CHAPTER 8 : Summer

319 37 34
                                    

Song : Suddenly - Kevin Krauter
.

.
Musim panas

Musim panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.
Gelombang musim panas datang sejak 10 hari yang lalu. Awan semakin tipis, langit semakin biru, dan tawa Sicheng semakin lebar seiring langkah kaki mereka menyusuri Lewis Street siang-siang.

Jaehyun tidak pernah menyukai musim panas seperti Sicheng bercerita seperti apa musim panasnya saat di California dulu—ia sudah tahu fakta itu dari awal, bahwa Sicheng baru saja pindah ke Montana satu tahun yang lalu. Dalam jarak yang singkat—dari sekolah menuju rumah, kurang lebih Sicheng sudah bercerita tentang bagaimana ia menghabiskan seluruh liburannya dengan berenang, makan es krim, dan  menyaksikan orang-orang surfing dari bibir pantai. Jaehyun tahu kalau California adalah gudangnya pantai, dan ia tidak tertarik untuk mengunjungi California walaupun Sicheng kini bercerita layaknya pemandu wisata. Tapi Jaehyun punya satu pertanyaan yang ia harap bisa mengatakannya—apakah kulit halus Sicheng kecokelatan saat itu?

Kalau iya, Ya Tuhan, Jaehyun ingin lihat.

"Kami menghabiskan waktu dengan barbeque dan minum cola malam-malam. Salah satu kakak temanku bahkan membawa Sauvignon Blanc, dan ia minum sendirian karena kami masih kecil. " Sicheng lalu tertawa sambil menggelengkan kepala. "Saat itu ia masih SMA tahun terakhir. Astaga, bahkan ia sampai punya identitas palsu untuk membelinya. Anak California kadang liar, tapi aku cukup kalem disana."

"Seliar apa?"

"Liar sekali." Saat berpapasan dengan senyum jahil itu, isi perut Jaehyun terasa diaduk-aduk. "Tapi menyenangkan, dan menurutku lebih menyenangkan lagi jika jadi anak polos ditengah-tengah anak badung."

"Kenapa?"

"Karena aku dapat banyak pengalaman baru. Aku jadi pengamat sementara teman-temanku membuat kekacauan." Kali ini suara gelak Sicheng mengudara, berbaur dengan cuitan burung. "Nah, Jaehyun, bagaimana denganmu?"

"Bagaimana denganku apa?"

"Bagaimana dengan musim panasmu disini?"

Jaehyun menerka, memandang langit. "Tidak menarik. Hanya baca buku, berkebun, main video games, bertengkar dengan Jaehee, tidur, dan sudah. Membosankan ya?"

"Bagian bertengkarnya sih sepertinya seru."

"Kau belum tahu, dia bisa melempar kursi kayu kalau sedang marah besar."

"Eh, astaga?" Sicheng lantas tertawa. Suaranya berbunyi hik-hik-hik seperti pintu yang tersendat. Sebersit perasaan hangat mengalir di tubuh Jaehyun. Rasanya menyenangkan.

"Kukira kau bakalan jadi ilmuwan seharian."

Jaehyun memasang wajah galak, tapi sepertinya gagal karena pemuda didepannya makin meledak-ledak. "Oke, oke, maaf."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sincerely, Jaehyun || JaewinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang