Juli, 2015
Sabtu pagi di Bulan Juli, hari dimana aku mengikuti Pra-MOS yang diadakan oleh sekolah baruku. SMA BINAS, Sekolah Menengah Atas yang menjadi favorit di kota ini. Namun sialnya ketika berangkat, ditengah perjalanan motorku harus masuk bengkel karena tak sengaja terkena paku di jalan. Daripada telat, aku memutuskan untuk berlari menuju sekolah. Meskipun jarak dari bengkel ke sekolah lumayan jauh, aku lebih memilih jalan kaki atau lebih baik berlari daripada menunggu motor ini.
Nafasku terengah-engah di tengah jalan. Aku berhenti sebentar untuk mengambil nafas dan melirik jam di tangan kiriku. 06.55, 5 menit lagi gerbang akan di tutup. Tapi sekolah masih jauh. Rasanya aku sudah terlalu lelah untuk berlari. Tapi sepertinya tak ada pilihan lain. Berlari atau dipermalukan kakak OSIS di saat pembukaan Pra-MOS.
"Hey, murid baru SMA BINAS?!" panggil seorang pengendara motor yang tiba-tiba menghampiriku di tepi jalan. Pemuda yang mengendarai motor itu kini tepat berada di sampingku sambil membuka kaca helmnya. "Mau ikut Pra-MOS kan? Yok bareng gue aja" tawar pemuda itu.
Siapa yang tidak terkejut dengan penawaran itu. Kenal saja tidak tapi dia sudah memberikan tumpangan. "Lah malah ngelamun, bareng ngga? Mau telat nih. Kalau engga mau ya udah gue duluan" tanya pemuda itu lagi. "Eh iya aku mau" jawabku.
Mungkin berangkat bersama pemuda asing ini lebih baik daripada berlari. Aku pun menaiki jok motornya dan ia pun langsung menjalankan motornya menuju sekolah.
Pukul 7 tepat kami sampai di sekolah. Namun sayang gerbang sekolah sudah ditutup oleh kakak OSIS. Tapi pemuda yang memboncengku tadi tak kehabisan akal. Pemuda yang belum ku ketahui namanya ini terus memohon kepada kakak OSIS agar kami bisa masuk dan mengikuti upacara Pra-MOS. Awalnya kakak OSIS menolak, namun dengan sedikit paksaan akhirnya dia memperbolehkan kami untuk masuk dan mengikuti upacara.
Aku segera turun dari motor pemuda itu, mengucapkan terimakasih secara singkat dan segera berlari menuju lapangan. Tak peduli dengan pemuda tadi yang sedang melepas helm dan membuka jaketnya sambil memandangiku, mungkin dia akan berfikir jika aku adalah gadis aneh.
Aku segera masuk ke barisan paling belakang, meskipun ada banyak pasang mata yang menatapku aneh. Tak apalah, yang penting aku masih bisa mengikuti pembukaan Pra-MOS dan untung saja aku berada di belakang setidaknya disini lebih teduh daripada barisan depan.
"Renata!" aku melihat ada seorang gadis dengan kuncir ekor kuda melambaikan tangan kearahku ketika sambutan Pra-MOS telah usai. Aku hanya tersenyum ke arah gadis itu, sambil melambaikan tangan ke arahnya. Aku mencoba pindah ke barisan depan menemui Mikayla Anjani, temanku sejak kecil yang juga bersekolah di SMA ini.
Pagi mulai menjelang siang, matahari pun mulai terasa terik. Disinilah aku dan Anja sekarang, menanti pembagian kelompok MOS untuk 3 hari kedepan. Jujur aku sedikit gugup dengan pembagian kelompok ini. Mengingat aku tak mempunyai teman selain Anja. Disaat yang lain sibuk mencari teman, aku dan Anja tetap ngobrol berdua. Apalagi aku sempat telat tadi. Akupun hanya bisa berharap semoga dikelompok nanti aku bisa menemukan teman yang baik.
Nama Anja telah dipanggil terlebih dulu oleh kakak OSIS. Dia pun maju kedepan dan meninggalkan aku di barisan sendiri. Tak lama kemudian aku mendengar namaku dipanggil. Aku pun meninggalkan barisan dan berjalan ke depan. Disana sudah terdapat beberapa murid yang bisa aku pastikan akan menjadi teman satu kelompokku. Namun sayang aku tak mengenal siapapun disana.
Setelah semua nama terpanggil, kami menuju kelas yang akan kami tempati selama MOS berlangsung nanti. Kami sampai di kelas yang terletak di lantai dua gedung baru SMA BINAS dengan pintu kelas bertuliskan X6 yang bisa aku pastikan itu akan menjadi nama kelompok MOS ku nanti. Setelah kakak OSIS mempersilahkan kami masuk, teman sekelompokku mulai berebutan mencari bangku yang ingin mereka tempati. Pilihan ku jatuh pada bangku deret ke 3 banjar ke 2 dari pintu masuk. Aku rasa ini tempat yang strategis.
![](https://img.wattpad.com/cover/236611609-288-k841819.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Kenang Bersama Jinendra
Genç KurguTentang kisah masa lalu pertemuan dan pertemanan antara Jinendra dan Renata di masa SMA yang ditorehkan diatas lembar putih dengan goresan pena hitam. Kisah sedih, senang, tangis, dan tawa. Semuanya ada. Lalu bagaimana dengan kisah cinta? apakah jug...