part6 lelah

10 3 0
                                    

Perjuanganmu masih jauh untuk diakhiri dan masih banyak yang harus kau hadapi. Kau hanya perlu bersabar ketika musibah menerpamu.
Dan bersyukurlah dari apa yang terjadi. Dunia itu ujian. Ujian itu pujian. Karena lelahmu didunia akan terbayarkan dengan manisnya kehidupan akhirat.

~♥~

Alista berjalan diarea parkiran kampus untuk mencari angkutan umum. Tiba-tiba kepingan memori beberapa waktu yang lalu berputar.

"kenapa pak ilham harus menyukaiku dengan cara yang salah"

"perempuan adalah sebesar-besarnya fitnah bagi laki-laki"

Hal ini pun sudah diingatkan Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita. (HR. Muttafaq ‘alaihi)

Sungguh, fitnah perempuan termasuk cobaan terbesar yang berbahaya bagi kaum laki-laki. Karena perempuan, seorang suami bisa melakukan korupsi, karena perempuan seorang suami bisa terpisah dari istri dan anaknya, karena perempuan pula dua orang laki-laki berkelahi hingga tertumpah darahnya, dan karena perempuan si cerdas dapat hilang dengan sekejap kecerdasannya kemudian berubah menjadi layaknya seorang robot yang siap dan bisa dengan mudah diperintah oleh tuannya yang bernama perempuan.

"Alista"

"Alista"

"woy" tiba-tiba alista terjatuh karena terkejut.

"Astagfirullah"

Ikhsan menggaruk tekuknya yang tidak gatal sama sekali. "maaf ra, engga sengajah"

Ikhsan ingin sekali membantu alista berdiri, tapi dia tahu alista tidak ingin disentuh oleh bukan mahramnya. Walau hanya bersalaman sekalipun.

"Maaf ra" alista bangkit dan membersihkan gamisnya yang terkena dengan tanah.

"Laa ba'sa"

"Oiya, afwan ikhsan ana bisa minta tolong"

"Tolong apa" alista membuka tas yang dia bawah, dan mengeluarkan paper bag.

Alista menyerahkan paper bag tersebut kepada ikhsan.

"Ana, minta tolong kasih ini ke devano" ikhsan mengambil paper bag tersebut dan langsung membukanya tanpa izin dari alista.

"Baju"

"Iya"

"saya minta tolong ya, kasih paper bag itu ke devano" ikhsan mengangguk.

"Oiya, kenapa kamu tidak kasih keorangnya langsung"

"Kamu yang sering bersama dia, jadi lebih baik saya kasih kekamu"

"Oiya, saya permisih duluh. Sudah ada angkot, assalamualaikum"

"Walaikum salam" alista pun naik keangkutan umum dan pergi.

Ikhsan pun sebenarnya menyukai sosok alista, menurut ikhsan alista adalah sosok perempuan yang mampu menjaga dirinya dari laki-laki yang bukan mahramnya. Bisa kita lihat perempuan diluar sana, dengan bebasnya memamerkan aurat mereka kelawan jenis, dan mereka tidak mampu menjaga diri mereka apa lagi mereka tidak memiliki rasa malu sedikit yang telah mereka berbuat.

Anas Bin Malik rhadiyallahu'anhu meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang berkata : "Tidak ada sifat keji yang melekat pada sesuatu kecuali ia akan memperburuknya. Tidak ada rasa malu yang melekat pada sesuatu kecuali ia akan menghiasinya".

Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lain pun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)

Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.

Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini. Di zaman ini justru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional bahkan rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya.

Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.

Ikhsan pun pergi mencari devano, dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga harus mencari sosoknya.

"Dev"

"Hemm.. " devano yang sedang menikmati semangkuk baksonya tidak ingin diganggu oleh siapa pun.

"Laahh.. Dasar devano" ikhsan meletakan paper bag di atas meja.

"Ini dari rara" devano pun segera mengambilnya.

"Ini beneran dari rara" ikhsan pun mengangguk.

"Kenapa kamu yang bawah, raranya mana?" devano melihat sekeliling kanting tapi tidak menemukan tanda tanda adanya alista yang ada beberapa perempuan menetapnya.

"Engga perlu dicari, raranya udah pulang" devano mengeluarkan isi paper bag tersebut dan melihat baju muslim yang tampak baru. Devano seketika tersenyum.

"Iya deh, yang senyum-senyum sendiri" ikhsan mengambil mangkuk bakso devano dan memakannya sampai tak tersisa.

"Bu, baksonya 2 mangkuk lagi" devano menatap ikhsan.

"Sekali-kali lo teraktir gue" devano hanya mengacuhkannya.

"Berhubung gue baik, jadi gue yang traktir" ikhsan pun bersorak bahagia.

"Terimah kasih"

Di sisi lain alista telah berada dirumahnya. Alista berbohong kepada ikhsan kalau dia masih ada kesibukan, sehingga dia bisa menghindar dari yang bukan mahramnya.

"Afwan ikhsan ana harus berbohong" batin

Alisa telah selesai membersihkan dirinya, tak lupa air wudhu yang masih membasahi wajahnya, dan alisa pun segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.

Setelah selesai menunaikan kewajibannya alisa duduk dipinggiran kasur sambil berzikir
Sesekali alisa tersenyum. Alisa tersenyum karena dia sangat bersyukur masih diberikan kesempatan untuk selalu mengingat sang penciptanya, yang menghidupkan dan mematikan. Memberikan rezeky dari arah mana saja atas kehendaknya.

Alisa membaringkan dirinya diatas kasur sambil memainkan benda canggi yang dimana membuat manusia banyak melalaikan kewajibannya.

Alisa membuka whatsapp dan melihat beberapa pesan masuk termasuk dari sahabatnya keysa.

Sebelum alisa menutup aplikasi tersebut alisa melihat pesan dari devano dan membalas dengan singkat

Devano
Makasih untuk hadiahnya:)

Rara alistaI

Iya, sama-sama

Alista menutup aplikasi tersebut dan meletakannya dimeja belajarnya.

Alisa pun lebih memilih membaca al-Qur'an dan sesekali mengulang hafalannya.

Bersambung


Ig:Mutiara_tiara267

Takdir BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang