part1 hujan

65 14 1
                                    

Hujan merupakan fenomena alam yang diberikan Tuhan sebagai karunia. Adanya hujan membuat setiap mahluk hidup tak kekurangan air. Karena itulah hujan merupakan salah satu sumber kehidupan yang patut disyukuri.Namun bagi sebagian orang, hujan juga dimaknai sebagai bentuk dari perasaan. Setiap tetes hujan dikatakan mampu membawa kenangan. Dengan rangkaian kalimat yang indah, hujan pun berubah menjadi salah satu ungkapan untuk menunjukkan sisi romantis, mengungkapkan rasa rindu, hingga dijadikan nasehat bijak.

Hujan punya alasan kenapa ia jatuh, tapi aku tidak punya alasan mengapa hatiku jatuh kepada kamu
☜☆☞

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

“Allahumma shayyiban nafi’an. (Ya Allah, curahkanlah air hujan yang bermanfaat)." (HR Bukhari dari Aisyah RA).

Sepertinya, hari ini hujan tidak memihak Rara alista. Tapi, semangat alista untuk sampai kekampus tidak pudar. Jilbab dan cadar yang iya kenakan telah basa oleh hujan yang menerpah wajahnya.

"Hamasah"

Alista turun dari angkot setelah membayar. tak lupa mengucapkan kata terima kasih  kepada supir angkot yang telah mengantarnya pagi hari ini.

Alista berlari kecil menuju fakultasnya. Tak lupa Tas yang sedari tadi iya bawah telah di jadikan pelindung untuk kepalanya. Alista bersyukur bahwa tas yang iya bawah adalah tas anti air.

Perjuangan Alista tidak sampai disana, iya harus berjuang sekali lagi menaiki anak tangga untuk mencapai lantai tiga dimana kelasnya berada.

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا تَجَّرَعَ عَبْدٌ جُرْعَةً أَفْضَلُ عِنْدَ اللهِ مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ تَعَالَى}.

Nabi saw. bersabda, “Tidak ada seorang hamba yang meneguk satu tegukan (menerima musibah) yang lebih utama di sisi Allah dari pada satu tegukan yang berat yang ditahan untuk mencari ridha Allah ta’ala.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad dan imam At-Thabarani dari sahabat Ibnu ‘Umar r.a.

"In syaa allah rara masih kuat"  rara alista menyemangati dirinya sendiri.

"Assalamu'alaikum" Alista memasuki kelasnya yang baru dihuni oleh beberapa orang termasuk keysa.

"Wa'alaikum salam, astagfirullah Ra" keysia menghampiri sahabatnya tersebut.

"Itu jilbab sama cadar kamu basa semua" keysia memperhatikan Alista dengan inteks. Sedangkan Alista tidak bergeming.

"Sudah takdir"

Keysia melongo dengan ucapan Alista, "Ra, kamu tidak bawah cadar atau jilbab cadangan. Senggannya cadar kamu di ganti lah" Alista menggeleng pelan.

"Kenapa engga bawah" Alista tersenyum melihat sahabatnya yang perhatian dengannya.

"Rara engga tahu kalau hari ini hujan" keysia tersenyum gentir melihat sahabatnya yang satu ini.

"Setelah jam pelajaran selesai kamu harus ikut aku cariin kamu cadar sama jilbab" Alista menggeleng cepat. Dia tidak mau merepotkan orang lain.

"Pliss, kamu harus ikut aku" Alista tetap dengan pendiriannya.

"Nanti kamu sakit" Alista menggenggam tangan keysia. "In syaa allah, rara engga kenapa-napa"

Tiba-tiba...

Seseorang menyimpan sebuah bungkusan dimeja Alista, Alista hanya diam tidak berani menatap seseorang yang berani menyimpan bungkusan itu.

"Devano, itu apa? " berbeda dengan keysa yang berani menatap lawan jenisnya.

Takdir BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang