first

4.5K 241 2
                                    

"sayang bangun, udah pagi lho. Gak mau ikut jemput bang gara nih? "

Rita Anggraeni, Ibu negara keluarga Mahardika cukup lelah dengan putra bungsunya itu. Pasalnya, sudah lama ia membangunkan putranya malah semakin bergelung manja didalam selimut tebalnya.

Oke. Rita punya ide.

"yaudah. Nanti bang Gara bunda suruh buang oleh olehnya buat kamu. Biar aja. Nanti bunda bilangin juga kalo adeknya udah gak sayang lagi"

Rega yang mendengar itu langusng mendudukkan tubuhnya. Matanya yang sedikit terbuka memandang sang Bunda sinis dengan bibir mengerucut.

"bunda ih. Adek ikut kok"

Rega kesal dengan bundanya. Masa karena tidur oleh olehnya dibuang? Jangan sampai oleh oleh dari abangnya itu dibuang. Jangan sampai.

"makanya, bangun. Habis ini sarapan"

Rega menurut. Iapun beranjak menuju kamar mandi.

***

"pagi ayah, bunda, bang Ragil"

"pagi juga adek"

Rega berlari menuju meja makan. Perutnya sudah keroncongan minta diisi.

"adek mau makan pake apa? Roti apa nasi? "

"kasih bubur aja bund" sahut Ragil.

Rega menatapnya tajam. Namun tayapan tajam itu terluhat sangat imut bagi orang lain. Rega itu sangat anti dengan bubur. Apa lagi bubur rumah sakit. Lebih baik ia berpuasa ketimbang harus makan bubur lembek tak berasa itu.

"apaan sih bang. Adek mau makan roti aja. Pake selai coklat sama parutan keju bunda "

Rita segera menyiapkan pesanan putra bungsunya, setelah itu ia turut makan bersama yang lain.

***

Dalam perjalanan, Rega terlihat ogah ogahan duduk ditengah bersama Ragil. Bukannya apa, tapi Rega masih ngambek perkara tadi siang gess.

"dek" panggil Ragil pada adiknya yang menghadap jendela mobil.

Rega bergeming. Ia tak ingin menyahuti abangnya yang satu itu. Biarlah. Rega masih kesal

"adek"

Ragil mulai menusuk nusuk pipi Rega dengan jari telunjuknya.

"ihhh, apaan sih" kesal Regal. Ia menepis tangan Ragil dan kembali menghadap jendela. Ragil malah tertawa, sedangkan Rega yang ditertawakan sudah hampir menangis. Manik kembarnya hampir pecah.

"huwaaa, bunda abang nakall"

Ragil kelimpungan sendiri, ia menatap orang tuanya memelas meminta pertolongan untuk menenangkan adik kecilnya. Tapi keduanya malah tersenyum mengejek.

Siapa suruh bikin si bayi gedhe nangis. Tanggung sendiri akibatnya.

"adek, udah ya.. Nanti abang beliin coklat banyak banyak deh" bujuk Ragil seraya memeluk Rega yang sudah sesenggukan.

"gak mau, abang ngeselinn. Ayah, sita aja PS sama Eigernya banga Ragil" Ragil membelalak kagit. Ia memelas pada sang adik agar menarik ucapannya. perlu kalian tau, Eiger itu mobil sport kesayangan Ragil yang ia dapatkan secara susah payah dari sang ayah. Dengan berusaha menuruti syarat ini dan itu.

"potong uang jajannya yah, sekalian. "
Lengkap sudah penderitaan Ragil. Ia hanya bisa pasrah. Salah dia sendirikan? Sudah mengganggu adiknya saat badmood.

Nasib... Nasib..

Regal |HIATUS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang