Lembar Keempat: Siapa yang Terbaik?

144 28 14
                                    

Agustus, 2015

Masih ingatkah dengan tantangan Jinendra kala itu di teras rumahnya? Jika kalian berfikir tantangan itu hanya omong kosong seorang Jinendra saja kalian salah. Nyatanya, sampai saat ini Aji serius berlatih demi membuktikan bahwa ia mampu melewati tantangan itu. Sudah seminggu ini Aji jarang terlihat. Felix, Haris bahkan Mahesa bilang bahwa pemuda berpipi chubby itu sering latihan di lapangan dekat sekolah.

Seperti siang ini, surat dispen atas nama Aji dan Liana kembali hadir di kelas. Liana adalah partner panahan Aji sejak SMP sekaligus teman satu kelasku. Maka tak heran jika kertas dispen atas nama Liliana Puspita Gandhis tiba di kelas, bisa aku pastikan nama Abimayu Jinendra Adsy juga ikut terlampir di dalamnya.

"Ngga latihan Nat?" tanya Anja sambil menghampiriku yang tengah duduk di kursi panjang depan kelas. Di Bulan Agustus seperti ini KBM belum sepenuhnya aktif. Banyak kelas yang mendapat jam kosong. Dan disaat jam kosong seperti ini, aku lebih suka duduk di depan kelas daripada harus mendengar teriakan dan umpatan dari manusia bernama Haidar yang tengah mabar di belakang kelas.

"Latihan kok, tapi nunggu Kak Ino ngasih kabar dulu" jawabku, Anja hanya menganggukkan kepalanya. "Kak Ino tuh ganteng ya, apalagi kalo ketawa. Ingin rasanya memiliki" celetuk Anja yang tiba-tiba membahas Kak Ino.

Reflek aku pun menepuk bahu Anja, "Heh! Kak Ino udah punya cewek"

"Hah! siapa?!" tanya Anja dengan tatapan kaget sekaligus penasaran padaku. "Kak Riana Senandrika, XII IPA 2. Katanya cinta Kak Langga tapi nglirik cowok lain"

Anja pun mengehela nafasnya, "Gue sekarang sama Kak Langga udah kayak orang asing Nat. Gue sadar selama ini gue terlalu berharap, tapi nyatanya dia cuma nganggep gue adik doang. Ngga lebih"

Aku hanya bisa mengusap pelan bahu Anja ketika gadis bermata elang itu mulai menceritakan hubungannya dengan seorang laki-laki. Aku faham dengan yang Mikayla Anjani rasakan. Terjebak hubungan kakak-adik zone selama kurang lebih 2 tahun dengan pemuda bernama Erlangga Denandra.

Sedikit cerita tentang kisah cinta Anjani. Anja dan Kak Langga kenal karena mereka sama-sama anggota OSIS saat SMP. Saat itu Kak Langga masih menjabat sebagai sekertaris OSIS dan hendak purna. Anja yang menjadi kandidat sekertaris OSIS yang baru sedikit dibantu oleh Kak Langga. Hingga hubungan mereka semakin dekat dan Anja merasa nyaman dengan pemuda itu.

Tapi Anja tak berani berkata jujur soal perasaannya kepada Kak Langga. Dan Kak Langga tetap menganggap Anja sebagai adiknya, hingga dia lulus dan masuk ke SMA BINAS. Sebenarnya, tujuan Anja masuk SMA BINAS juga sekaligus bertemu dengan Kak Langga. Tapi nyatanya sikap Kak Langga pada Anja tak sehangat dulu. Hingga membuat Anja kecewa apalagi ditambah berita yang mengatakan bahwa Kak Langga sudah memiliki kekasih.

"Yaudah ngga usah sedih, lagian cowok juga masih banyak. Itu gengnya Ayis juga ganteng-ganteng. Felix misalnya, bisa lah lo jadiin pacar" candaku pada Anja agar gadis itu tak memikirkan Kak Erlangga lagi.

"Apaan sama Felix!!! Ngga mau gue!!" tolak Anja sementara aku hanya tertawa melihat ekspresi gadis itu.

"Hayoo lagi ngomongin saudara gue ya?!" seru Cia yang baru saja keluar dari kelas dan menghampiri kami. Mungkin dia sempat mendengar nama saudara kembarnya sedang diperbincangkan makanya dia ikut keluar.

"Anja demen sama Felix, Ci" ujarku santai pada Cia dan membuat Anja kesal hingga memukul ringan lenganku.

"Beneran Nja? lo suka sama Felix?!" kaget Cia.

"Hehh ngga ya! Nata tuh kalo ngomong suka ngawur, jangan percaya!" ketus Anja sambil melirikku dengan tatapan kesal, sementara aku hanya tertawa.

"Kirain suka beneran. Oh ya, hari ini tenang banget ngga ada yang teriak-teriak" kata Cia sambil duduk di sebelahku. Aku hanya terkekeh menanggapi ucapan gadis itu. Sepertinya aku tau arah pembicaraan ini akan kemana.

Lembar Kenang Bersama JinendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang