Part 2

371 40 2
                                    


Part 2



















Selamat membaca   ^^














  Aku melngkah pulang saat hari sudah mulai gelap. Aku memutuskan untuk kembali ke apartement ku dengan p’luke. Aku bleum bisa pergi saat ini, aku masih mengkhawatirkan keadaan p’luke. P’luke terluka saat ini karena diriku.

Kubuka pintu apertement kami, hal yang pertama kulihat adalah paman white yang tengah duduk di sofa ruangan tamu. Apartement p,luke tidak terlalu besar, tapi aku tahu bahwa ini apartemnt mahal. Begitu membuka pintu langsung terlihat sofa ruang tamu dan TV di satu ruangan. Lalu di sebelah lorong masuk ada dapur. Dam di belakang soda ada kamart dan kamar mandi. Di sini ada 2 kamar mandi dan satu kamar tidur.

“ Swadeekhab paman white “ aku memberikan Wai pada paman white begitu aku berdiri di sampingnya.

“ Swadee win. Duduklah “ paman white menepuk bangku tepat di sebelahnya dan meminta aku duduk di sana,  aku langsung duduk di tempat itu.

“ Kenapa paman disini? Bagaimana dengan keadaan p’luke paman? apakah sudah ada perkembangannya?” tanya ku tidak sabar.

Paman white mengusap bahuku dan memintaku untuk tenang.

“ Paman kesini karena paman mengkhawatirkan kamu win. Luke tidak apa-apa, operasinya telah berhasil dan berjalan lancar meskipun sempat kekurangan darah. Tapi cepat terselesaikan. Hanya saja keadaan luke...” paman white menggantung ucapannya dan menatapku  sedih. Ada apa? Apa keadaan p’luke sangat parah? Atau jangan-jangan p’luke...

Tidak. Aku tidak boleh berpikir seperti itu.

“ Bagaimana keadaan p’luke paman?” aku hampir menangis saat ini.

“ Luke koma. Dokter mengatakan bahwa kecelakaan itu membuat kepala luke terbentur dengan kuat dan mengakibakan adanya kerusakan pada otaknya dan mengakibatkannya koma. “ jelas paman white.


Aku seperti tersambar petir yang kuat. P’luke koma dan itu karena aku. Tanpa aku minta air mataku mengalir dengan derasnya. Ini benar-benar menyakiti hati ku. P’luke adalah orang yang sangat berharga bagiku, tapi dia harus terluka karena aku. Aku sedikit terisak dan paman white merangkulku.


"Jangan menangis. Luke pasti akan baik-baik saja. Paman tau dan kamu juga tahu bawa luke orang yang kuat.” Tenang paman white. Tapi air mataku terus mengalir dengan deras. Isakanku semakin kuat, aku tidak bisa menahanya. Dadaku menyadi sesak dan pandangaku mengabur.


“ win. Win bernafaslah. Win bernafaslah “  teriak paman white.

Tubuhku tidak bisa bergerak. Terasa sangat kaku. Dada ku sangat sesak karena udara di sekeliling ku terasa hilang secara mendadak. Aku hanya bisa mendengar suara paman white tapi tidak bisa melalukan apapun.


“ Win, paman mohon bernafaslah.” Teriak paman white lagi. Tapi aku tetap tidak bisa melakukan apapun. Leherku tersa tercekik. Tubuh ku seperti terkunci. Pandanganku semakin gelap, dan secara perlahan mataku semakin berat dan berat, dan berakhir aku tidak sadarkan diri.




================================================================





Aku terbangun dan langsung terduduk. Tanpa sadar aku menjerit.

“ Win, kamu sudah sadar?”

Aku menoleh kearah kananku dan mendapati paman white yang tergesa memasuki kamar dengan wajah yang cemas. Aku hanya mengangguk. Begitu berdiri di sampingku, paman white memberikan ku air minum yang sudah terletak di meja nakas sebelah tempat tidur ku. Mungkin paman white yang menaruhnya.

A Tale Of MermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang