BAB 5

2.1K 87 4
                                    

"Mas kapan kamu pulang kerumah Ayu?" tanya Aini pada Faisal sumainya. Pasalnya, besok sudah minggu kedua dan sudah menjadi jatah Ayu untuk menghabisakan waktu bersama dengan Faisal. Memang Aini dan Ayu tidak satu rumah tepat belum karena ini merupakan syarat dari Aini sebelum tiga bulan pernikahan Faisal dan Ayu. Alasannya Aini sedang memantapkan hati untuk berada dalam satu atap yang sama dengan sang madu. Dan Faisal memaklumi itu, untuk sementara waktu Faisal membagi waktu untuk kebersamaan kepada kedua isterinya. Minggu pertama Faisal akan menghabiskan waktu bersama Aini dan minggu kedua bersama Ayu, begitupun minggu ketiga Faisal akan kembali bersama Aini dan minggu keempat kembali lagi bersama Ayu. Sebisa mungkin Faisal harus beraikap adil pada istri-istrinya dengan cara membagi waktu kebersamaan.

"Nanti malem kayanya abis sebelum isya."

"Oh Yaudah nanti kita makan malem dulu ya Mas!"

"Hmm iya." Faisal tidak bisa menolak ajakan Aini untuk makan malam bersama, ia tidak ingin membuat hati Aini terluka karena penolakannya.

"Ai, kamu nggak apa-apa Mas tinggalin?" Aini mendongak mendengar pertanyaan Faisal. Sejujurnya Aini merasa berat harus berada di rumah besar ini sendirian, tetapi mau bagaimana lagi ia tidak bisa melarang Faisal untuk tidak meninggalkannya. Apalagi Faisal pergi untuk sebuah tanggung jawab kepada istri keduanya, Aini tidak ingin egois yang nantinya akan memberatkan Faisal diakhirat kelak.

"Pergilah Mas, Ai gak apa-apa kok."

"Serius Mas khawatir sama kamu, takut terjadi sesuatu lebih baik kamu nginep aja ya dirumah mama!" saran Faisal namun Aini menolaknya. Apa jadinya jika ia menginap di rumah mertuanya itu hanya akan membuat kedua mertuanya menganggap rumah tangganya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Gak apa-apa Mas, Ai udah biasa kok Mas tinggalin." Jawaban Aini menohok hati kecil Faisal, memang sejak dua minggu lalu ia tidak menemani istrinya dikarenakan ia sedang menghabiskan waktu bersama Ayu. Sejujurnya, Faisal khawatir jika harus meninggalkan Aini seorang diri dirumah besar ini tapi ia juga tidak bisa memaksa kehendaknya agar Aini menginap dirumah orangtuanya.

"Serius nggak apa-apa Ai?"

"Nggak Mas, lagian aku nggak sendiri kok ada Allah yang selalu menjagaku." Aini tersenyum tulus saat Faisal mengusap kepalanya yang berbalut jilbab. "Iya deh istri Mas memang pemberani." Aini terkekeh dengan ucapan Faisal.

                              
                               ***

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam Mas." Wanita itu langsung mencium punggung tangan suaminya dan dibalas dengan kecupan di keningnya. Sepasang suami istri itu melangkah memasuki rumah dengan bergandengan tangan kentara sekali mereka pengantin baru yang masih hangat-hangatnya.

"Eh, kamu Sal," ucap ibu Ayu yang berarti ibu mertuanya.

"Iya bu," balas Faisal sambil mencium punggung tangan wanita parubaya yang sudah dikenalnya semasa remaja.

"Mas kita makan dulu ya! Kebetulan tadi bi Ida udah masak."

"Iya kita makan dulu ya Sal?

Faisal ingin menolak tapi ia tidak enak hati untuk menolak ajakan Ayu dan ibu mertuanya. Tadi sebelum berangkat ia sudah lebih dulu makan malam bersama Aini. "Iya bu."

Dimeja makan dengan telaten Ayu melayani suaminya dengan raut wajah bahagia yang tak luput dari penglihatan ibunya. Sebenarnya Sarah ibunya Ayu sedikit ragu saat putri satu-satunya dilamar pria sudah beristri meskipun ia mengenal baik pria yang melamar putrinya. Ibu mana yang rela anaknya menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain, menjadi cacian orang-orang dan dicap sebagai pelakor tapi ia juga tidak bisa menolak saat Ayu sangat bahagia menerima lamaran pria yang menjadi sahabat sekaligus mantannya semasa remaja dulu. Namun, disisi lain Sarah juga memikirkan perasaan wanita yang menjadi istri pertama menantunya. Sakit Sarah yakin itu karena ia juga pernah mengalaminya beberapa puluh tahun lalu saat harus berjuang membesarkan putrinya ketika sang suami malah memilih pergi bersama wanita lain.

BERSAMBUNG

Satu Atap Dua Makmum [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang