Prolog

28 0 0
                                    

• • •

Aletta melangkahkan kakinya memasuki ruangan kelasnya yang kini sudah terlihat ramai, mungkin karena lima menit lagi bel masuk akan berbunyi jadi kelas sudah mulai ramai oleh beberapa murid kelas 12 IPA 1.

Kini Aletta sudah mendudukkan dirinya di bangkunya yang terletak kedua dari belakang. Aletta tidak terlalu suka duduk di barisan paling depan, Ia juga tidak terlalu suka duduk di barisan paling belakang. Maka dari itu Aletta lebih memilih duduk di barisan kedua dari depan ataupun dari belakang, istilahnya tengah-tengah.

"Aletta, akhirnya dateng juga lo!" seru Rahma sambil berlari menuju Aletta yang di ikuti oleh Ajeng dan Saskia di belakangnya.

Aletta yang kini masih dalam mode badmoodnya hanya bergumam menanggapi kehebohan ketiga sahabatnya.

"Wajah lo ceria amat Ta, ada apa nih?" tanya Rahma yang menyindir raut wajah Aletta.

"Gue yakin gara-gara telat bangun nih," tambah Ajeng yang di akhiri dengan kekehannya.

"Kenapa, Ta? Gara-gara habis nonton apa lagi, jadi asem gini mukanya," ucap Saskia.

"Asem? Jeruk kali ah!" seru Rahma menimpali ucapan Saskia yang kembali mengundang gelak tawa mereka.

"Ck, berisik ah lo pada!" Kesal sudah Aletta, Ia memilih untuk menenggelamkan kepalanya di lipatan kedua tangannya daripada harus meladeni ocehan ketiga sahabatnya ini.

"Eh, bentar-bentar. Kalian denger nggak katanya kelas kita bakal ada anak baru?" tanya Ajeng pada ketiga sahabatnya.

"Iya, Kia denger kok. Katanya sih cowok," timpal Saskia.

"Masa sih? Kok gue baru tau?" tanya Rahma sambil membuka ponselnya, membaca pesan-pesan grup angkatannya.

"Eh iya, ganteng nih!" seru Rahma saat melihat sebuah photo yang di kirim oleh seseorang lewat grup angkatannya.

"Mana? Mana?"

Sedangkan Aletta hanya diam, bodo amat dengan anak baru. Aletta tidak begitu tertarik dengan anak baru itu. Mau ganteng, mau jelek Aletta tidak peduli. Yang Ia butuhkan sekarang adalah hanya diam dan diam.

Kringg kringg.

Setelah mendengar bel masuk berbunyi Rahma dan Ajeng pun segera beranjak menuju bangku mereka masing-masing. Sedangkan Saskia tetap duduk di samping Aletta, karena memang itu adalah tempat duduknya.

Tidak lama setelah bel masuk berbunyi seorang guru pun masuk ke dalam kelas 12 IPA 1 dengan seorang laki-laki yang mengikuti di belakangnya.

"Ta, bangun. Udah ada guru," ucap Saskia sambil menggoyangkan lengan kanan Aletta pelan.

Perlahan Aletta mengangkat wajahnya dengan malas, lalu kembali mengangkat tangan kirinya sebagai penyanggah wajah. Rasanya hari ini Aletta sama sekali tidak ada niat untuk sekolah.

"Selamat pagi anak-anak. Seperti yang kalian liat sekarang, kelas kalian kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri kamu," ucap bu Adis mempersilahkan lelaki itu untuk memperkenalkan dirinya.

"Gue Gavin Bagaskara, pindahan dari Bandung. Salam kenal."

Mendengar suara berat lelaki itu entah kenapa membuat perhatian Aletta teralihkan.

"Baik, ada yang ingin bertanya?"

"Nomornya berapa?"

"Bagi ID Linenya dong, Gav!"

"Udah punya pacar belum?"

"Gavin nanti pulang sekolah bareng ya!"

"Gavin rumahnya dimana?"

Bu Adis yang mendengar itu pun hanya geleng-geleng, "Sudah-sudah, kalian ini ya pada modus aja."

"Gavin, silahkan duduk di bangku kosong yang ada di belakang itu," ucap bu Adis yang di angguki oleh Gavin.

Pandangan Aletta tidak pernah lepas dari sosok Gavin, entahlah Ia rasa dirinya sedang terhipnotis oleh pesona lelaki itu.

Tubuh tinggi, rambut hitam sedikit berantakan, dan juga suara berat lelaki itu seakan mengalihkan seluruh perhatian Aletta pada Gavin.

Dan semuanya berawal dari sini. Manisnya jatuh cinta dan pahitnya sakit hati mulai Aletta rasakan semenjak Ia bertemu dengan Gavin.

Tbc.

Hai! Selamat datang di cerita pertamaku! Semoga suka ya!

Don't forget to vote and comment!

Dari Aletta Untuk Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang