DAUG | 3

9 1 0
                                    

• • •

Seperti yang kalian ketahui, Aletta dan Gavin benar-benar telambat datang ke sekolah. Mereka datang tepat saat jam menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit.

Setelah selesai melaksanakan hukuman keliling lapangan lima putaran, Aletta dan Gavin memilih duduk di pinggir lapangan mengatur nafas mereka yang tidak beraturan.

Seorang guru datang menghampiri mereka, "Sekarang kalian masuk ke kelas. Dan kamu," Guru itu beralih menatap Gavin. "kamu anak baru kan?"

Gavin mengangguk membetulkan ucapan guru itu.

"Baru sehari masuk tapi sudah melanggar peraturan, jangan di ulangi lagi! Sudah sana masuk!" perintah guru itu yang di angguki oleh Aletta dan Gavin.

"Permisi bu," pamit keduanya.

Kini Aletta dan Gavin sedang berjalan di tengah koridor sekolah yang sepi, mungkin karena sudah memasuki jam pembelajaran.

"Ke koperasi dulu, Al. Gue beliin rok sama kaos kaki dulu buat lo," ucap Gavin sambil menoleh menatap Aletta.

Aletta pun ikut menoleh, "Nggak usah, Gav. Gue bisa beli sendiri kok."

Gavin menggelengkan kepalanya lalu menarik lengan Aletta menuju ruang koperasi yang terletak dekat dengan kantin sekolah.

"E-eh, Gav nggak usah!" ucap Aletta saat dirinya di tarik oleh Gavin.

"Gue nggak nerima penolakan," ucap Gavin yang membuat Aletta pasrah.

• • •

Aletta dan Gavin keluar dari ruang koperasi dengan satu tangan Aletta yang membawa sekantung plastik berisi rok SMA dan kaos kaki putih yang baru saja mereka beli di koperasi tadi, tentunya Gavin yang bayar.

"Ganti sekarang aja, nggak enak kalo di ganti nanti pas istirahat," ucap Gavin sambil melihat keadaan rok abu-abu dan kaos kaki putih milik Aletta yang sudah berubah menjadi warna cokelat.

Aletta mengangguk, "Iya udah, gue ke toilet dulu."

"Gue temenin," ucap Gavin yang membuat Aletta menoleh padanya.

"Eh?"

Gavin terkekeh pelan, "Maksudnya gue temenin sampe depan toilet. Iya kali gue ikut masuk, nanti di kira gue apa-apain lo lagi," ucap Gavin membetulkan ucapan sebelumnya.

Aletta yang mendengar itupun ikut terkekeh, "Kali aja, gue kan nggak tahu niat lo temenin gue ke toilet gimana," gurau Aletta sambil berjalan menuju toilet.

Gavin mengikuti kemana Aletta berjalan, "Jadi maksud lo, gue mau apa-apain lo gitu?" tanya Gavin yang dibalas Aletta dengan mengedikkan bahunya.

"Niat orang mana ada yang tau, iya kan?"

Gavin kembali menatap Aletta serius. Sedangkan Aletta yang di tatap seperti itupun jadi tertawa, dasar Gavin mau saja di bohongi Aletta.

"Gue bercanda, Gav. Jangan liatin gue kayak gitu elah, nanti suka loh."

Aletta semakin mengeluarkan gelak tawanya saat melihat Gavin yang mendelik.

"Udah ah capek ketawa terus. Lo tunggu luar, jangan ngintip apa lagi ikut masuk!" perintah Aletta setelah berada di depan pintu toilet perempuan.

Gavin yang mendengar itupun hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Ada ya jenis perempuan seperti Aletta, suka sekali bercanda. Dan Gavin pikir Aletta itu juga sangat tinggi tingkat kepedeannya.

• • •

Kini Aletta bersama dengan ketiga sahabatnya sedang berada kelas. Hari ini ke-empat perempuan itu benar-benar sangat malas untuk pergi ke kantin dan akhirnya mereka memutuskan untuk berdiam diri di dalam kelas.

Dari Aletta Untuk Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang