CHAPTER 7 : Little Brown

396 53 20
                                    

Musim Semi

Musim Semi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Sebenarnya, Jaehyun tidak ingin pergi ke acara si anak populer yang tidak ia ketahui itu—Vermont atau apalah dia punya nama. Ia ingin menghabiskan hari sabtunya mengunjungi toko buku untuk membeli beberapa pelajaran dan mampir ke stand junkfood favoritnya untuk meraup beberapa burger dan soda—namun ternyata berujung berakhir di kamar Jaehee dengan tangan gadis itu berada di kepala, menata rambutnya. Sejak tadi ia bersikukuh ingin menjadi stylish cuma-cuma karena alasannya Jaehyun itu nerd dan sama sekali tidak tahu cara menata diri. Pemuda itu hanya memijit pangkal hidung pening, ia akhirnya membiarkan tangan ramping Jaehee berkreasi sesuka hati seraya memandang nanar karpet bulu. Pesta tidak pernah mudah bagi Jaehyun, ditambah lagi omelan seorang perempuan yang mengatainya kolot lima kali.

Jaehee sudah berpakaian rapi lebih dulu dan ia nampak ekstra modis seperti biasa. Kuku-kukunya berganti warna menjadi merah muda dan rambutnya bergaya messy bun yang sebelumnya dikeriting. Ia berpakaian serba pastel dengan riasan natural, dan sulit sekali menandai bagian apa yang kurang sempurna. Wow darimana ia belajar semua itu, batin Jaehyun terheran-heran. Seingatnya mereka masih berusia limabelas tahun hari ini, tapi rasanya gadis itu selangkah lebih jauh dalam urusan tampil hedon.

"Karena aku tidak punya pomade, aku pakai ini saja." Jaehee meraih semprot rambut berukuran sedang yang ada di meja rias, lalu dengan tangannya yang cekatan ia mulai menyemprotkannya ke rambut Jaehyun, sesekali iseng mengenai wajahnya dan membuat lelaki itu bersin. Jaehee menyisir sedikit helai disamping telinganya sebagai sentuhan akhir sebelum meletakkan cermin kecil didepan wajah Jaehyun sehingga pemuda itu bisa melihat perubahannya. Ia tersenyum kecil, walaupun ada rasa gengsi untuk mengakui rambutnya kini terlihat lebih rapi dan bergaya. Poni yang biasanya menjuntai bebas disibakkan kesamping dan dibuat menjadi bergelombang, seperti artis tahun 60-an namun terlihat jauh, jauh, jauh lebih keren. Saat menyentuhnya, rambutnya terasa sangat kaku karena efek dari semprotan rambut, tapi ia cukup senang karena hidungnya tidak lagi digelitik. Ternyata tidak buruk-buruk amat, batin Jaehyun lega.

Ia lantas pergi ke kamar, menyabet setelan sweater cokelat serta celana jeans hitam dan melumurinya dengan parfum berbau musk. Dari sekian barang yang ada di lemarinya, baju itu punya jam terbang paling tinggi karena anak itu tidak tahu cara bergaya. Berkali-kali ia melihat tampilan di cermin, rasanya aneh sekaligus menakjubkan sekali pergi keluar dengan rambut seperti ini. Ia melihat Jaehee berdiri bersandar di pintu kamar, tersenyum sambil melipat tangan. "Kau suka tidak?" tanyanya. Jaehyun mengiyakan meskipun tidak benar-benar yakin akan percaya diri keluar dengan penampilan baru. Ia menyabet ponsel bersamaan dengan sepasang converse hitam putih, lantas menuruni tangga.

"Dengan apa kita kesana?"

"Tunggu saja," jawab Jaehee sambil membenahi tatanan rambutnya yang sudah sempurna. Pasti rombongan teman-temannya yang tak kalah ekstra akan datang kesini. Jaehyun manggut-manggut cuek, yasudahlah.

Sincerely, Jaehyun || JaewinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang