His Confession

255 29 0
                                    

Esoknya Leona dan Vil menghadap dua guru mereka, Divus dan Mozus.
"Leona bolos itu sudah biasa tapi kalo Vil bolos itu sepertinya tidak biasa. Apa terjadi sesuatu dengan kalian kemarin?"tanya guru glamor ke mereka berdua.
"Tidak ada. Hanya saja, kemarin saya ketiduran dan begitu bangun ternyata sudah sore."jawab Vil dengan malu.
"Hmm...Vil bekerja cukup keras di Fairy Gala jadi bisa dimaklumi karena kecapekan. Tapi, bagaimana denganmu, Leona?"tanya Divus ke Leona yang dari tadi terlihat santai.

"Alasan yang sama, saya rasa."jawab Leona dengan enteng dan membuat Vil menepuk wajahnya sendiri.
Kedua pengajar itu pun bertatapan lalu saling mengangguk,
"Karena kalian berdua sudah berani menghadap ke kami, berarti kami anggap kalian menerima hukuman yang akan diberikan."ucap Mozus. Leona dan Vil pun menelan ludah mereka sendiri.

"Kalian berdua akan membantu menyelesaikan laporan tentang Fairy Gala lusa kemarin. Kalian boleh mengerjakannya dimana kalian mau asal kalian sudah harus menyerahkannya sebelum jam 6. Tapi, jika kalian telat mengumpulkannya maka tongkat sihir kalian akan kami sita." Divus mengatakannya dengan wajah yang menakutkan. Leona dan Vil yang melihatnya langsung merinding.

"Sampai disini paham? Jika dikerjakan berdua pasti cepat selesai."ucap Divus dengan senyuman seram.
"Paham."jawab mereka berdua lalu mereka keluar dari ruang guru sambil membawa laporan yang akan dikerjakan.

"Hei, Leona. Gimana kalau kita mengerjakan ini di rumah kaca karena menurutku lebih tenang disana dibanding di perpustakaan?!" usul Vil.
"Bukan ide yang buruk. Ternyata kau cerdik juga, Vil."goda Leona sambil tertawa.
"Tidak sopan! Setidaknya nilai-nilaiku sama unggulnya denganmu, Leona!"

Mereka pun berjalan ke tempat rahasia dimana siapapun tidak akan mengetahui keberadaan mereka tetapi mereka tidak sadar kalau mereka diikuti oleh seseorang.

Begitu di rumah kaca, mereka langsung mengerjakannya di tempat duduk yang ada di sekitar, Vil mengerjakan bagiannya sangat serius karena tidak ingin buang-buang waktu, sedangkan Leona, walaupun dia banyak berhenti karena tidak ingin tangannya kesakitan tapi Leona mengerjakan bagiannya cukup lancar, karena suasanya terlalu hening, Leona pun mulai mengajak Vil berbicara.

"Hei, Vil. Kemarin saat kau mengigau, kau berkata kalau kau tidak membunuh ibu. Apa terjadi sesuatu pada keluargamu?"tanya Leona dan Vil yang mendengarnya langsung menghentikan kegiatan menulisnya.
"A-aku berkata begitu?!" Daripada menjawab, Vil bertanya balik dan Leona bisa lihat tangan Vil yang gemetaran.

"Kurasa lupakan saja. Tidak apa jika kau tidak mau menceritakannya."
"Tidak. Aku akan menceritakannya."ucap Vil. Lalu dia pun mengambil napasnya. "Sepuluh tahun lalu seminggu setelah kunjungan keluargamu, ibuku mengetes kembali anak-anaknya tentang racun buatan mereka. Aku berusaha sekuat mungkin agar ibu bangga padaku jadi aku membuat apel beracun yang sama dipakai leluhurku dulu. Aku bahkan sudah menyiapkan penawarnya. Begitu ibu memakan apel itu, ibu langsung tertidur karena efeknya adalah tertidur selamanya. Aku senang karena racunnya bekerja tapi begitu aku ingin memberi penawarnya, ternyata penawarku sudah tidak ada di tas perlengkapanku. Aku terus mencari dimana obat itu berada bahkan sampai di kamarku padahal aku yakin aku sudah menyimpannya di tasku.

Aku begitu panik karena jika ibu tidak diselamatkan dengan cepat maka ibu akan mati. Aku bahkan memohon pertolongan pada kakak-kakakku tapi mereka tetap terlihat tenang dan mengabaikanku. Disitulah aku sadar bahwa ada yang tidak beres. Mereka akhirnya mengakui kalau merekalah yang mengambil obat penawar milikku lalu mereka menghancurkannya.

Parahnya, mereka menuduhku kalau aku yang membunuh ibu. Jika keluarga lain tahu maka aku pasti akan dapat masalah. Di malam itulah aku melarikan diri dari rumah hingga sampai sekarang aku tidak akan pernah kembali lagi."

Leona masih memerhatikan Vil yang lagi mengatur napasnya, "Terus kenapa kau berbohong kalau kau adalah beta? Kau tahu kalau hanya akulah yang satu-satunya di sekolah ini yang mengetahui kalau kau itu sebenarnya omega."
"Aku tidak ingin ada tahu kalau salah anggota keluarga Schoenheit yang berstatus omega telah membunuh kepala keluarga agar dia bisa menjadi kepala keluarga berikutnya."

Fated Mates {Leona x Vil Fanfiction Omegaverse AU Twisted Wonderland}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang