Takdir membawa kita dalam
satu atap yang sama. Berbagi,
Ikhas, sabar akan menjadi
keseharian ketika kita berada
dalam satu atap dua makmum.***
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Dyah Ayu Wulandari binti Muhammad Chairul dengan maskawin tersebut tunai."
"Sah?"
"Sah."
Kata sah yang baru saja terucap membuat dada Aini sesak terhimpit beban berat mendengar suaminya mengucap ijab qobul atas nama wanita lain. Tak pernah Aini sangka sebelumnya akan mengalami nasib rumah tangga seperti ini, berada dalam satu atap yang sama bersama wanita lain yang berstatus sama-sama makmum dari imam yang sama yaitu Faisal Hanafi. Poligami memang tidak mudah, banyak rintangan yang akan mereka hadapi di depan sana menguji kesabaran hati, berusaha ikhlas agar tidak menzholimi diri sendiri yang menghasilkan dosa. Seorang istri yang mampu melewati ujian berpoligami maka ia akan mendapatkan surga sebab kesabaran istri atas poligami suaminya dengan wanita lain menjadi ujian baginya dan ia akan mendapatkan palaha sabar dari ujian yang didapatkannya.
Namun, mampukah Aini melewati ujian tersebut sementara hatinya setengah ikhlas menerima kenyataan suaminya menikah lagi. Aini seorang istri yang taat pada suaminya, ia tidak pernah sekalipun membantah perintah Faisal karena baginya perintah Faisal adalah bentuk kewajibawan sebagai seorang istri dan pahala baginya jika ia menuruti keinginan suaminya. Bisa saja Aini membantah, namun ia hanya akan membantah jika perintah sang suami bertentangan dengan ajaran agama.
Sementara Faisal pria itu nampak sangat bahagia duduk diatas pelaminan bersama sang mantan kekasih yang kini telah resmi menjadi istrinya. Kisah cinta itu kembali tumbuh saat ia berada dalam satu perusahaan yang sama dengan Ayu dari sanalah benih-benih cinta kembali tumbuh diantara mereka. Senyum manis tidak pernah terlepas dari kedua pengantin baru itu saat mereka menyalami tamu undangan. Mereka sangat bahagia tanpa menyadari ada hati wanita lain yang teriris.
"Maafin Mas Aini!" ucap Faisal, ia merasa bersalah pada istri pertamanya karena telah menyakiti hatinya meskipun tidak airmata dari mata istrinya namun, Faisal tahu jika tatapan Aini terhadapnya menyimpan luka.
"Sudahlah Mas bukankah ini keinginanmu?" Skakmat Faisal tidak bisa menjawab ucapan Aini karena memang benar dirinya yang memohon untuk menikah lagi.
"Maafin Mas Aini. Mas memang egois." Aini tak menanggapi permintaan maaf Faisal, ia malah menyalami sang madu dan memberikan selamat dengan tatapan penuh lukanya.
"Selamat Mbak, samawa semoga cepat diberikan momongan." Percayalah saat Aini mengucapkan itu hatinya berdenyut sakit dan tatapannya penuh luka. Wanita yang berdiri disamping Faisal menyadari tatapan penuh luka Aini. Dirinya juga seorang wanita ia jelas tahu apa yang dialami Aini. Ayu wanita itu juga merasa bersalah tak kalah dengan suaminya, ia sangat merasa bersalah saat harus masuk kedalam rumah tangga oranglain tetapi mau bagaimana lagi dirinya mencintai Faisal."Terima kasih Aini, maafkan aku yang sudah masuk kedalam rumah tanggamu." Bibir Aini melengkung tipis, ia tersenyum paksa. "Sudahlah Mbak ini sudah menjadi takdir kita bertiga berada dalam satu atap yang sama," jawabnya. Kemudian menyeret kakinya menjauhi pelaminan yang membuat semua tamu undangan ikut berbahagia kecuali dirinya. Aini kembali menupahkan airmatanya, dulu dirinya pernah berada diposisi tersebut bersama Faisal dan kini pria itu juga berada diposiai yang sama sekarang dengan wanita yang berbeda tetapi dicintainya.
Maaf banget ya aku ubah POV jadi POV 3 bukan tanpa alasan biar lebih h luas aja pemahaman terus biar alur plotnya lebih enak 👌 terima kasih yg udah mau baca cerita gak jelas punyaku ini makasih banyak😊
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap Dua Makmum [END]
روحانياتNur Aini tidak pernah menyangka jika suaminya yang tak pernah menancapkan luka nyatanya menacapkan luka pertama yang begitu dalam. "Maafkan aku Aini! Aku kembali mencintainya."