanita itu. Biaralah Aini malam ini berteman sepi dan dingin.
***
Kedua pengantin itu baru saja sampai di kamar hotel tempat beristirahat setelah melewati acara resepsi yang cukup membuat keduanya lelah. Ayu menatap kagum dekorasi kamar pengantin ini. Sangat romantis dengan banyaknya taburan bunga mawar merah disekelilingnya. Terdapat kelopak mawar yang membentuk ukiran hati di tengah ranjang putih dan lilin-lilin aroma terapi di berbagai sudut ruangan menambah suasana semakin romantis. Sementara Faisal hanya menatap biasa saja, ia sudah pernah melihat dekorasi seperti ini dulu saat ia bersama sang istri pertama Aini.
"Kamu apa aku dulu yang mau mandi?" tanya Faisal sambil tersenyum geli menatap Ayu yang masih memandangi seisi kamar.
"Kamu aja Sal!" jawab Ayu tanpa menoleh kearah pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.
"Gak baik manggil suami pake nama!" tegur Faisal saat mendengar Ayu masih saja memanggilnya memakai nama, seperti sebelum ia menjadi suaminya tetapi sekarang ia sudah menjadi suaminya jadi Faisal berharap Ayu tidak lagi memanggilnya memakai nama.
"Terus Aku harus manggil apa?" tanya Ayu dengan wajah polos pura-pura tidak mengerti keinginan Faisal padahal ia sudah paham hanya saja ia menunggu Faisal yang memintanya.
"Hmm. Panggil sayang, honey, baby...."
"Mas aja biar samaan sama Aini," ucap Ayu memotong ucapan Faisal.
"Yaudah deh. aku mandi dulu yah."
Faisal bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Sementara Ayu berusaha melepaskan pernak-pernik yang menempel di kepalanya. Menatap dirinya dipantulan cermin dengan hati berdebar. Haruskah ia melewati malam panjang bersama Faisal malam ini? Tetapi bayangan wajah Aini yang terluka kembali dibenaknya. Ayu menyadari dirinya memang wanita ketiga dalam rumah tangga Faisal dan Aini, namun ia tidak sekejam itu untuk terus menyakiti hati wanita lain.
"Ay...," panggil Faisal sambil menepuk bahu Ayu yang sedang melamun didepan meja rias.
"Kenapa?" tanya Faisal penasaran.
"Aku... gak enak sama Aini Mas. Pernikahan kita berdua membuat Aini terluka Mas dan itu membuatku merasa bersalah," jelas Ayu.
"Bukan hanya kamu yang merasa bersalah Mas juga Ay. Tapi mau bagaimana lagi pernikahan kita sudah terjadi mau bagaimana lagi. Ini malam pertama kita masa mau bahas Aini lebih baik kamu mandi terus wudhu kita shalat sunnah dua rakaat."
Kedua pengantin baru itu melaksanakan shalat isya terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Shalat sunnah dua rakaat yang dimaksud Faisal adalah shalat sunnah setelah akad nikah berlangsung atau sebelum berhubungan suami istri. Shalat sunnah ini sangat dianjurkan bagi pasangan agar rumah tangga senantiasa bahagia dan harmonis.
Hati Ayu terenyuh saat melaksanakan shalat dengan Faisal sebagai imam dan ia sebagai makmun. Ini adalah shalat pertamanya setelah sekian lama ia melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim karena selama ini dirinya terlalu terlena dengan kehidupan dunia sampai ia melupakan ibadah kepada Tuhan. Namun, kini Ayu tidak akan melupakan lagi kewajibannya karena sekarang ada Faisal imamnya yang akan menuntunnya menuju kebaikan. Setelah selesai salam mereka berdoa untuk kebahagian rumah tangganya. Faisal membalikan tubuhnya menghadap Ayu setelah selesai berdoa lalu menyodorkan tangannya, Ayu yang paham langsung mencium punggung tangan Faisal dengan khidmat dan dibalas Faisal dengan mengecup keningnya. Setelah itu Faisal memegang ubun-ubun Ayu lalu tak lupa mengucapkan berdoa sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shalallahu’Alaihi wa Sallam "Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta doakanlah dengan doa berkah seraya mengucapkan: “Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa“. (HR. Bukhari).
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
"”Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi. Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih"Artinya: Wahai Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan dari apa yang Engkau berikan kepadanya serta Aku berlindung kepada-Mu daripada keburukannya dan keburukan yang Engkau berikan kepadanya”
Dan malam itu menjadi malam panjang dan romantis bagi kedua pasangan halal tersebut. Bersama sinar bulan yang menerobos masuk menjadi saksi penyatuan cinta diantara keduanya.
Hehe... gimana-gimana? Romantis gak Ayu sama Faisal wkwk😁 tunggu part selanjutnya yah.
BERSAMBUNG
Bogor, 11 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap Dua Makmum [END]
SpiritualNur Aini tidak pernah menyangka jika suaminya yang tak pernah menancapkan luka nyatanya menacapkan luka pertama yang begitu dalam. "Maafkan aku Aini! Aku kembali mencintainya."